Sabtu, 24 Mei 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Geger DeepSeek R1

Guncangan DeepSeek R1 ini cuma awal dari sebuah transisi lebih besar, yang berpotensi mengguncang dominasi teknologi AS.

Oleh Jalal
31 Januari 2025
di Kolom
A A

Pasar modal global sedang berada dalam situasi menegangkan. Guncangan yang membuat dalam satu hari pasar modal Nasdaq kehilangan US$1 triliun dalam satu hari perdagangan itu disebabkan oleh kemunculan DeepSeek R1, mesin Kecerdasan Buatan (AI) canggih buatan Tiongkok yang, konon, latihannya hanya membutuhkan US$5,6 juta saja. Saya meyakini ini hanya titik awal dari rangkaian perubahan yang lebih besar. Jadi, meskipun dampak dari DeepSeek R1 sekarang sudah sedemikian dahsyatnya, baik dalam pengaruhnya terhadap sektor teknologi dan pasar modal, kita sebetulnya baru menyaksikan bagian pertama dari perubahan besar yang akan meredefinisi struktur pasar global.

Melalui tulisan ini saya hendak menguraikan sejumlah alasan mengapa guncangan ini hanyalah awal dari sebuah transisi yang lebih besar, yang berpotensi mengguncang dominasi teknologi Amerika Serikat (AS) dan merombak pasar modal global dalam waktu dekat, lebih dekat daripada yang dibayangkan oleh kebanyakan orang.

Pertama, DeepSeek R1 bukanlah sekadar produk AI biasa. Mesin ini, yang telah memukau para pengamat teknologi di seluruh dunia—saya menonton belasan pakar mengulasnya di berbagai kanal teknologi di YouTube—memiliki kapabilitas yang jauh melampaui sistem-sistem kecerdasan buatan sebelumnya. Teknologi ini mampu menganalisa data dalam jumlah yang sangat besar dengan kecepatan luar biasa, dan mengeluarkan prediksi yang sangat akurat dalam berbagai sektor. Dari pasar saham hingga analisis geopolitik, kemampuan DeepSeek untuk memproses informasi secara mendalam memberi keunggulan kompetitif yang belum pernah ada sebelumnya.

Namun, pencapaian DeepSeek R1 ini hanya langkah pertama. Perusahaan-perusahaan Tiongkok, yang terus menginvestasikan sumber daya besar dalam pengembangan kecerdasan buatan, kini berada di ambang pengembangan varian-varian DeepSeek yang lebih canggih dan lebih terjangkau. Dalam beberapa tahun ke depan, kita akan melihat kemunculan mesin-mesin AI yang tidak hanya lebih kuat tetapi juga lebih murah dan lebih mudah diakses oleh perusahaan-perusahaan kecil, individu, dan negara-negara berkembang. Perkembangan ini akan memicu gelombang adopsi teknologi AI yang cepat, yang pada gilirannya akan mengguncang pasar-pasar tradisional yang telah ada selama ini dan didominasi oleh raksasa-raksasa teknologi dari Amerika Serikat.

Salah satu kekuatan utama dari DeepSeek dan mesin AI serupa adalah kemampuannya untuk belajar dan berkembang. DeepSeek dapat memanfaatkan algoritma pembelajaran mesin yang terus meningkatkan akurasi analisisnya dengan belajar dari setiap interaksi. Hal ini berarti bahwa, dari waktu ke waktu, DeepSeek R1 akan semakin pintar dan semakin berdaya saing.

BACA JUGA:

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

Kedua, mesin-mesin AI buatan Tiongkok lainnya akan segera tampil. Tiongkok tidak hanya mengandalkan DeepSeek R1 sebagai perintis di bidang AI. Sejumlah mesin AI lain, baik yang sudah ada maupun yang masih dalam tahap pengembangan, siap untuk meramaikan pasar dalam waktu dekat. Perusahaan-perusahaan teknologi besar di Tiongkok seperti Baidu, Alibaba, dan Tencent, masing-masing sedang mengembangkan AI yang sangat canggih, yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan pasar yang beragam. Seiring berkembangnya ekosistem teknologi Tiongkok, kita dapat mengharapkan munculnya berbagai produk AI yang dirancang untuk sektor-sektor tertentu, seperti logistik, kesehatan, keuangan, dan bahkan kebijakan publik.

Dengan semakin banyaknya produk AI buatan Tiongkok yang muncul di pasar global, perusahaan-perusahaan di seluruh dunia akan memiliki pilihan yang lebih luas dalam memilih teknologi yang paling sesuai dengan kebutuhan mereka. Bagi negara-negara berkembang, mesin-mesin AI ini menjadi alternatif yang lebih terjangkau dibandingkan produk-produk AI dari negara-negara Barat, seperti AS. Perusahaan-perusahaan di negara-negara tersebut akan mulai beralih ke mesin-mesin AI Tiongkok, yang tidak hanya lebih murah tetapi juga dirancang untuk memaksimalkan efektivitas dalam konteks pasar yang berbeda.

