Dalam kehidupan, terkadang kita menghadapi fakta-fakta keras yang tak mungkin dihindari, misalnya bentuk fisik yang kurang menarik. Fisik adalah pemberian Tuhan yang sifatnya given, tak seorang pun dapat memilih lahir secantik apa, sekaya apa, atau dari kalangan apa.
Sering kali sebuah kekurangan membuat orang merasa insecure. Perasaan tidak aman ini terjadi dan terus menghantui karena kekurangan dalam satu hal sering diterjemahkan sebagai kekurangan fatal, sehingga menutup potensi dan kelebihan yang sebenarnya dianugerahkan Tuhan pada semua hambanya.
See, you don’t have to be beautifull. You can be kind saving someones life, and thats still beautifull in some ways. Keindahan fisik itu suatu kelebihan, akan tetapi kamu tidak harus tergantung dengannya. Kalau kamu berpendidikan dan berbudi luhur, itulah kecantikan dengan cara lain, yang justru lebih substansial.
Tuhan menunjukkan kasih sayang-Nya kepada hamba, tidak selalu dengan paras yang indah. Bayangkan misalnya kamu memiliki paras cantik, lalu ada seseorang yang mendekatimu, memujamu, dan memberikan perhatian besar kepadamu. Apakah itu akan membebaskanmu dari insecurity?.
Bila kamu cantik, seksi, dan memiliki daya pikat ragawi, bahkan sex appeal yang tinggi, sebenarnya kamu tak pernah tahu seseorang itu menyukaimu karena apa. Jangan-jangan fisik bagus malah menjadi daya tarik bagi para pemuja tubuh indah akan tetapi miskin moral. Atau jangan-jangan keindahan fisik malah memudahkan pemiliknya berpetualang dengan daya tariknya itu.
Oke, kalaupun seseorang memiliki komitmen kepadamu, tetapi dia mencintai berdasarkan pesona fisik. Bagaimana kalau daya tarik fisik itu tidak ada lagi, misalnya karena sakit atau kecelakaan.
Atau kamu baik-baik saja, tetapi dia bertemu dengan orang lain yang lebih good looking?. Semua itu tak akan pernah terjawab, until it happens, and thats scary.
Kondisi aman justru terjadi ketika kamu biasa-biasa saja secara penampilan, lalu ada yang mendekatimu dengan serius dan ingin menikahimu. Mungkinkah ia tertarik padamu karena kecantikan yang itu tidak kamu miliki? No way. Yang jelas ia melihat kecantikan lain dari dirimu, mungkin personality atau attitude. Keduanya itu sifatnya inner beauty yang lebih mendasar dan abadi.
Buku “Insecurity is My Middle Name” ini menunjukkan cara mengatasi perasaan insecure dengan cara menanamkan kesadaran diri bahwa rasa aman seharusnya tidak didasarkan pada hal-hal fisik dan atau komparasi dengan orang lain. Rasa aman itu akan datang degan sendirinya apabila kita menerima diri apa adanya dan mencoba mengembangkan potensi yang mungkin terpendam.
Dalam buku yang diterbitkan Alvi Ardhi Publishing setebal 260 halaman ini, perasaan insecurity digambarkan tampil secara gradual dalam diri seseorang, sebagaimana dijelaskan bab demi bab. Yang pertama adalah adanya realita fisik yang kurang menarik, lalu orang merasa masa depannya buram, jauh tertinggal dari teman-teman, dan hasil akhirnya membenci diri sendiri. Solusi mengatasi perasaan insecure ada di bab terakhir, yaitu berdamai dengan insecurity,
Alvi Syahrin dengan pintar menebak isi kepala generasi remaja yang kebingungan menemukan jati diri, saat berada dalam kekurangan ragawi. Maka dalam buku ini ia menjawab semua pertanyaan-pertanyaan klasik tentang motivasi membangun kepercayaan diri dalam ketidaksempurnaan dan kekurangan yang ada.
Semua orang pasti pernah mengalami insecurity, dalam level tertentu. Perasaan mencekam ini bisa datang dari arah manapun, seperti kekurangan fisik, merasa kurang cerdas, tidak pintar begaul, minder, dan lain-lain. Dalam kadar sedikit, perasaan itu manusiawi, tetapi selanjutnya akan menjadi persimpangan apakah akan berkurang atau justru membesar. Bila perasaan itu tak sukses ditangani, bisa-bisa menjadi momok yang senantiasa menghantui dirimu, dan lama kelamaan menjadi bagian dari identitas yang tak terpisahkan, seperti middle name.
Solusi terbaik agar kamu bisa berdamai dengan perasaan insecurity itu adalah dengan bersyukur, menerima apa adanya, dan membangkitkan potensi kecantikan lainnya. Caranya tentu saja tak semudah membalik telapak tangan. Buku ini mengajarimu langkah demi langkah hingga kamu berhasil berdamai dengan keadaan dan menggapai rasa aman dalam jiwamu, lalu ucapkan selamat tinggal pada insecurity.
Judul: Insecurity is My Middle Name
Penulis: Alvi Syahrin
Bahasa: Indonesia
Penerbit: Alvi Aldhi Publishing
Genre: Self Help
Tebal: 260 Halaman
Edisi: Cet 9, Mei 2022
ISBN: 9786239700201