Sabtu, 17 Mei 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Kisah Gua Ajaib dan Gunung Kawi

Tak usah heran dengan fenomena kepercayaan masyarakat di Gua Ajaib, Gunung Mistis, dan lainnya. Yang bikin heran, kok, banyak yang mencemooh kepercayaan-kepercayaan ini.

Oleh Dicky Edwin Hindarto
12 Februari 2025
di Kolom
A A

Ada seorang teman yang mengirimkan video tentang berjubelnya manusia yang ada di pintu masuk Gua Safardi di Tasikmalaya. Mereka bahkan sambil bertasbih dan bersalawat berziarah mengunjungi salah satu situs dan makam penyebar agama Islam.

Menarik sekali karena, konon, gua sepanjang 240 meter ini dipercaya bisa tembus sampai Makkah. Secara turun temurun mereka percaya bahwa gua ini mempunyai fungsi seperti pintu ke mana sajanya Doraemon atau portkey di Harry Potter, yang bisa menteleportasi manusia dan memindahkan materi ke bentuk energi, dan kemudian mengubahnya menjadi materi lagi di tujuan akhir.

Ini adalah semacam teleportasi, yang jauh mendahului cerita modern semacam Stratrek, Harry Potter, Doraemon, Thor, dan banyak lagi. Gua ini adalah semacam lubang cacing dalam teori Eistein yang sanggup memindahkan materi ke tempat yang dituju.

Cerita turun temurun inilah yang kemudian menyebabkan pengunjung selalu bertalbiah saat mengunjungi gua. Mereka, yang sebagian besar belum pernah ke tanah suci Makkah, meluapkan kerinduan dan keinginan ke tanah suci melalui gua ini.

Perkara kebenarannya, wallahu a’lam bisshawab. Belum pernah terbukti benar secara empiris, meskipun juga belum pernah terbukti salah karena belum ada bukti sebaliknya.

BACA JUGA:

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

Sains: Antara Harapan dan Batasan

Cerita rakyat yang beredar di masyarakat kita selalu penuh dengan hal yang ajaib dan kadang mistis. Dan bagi masyarakat yang selalu kemudian mencampuradukkan dengan masalah agama, pengertian dan keyakinan menjadi semakin berbelit.

Cerita yang tak kalah ajaibnya adalah di Gunung Bawakaraeng di Sulawesi Selatan. Cerita turun temurun menyebutkan, kalau anda ingin naik haji dan tidak punya biaya cukup, maka mendaki Gunung Bawakaraeng di Kabupaten Gowa di Sulawesi Selatan yang setinggi 2.840 meter di tanggal 9-10 Zulhijjah, kemudian melakukan thowaf dengan mengelilingi puncaknya, maka anda sudah naik haji.

Tetap saja tapi berhaji di Bawakareng membutuhkan fisik dan stamina yang tak kalah dengan naik haji sesungguhnya. Naik gunung 2.840 mdpl itu bukan sesuatu yang mudah dilakukan oleh orang awam, makanya kemudian sering kita dengar ada peziarah yang meninggal dunia.

Dan bagi kami orang Malang atau lebih dikenal sebagai genaro Ngalam, cerita turun temurun tersebut ada di Gunung Kawi. Gunung indah yang berbentuk serupa seorang putri sedang tidur ini, konon, juga menyimpan banyak cerita mistis, di luar cerita tentang makam Mbah Jugo.

Menurut cerita yang saya dengar dari kakek saya yang asli orang Kepanjen di lereng Gunung Kawi, Nabi Adam, sang manusia pertama, diturunkan oleh Allah Swt bukan di daerah India atau Srilanka, tapi di Gunung Kawi!

Tentu saja klaim bahwa Nabi Adam turun di Gunung Kawi, di Malang sebelah alun-alun, atau bahkan di daerah Blok M, tidak ada yang bisa membuktikan. Nabi Adam As diturunkan di atas Gunung Kawi, itu yang paling penting bagi kakek saya, ayah kakek saya, dan para pendahulu orang Malang di daerah Malang dan Kepanjen.

