Jakarta – Era digital saat ini membuat perangkat teknologi canggih semakin menjamur, tak terkecuali teknologi yang mempermudah dalam membuat tulisan. Ketika hendak mencatat sesuatu, tak sedikit yang memilih menggunakan ponsel atau alat elektronik lainnya. Selain bisa langsung tersimpan di arsip ponsel, menggunakan cara ini juga dinilai lebih praktis.
Namun siapa sangka ternyata hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Menurut pakar analisis tulisan tangan, Deborah dewi, rajin menulis dengan tangan dapat mengasah kemampuan kognitif seseorang.
“Ada perbedaan yang sangat signifikan antara memproses informasi dengan diketik dan ditulis. Tentu semakin sering seseorang menulis, bukan mengetik, maka area kognitif di otaknya semakin terasah,” ungkap satu-satunya ahli grafolog Indonesia yang bernaung di bawah American Association of Handwriting Analyst (AAHA) dan American Handwriting Analyst Foundation (AHAF).
Selain itu, seseorang yang terbiasa menulis dengan tangan, akan memiliki memori otak yang lebih baik. Hal ini dikarenakan ketika mengetik sesuatu, misalanya menggunakan ponsel, bagian tubuh yang terlibat cenderung lebih sedikit dan gerakan yang dilakukan lebih sederhana.
Lain halnya dengan menulis tangan yang lebih kompleks. Bagian tubuh yang bergerak tak hanya tangan, namun hingga ke bagian lengan. Gerakan ini membuat area otak yang terstimulasi lebih banyak.
Kelebihan lain dari menulis tangan, yaitu pikiran tidak lagi terasa penuh. Ketika banyak hal yang kita tuangkan dalam tulisan tangan, maka kejenuhan pikiran akan hilang. Selain itu segala hal yang kita tulis akan mudah diingat.
Membiasakan diri untuk menulis mampu mengasah proses kognitif, dan pada akhirnya pikiran seseorang akan semakin tajam dan mampu berfikir kritis.
“Maka bawa kembali budaya menulis. Bisa mengetik kan bukan berarti mengeliminasi menulis. Bahkan bisa sekadar menulis buku harian atau menulis pokok pikiran penting,” pungkasnya Deborah. (ST/JBR)