Tiongkok memiliki keuntungan strategis dalam hal akses ke data besar. Dengan populasi lebih dari 1,4 miliar orang dan kemajuan pesat dalam infrastruktur digital, data yang dihasilkan oleh masyarakat Tiongkok memberikan keuntungan yang luar biasa bagi pengembangan AI—atau teknologi apa pun. Di samping itu, pemerintah Tiongkok memberikan dukungan sangat besar bagi penelitian dan pengembangan teknologi AI, baik melalui pendanaan langsung maupun kebijakan yang mendukung inovasi. Ini memberi mereka posisi yang sangat kuat dalam menciptakan AI yang bukan hanya kompetitif, tetapi juga sesuai dengan kebutuhan pasar global yang beragam.

Ketiga, sifat terbuka dan murah dari mesin AI Tiongkok. Salah satu alasan utama mengapa mesin AI buatan Tiongkok semakin menarik di pasar global adalah sifatnya yang terbuka dan sangat murah. Mesin-mesin AI ini dirancang untuk menjadi solusi yang dapat diakses oleh siapa saja—baik itu negara berkembang, perusahaan kecil, atau bahkan individu yang ingin mengembangkan aplikasi berbasis AI. Harga produk AI Tiongkok jauh lebih rendah, kalau bukan malah nol sama sekali, dibandingkan dengan harga produk serupa yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan besar asal AS.

Selain harga yang kompetitif, mesin AI Tiongkok cenderung memiliki model sumber terbuka yang memungkinkan pengembang di seluruh dunia untuk mengakses kode sumber dan menyesuaikan teknologi ini sesuai dengan kebutuhan mereka. Dengan demikian, pengembang di berbagai negara dapat memanfaatkan sistem AI yang sangat canggih tanpa harus berinvestasi dalam infrastruktur atau lisensi perangkat lunak yang mahal. Ini mendorong adopsi teknologi yang lebih cepat dan lebih luas, serta membuka peluang baru untuk inovasi di berbagai sektor.

Keterbukaan dan harga yang murah juga membawa dampak besar pada sektor pendidikan dan penelitian. Universitas-universitas dan lembaga riset di negara-negara berkembang yang sebelumnya tidak dapat mengakses teknologi canggih akan kini memiliki kesempatan untuk berkolaborasi dengan teknologi AI terbaik tanpa batasan anggaran yang tinggi. Hal ini berpotensi mengubah lanskap pendidikan global, di mana lebih banyak negara dan individu akan terlibat dalam penelitian dan pengembangan berbasis AI. 

Keempat, demokratisasi AI akan menjadi tantangan terhadap dominasi AS. Kemunculan mesin-mesin AI Tiongkok yang murah dan terbuka dapat mempercepat demokratisasi teknologi AI di seluruh dunia. Teknologi ini memungkinkan lebih banyak negara, perusahaan, dan individu untuk mengakses potensi penuh AI tanpa terhambat oleh biaya tinggi yang tadinya menjadi ciri dari produk AI dari AS. Dengan cara ini, AI yang dulunya terbatas hanya untuk negara-negara maju atau perusahaan besar kini dapat digunakan oleh hampir siapa saja, menciptakan peluang yang lebih luas di pasar global.

Sebagai contoh, negara-negara berkembang yang sebelumnya tertinggal dalam hal pengembangan teknologi kini dapat melompat jauh ke depan berkat teknologi yang lebih murah dan lebih dapat diakses ini. Hal ini tidak hanya akan mempercepat adopsi teknologi AI secara global, tetapi juga menciptakan ekosistem yang lebih beragam dan lebih inovatif dalam sektor teknologi.

Dengan semakin banyaknya negara yang dapat mengakses AI, kita juga akan melihat tantangan baru terhadap dominasi perusahaan-perusahaan teknologi besar asal AS yang sebelumnya memonopoli pasar AI lantaran proteksionisme pemerintah AS. Produk AI Tiongkok yang lebih murah dan lebih terbuka jelas mengancam untuk meruntuhkan hegemoni ini, dengan memberi kesempatan kepada pesaing-pesaing baru untuk tumbuh dan berkembang.

Kelima, chip buatan Tiongkok menantang dominasi chip dari AS. Tak hanya di sektor kecerdasan buatan, Tiongkok juga tengah menantang dominasi AS di industri chip, yang merupakan komponen vital dari hampir semua teknologi canggih, termasuk AI. Huawei, yang dikenal sebagai salah satu pemain utama dalam sektor teknologi, telah mengembangkan serangkaian chip yang mampu mendukung aplikasi-aplikasi berbasis AI dengan kinerja tinggi. Chip-chip ini, yang diproduksi oleh perusahaan-perusahaan seperti HiSilicon (divisi chip dari Huawei), menawarkan kombinasi harga yang lebih terjangkau dan kemampuan pemrosesan yang sangat kuat.