Karena itu, Gunung Kawi juga memiliki keistimewaan, yaitu bila anda 7 kali mendaki ke puncaknya, maka hitungannya sama dengan 1 kali naik haji!

Gunung dengan tinggi 2.550 mdpl ini relatif lebih mudah didaki, tapi dengan jalur pendakian yang lebih panjang dan landai daripada di Gunung Bawakaraeng. Mendaki 7 kali puncak Gunung Kawi dari arah Kepanjen (bukan dari arah Panderman, Batu, atau yang lain), adalah salah satu opsi yang menarik bagi kakek saya dulu untuk melakukan perjalanan ruhani, dibanding naik kapal 3 bulan ke Tanah Suci Makkah.

Gua Safarwadi, Gunung Bawakaraeng, dan Gunung Kawi, adalah beberapa bukti bahwa masyarakat kita selalu membutuhkan simbolisme dalam melakukan perjalanan spiritual atau agama. Masyarakat yang sama akan dengan sangat mudah dibelokkan perhatiannya apabila ada fenomena batu ajaib semacam batu Ponari, kyai dan habib sakti mandraguna, sampai berbagai macam cerita mistis.

Masyararakat yang sama juga akan dengan mudah mendewakan manusia, semudah kemudian juga melepasnya dengan caci maki. Semuanya butuh simbol, simbol kebaikan maupun simbol kejelekan.

Makanya kemudian para politikus dan pemodal akan dengan mudah membelokkan perhatian masyarakat, meyakinkan, bahkan menghasut, dengan berbagai macam simbol-simbol keagamaan dan simbol mistis untuk mencapai tujuan mereka.

Masyarakat yang percaya adanya gua ajaib pasti adalah masyarakat yang dengan mudah ditipu oleh pagar laut, mobil ajaib, atau malah manusia setengah dewa yang serba sederhana. Intinya adalah hanya di psikologi masyarakat dan strategi komunikasi. Sesederhana itu.

Makanya saya tidak pernah heran dengan adanya fenomena kepercayaan masyarakat untuk Gua Ajaib, Gunung Mistis, sampai laut yang punya kerajaan di bawahnya. Saya justru heran kenapa ada banyak orang yang kemudian mencela dan mencemooh kepercayaan-kepercayaan ini.

Lha, memang kepercayaan-kepercayaan tersebut selalu dijaga biar tidak berubah, kok. Kalau semua cerdas dan pintar, maka akan susah nanti para calon presiden dan DPR menggiring opini masyarakat.

Maka, percayalah dengan segala macam cerita rakyat dan keajaiban lokal!

Jabal Golfie, 10 Februari 2025

Bacaan terkait

“Neraka” di California dan Teori Konspirasi

Perjalanan Haji 2014, Laku Spiritual?

Syajaratul Ma’arif, Wasiat Berharga Sang Ulama Zuhud

Teori Evolusi dalam Pandangan Teologi Imam al-Ghazali

Keajaiban Istigfar dan Selawat Nabi

Pesan Cinta Inspiratif dalam The Boy, the Mole, the Fox, and the Horse

Topik: cerita mistikgua ajaibkepercayaan masyarakat
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Setelah Bulan Madu, Ke Mana Presiden Prabowo Membawa Indonesia?

Selanjutnya

Ketika Kejayaan Dikalahkan Teknologi

Dicky Edwin Hindarto

Dicky Edwin Hindarto

Sultan Jabal Golfie, Ketua Dewan Pembina Yayasan Mitra Hijau

TULISAN TERKAIT

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
Ksatria JEDI Bernama Farhan Helmy dan Sepenggal Kisah tentang Pembiayaan Inovatif untuk Disabilitas dan Lansia

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

21 April 2025
Sains: Antara Harapan dan Batasan

Sains: Antara Harapan dan Batasan

17 April 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Ketika Kejayaan Dikalahkan Teknologi

Ketika Kejayaan Dikalahkan Teknologi

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025
Ksatria JEDI Bernama Farhan Helmy dan Sepenggal Kisah tentang Pembiayaan Inovatif untuk Disabilitas dan Lansia

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

21 April 2025

© 2024 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In