Industri chip global selama ini didominasi oleh perusahaan-perusahaan AS, seperti NVIDIA, Broadcom, dan AMD. Namun, chip-chip buatan Tiongkok yang semakin kuat dan efisien berpotensi menggoyahkan dominasi ini. Jika Tiongkok berhasil memperluas produksi dan distribusi chip AI-nya ke pasar internasional, ini bisa mengancam posisi AS yang selama ini memonopoli pasokan chip dengan performa tinggi. Sebagai dampaknya, kita mungkin akan melihat pergeseran dalam strategi perusahaan-perusahaan teknologi global yang selama ini bergantung pada chip-chip buatan AS.

Terakhir, rentannya pasar modal AS terhadap guncangan psikologis. Pasar modal AS, yang merupakan pasar terbesar dan paling penting di dunia, selalu rentan terhadap guncangan psikologis. Sering kali pergerakan harga saham dipengaruhi oleh sentimen pasar, berita ekonomi, dan persepsi investor yang cenderung dipengaruhi oleh faktor-faktor emosional dan psikologis, daripada oleh analisis rasional jangka panjang. Harga saham tak masuk akal tingginya untuk Truth Social milik Donald Trump adalah salah satu contohnya. Ketidakpastian yang ditimbulkan oleh kemajuan pesat dalam bidang teknologi AI, terutama yang dipimpin oleh Tiongkok yang selalu dianggap tertinggal beberapa tahun di belakang AS, benar-benar dapat memicu gelombang volatilitas besar di pasar modal.

Investor cenderung bereaksi secara berlebihan terhadap berita-berita baru dan tren pasar yang tidak stabil, dan hal ini dapat menyebabkan fluktuasi harga yang tajam. Selain itu, pasar modal AS sering kali didorong oleh pencarian keuntungan jangka pendek. Dalam iklim pasar seperti ini, investor cenderung mencari peluang cepat yang menguntungkan, tanpa mempertimbangkan dampak jangka panjang dari perubahan yang lebih mendalam dalam sektor teknologi dan industri. Jika perusahaan-perusahaan besar di seluruh dunia juga mulai beralih ke mesin AI dari Tiongkok dan/atau mulai mengandalkan chip buatan Tiongkok, ini bisa menimbulkan dampak psikologis yang besar, yang akan memperburuk ketidakstabilan pasar.

Menurut saya, guncangan yang ditimbulkan oleh kemunculan DeepSeek R1 hanyalah langkah pertama dari sebuah rangkaian perubahan yang lebih besar yang akan mengubah wajah pasar modal juga lansekap teknologi AI global. Dengan teknologi AI Tiongkok yang semakin canggih, lebih murah, dan lebih mudah diakses, kita akan menyaksikan pergeseran besar dalam dominasi teknologi yang sebelumnya didominasi oleh AS. Mesin AI buatan Tiongkok akan memfasilitasi demokratisasi teknologi, memberikan peluang lebih besar bagi negara-negara berkembang, dan menantang hegemoninya dalam banyak sektor. Projek Stargazer yang baru saja diumumkan oleh Donald Trump bakal memakan US$500 miliar pasti akan mengalami tantangan besar.

Selain itu, ancaman terhadap dominasi industri chip AS, dan kerentanannya terhadap setiap guncangan psikologis, akan semakin memperburuk ketidakstabilan pasar modal, yang akan semakin menghadapi tantangan dalam menghadapi perubahan besar ini.  Ini jelas adalah waktu yang sangat menarik, tetapi penuh tantangan, di mana hanya mereka yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan teknologi ini yang akan berhasil bertahan. Perubahan besar sudah di depan mata, dan saya yakin dunia ekonomi global akan segera menyaksikan guncangan yang lebih besar lagi.

Topik: DeepSeek R1kecerdasan buatanteknologi Tiongkok
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Bahlol dan Persidangan Iklim di Negeri Andainusa

Selanjutnya

Ketika Bahlol Disesatkan Raja Donal

Jalal

Jalal

Provokator Keberlanjutan, ESG and CSR Strategist, dan penggila buku, film, dan duren. Pengarang buku "Mengurai Benang Kusut Indonesia: Jokowinomics di Bawah Cengkeraman Korporasi" (2020).

TULISAN TERKAIT

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

19 Mei 2025
Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
Ksatria JEDI Bernama Farhan Helmy dan Sepenggal Kisah tentang Pembiayaan Inovatif untuk Disabilitas dan Lansia

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

21 April 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Ketika Bahlol Disesatkan Raja Donal

Ketika Bahlol Disesatkan Raja Donal

Ulasan Pembaca 5

  1. Ping-balik: Karena Detoks Digital Itu Tidaklah Cukup - Jakarta Book Review (JBR)
  2. Ping-balik: Ketika Kejayaan Dikalahkan Teknologi - Jakarta Book Review (JBR)
  3. Ping-balik: Menyingkap Tiga Langkah Strategis Kebangkitan Tiongkok - Jakarta Book Review (JBR)
  4. Ping-balik: Trump, Tarif, dan Tatanan Baru Dunia - Jakarta Book Review (JBR)
  5. Ping-balik: Menuju Perang Dingin 2.0: Di Mana Posisi Indonesia? - Jakarta Book Review (JBR)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

19 Mei 2025
Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025

© 2024 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In