Ringkasan Izhatun Nasyi’in – Buku “Hidup Sering Kali Tidak Baik-baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya” karya Musthafa al-Ghalayain menjadi sebuah terang bagi jiwa yang gelap dalam memahami perjalanan hidup. Dalam buku self-improvement Islam ini, al-Ghalayain mengajak pembaca untuk menyelami makna hidup, menemukan keteguhan hati dalam menghadapi masalah, dan juga menemukan arti sejati dari keberanian.
Menyentuh Jiwa yang Tergelincir
Dalam dinamika kehidupan, tak jarang kita merasa terpuruk oleh berbagai masalah yang seakan tak berujung. Kadang-kadang, permasalahan tersebut muncul begitu berat dan tak terkendali. Dalam momen-momen inilah, buku ini menjadi kawan setia bagi mereka yang merasa di titik terendah, berhadapan dengan begitu banyak masalah, dan merasa kehilangan arah.
Al-Ghalayain, seorang ulama dan sastrawan terkenal dari Lebanon, dengan cerdas merangkai kata-kata yang begitu dalam maknanya. Pesan-pesan positif yang ia usung memotivasi pembaca untuk bangkit dari keterpurukan dan menemukan keberanian dalam menghadapi tantangan.
Rekam Jejak Karya Sang Penulis
Musthafa al-Ghalayain, lahir pada tahun 1885 dan wafat pada tahun 1944 di Beirut, Lebanon, adalah seorang sosok yang tak hanya terkenal sebagai ulama, tetapi juga sebagai sastrawan dan pakar bahasa Arab. Keberanian dalam menulis karya-karya bermakna menjadikan namanya begitu terhormat dalam dunia literasi.
Dalam perjalanan hidupnya, al-Ghalayain belajar langsung kepada tokoh pembaharu Islam terkenal, Syekh Muhammad Abduh. Didukung oleh pengetahuannya yang mendalam dan pengalaman yang luas, al-Ghalayain menyuguhkan pemikiran-pemikiran berharga yang tercermin dalam buku-bukunya.
Motivasi Bagi Generasi Muda
Terjemahan dari buku Izhatun Nasyi’in ini menaruh perhatian khusus pada generasi muda. Al-Ghalayain juga menyadari betapa pentingnya memberikan pegangan yang benar bagi para pemuda untuk menghadapi perjalanan hidup yang penuh rintangan.
Begitu banyak godaan dan pengaruh negatif di sekitar mereka yang dapat menyebabkan penyakit sosial. Al-Ghalayain dengan bijak memaparkan nilai-nilai personal skill yang berharga bagi generasi muda. Contohnya, keberanian, kritis dan berpikiran terbuka, serta solidaritas dan kepekaan sosial.
Menggali Kekuatan Dalam Menghadapi Permasalahan
Buku ini mengajarkan bahwa menghadapi masalah adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan. Al-Ghalayain menegaskan bahwa kesabaran adalah kunci menghadapi berbagai permasalahan. Ia mengajak kita untuk tidak menjadikan putus asa sebagai pilihan, melainkan meletakkan harapan yang kuat sebagai penentu keberhasilan.
Efek hardiness, yang menjadikan seseorang lebih tangguh, kuat, stabil, dan optimis dalam menghadapi berbagai masalah, juga menjadi sorotan penting dalam buku ini. Dengan memahami konsep ini, pembaca terbawa untuk membangun keteguhan hati yang dapat menghadirkan solusi atas setiap masalah yang ia hadapi.
Bertualang dalam Perjalanan Masa Muda
Anak muda kerap merasa kebingungan dan kehilangan arah di tengah gemuruh masalah kehidupan. Melalui buku ini, al-Ghalayain memberikan berbagai kiat untuk menghadapi masalah pribadi dan bangsa dengan bijak. Ia memotivasi anak muda muslim untuk menjadi kritis, berpikiran terbuka, dan juga tidak egois dalam menyikapi permasalahan.
Al-Ghalayain juga membawa pembaca untuk menjalani masa muda bahagia berdasarkan intisari ajaran agama. Pesan-pesan luhur tentang kebahagiaan yang terkandung dalam keikhlasan, kejujuran, dan kepedulian terhadap sesama menjadi panduan bagi generasi muda dalam menjalani kehidupan.
Menemukan Jati Diri dalam Nilai-Nilai Agama
Salah satu inti dari terjemahan Izhatun Nasyi’in ini adalah mengajak pembaca untuk berpegang teguh pada ajaran agama. Nilai-nilai agama menjadi dasar yang kuat untuk menjalani hidup dengan penuh arti. Menghormati semua perempuan, peduli terhadap lingkungan, dan cinta pada bangsa dan tanah air adalah bagian dari pesan moral yang disampaikan al-Ghalayain.
Dengan berpegang pada nilai-nilai agama, kita diajak untuk mengatasi godaan, mencari solusi dari berbagai masalah, dan menghindari penindasan. Hal itu sesuai dengan inti nilai personal skill yang diajarkan dalam buku ini.
Inspirasi dalam Perlawanan dan Revolusi
Tak hanya memberikan inspirasi dalam menghadapi masalah hidup, buku ini juga mengandung fakta menarik tentang peran al-Ghalayain dalam sejarah perlawanan. Pada era penjajahan, karyanya pernah diboikot oleh pemerintah kolonial Belanda karena dianggap dapat membangkitkan semangat perjuangan dan perlawanan kaum muda.
Bahkan, buku ini menjadi inspirasi bagi KH. Hasyim Asy’ari dalam mencetuskan perlawanan Resolusi Jihad. Fakta ini menegaskan bahwa buku ini bukan sekadar kumpulan kata-kata bijak, melainkan sebuah panduan berharga bagi perubahan sosial yang lebih baik.
Kesimpulan
Secara umum, buku “Hidup Sering Kali Tidak Baik-baik Saja, Tapi Kita Bisa Menghadapinya” karya Musthafa al-Ghalayain adalah karya luar biasa yang memberikan pencerahan dalam menghadapi tantangan hidup. Dengan sentuhan jurnalisme sastrawi yang khas, al-Ghalayain mengajak pembaca untuk merenung, memahami arti hidup, dan menemukan keberanian dalam menghadapi permasalahan.
Melalui buku ini, al-Ghalayain mengajarkan nilai-nilai personal skill yang sangat berharga bagi generasi muda, sehingga menjadi panduan berharga dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam konteksnya sebagai ulama dan sastrawan terkemuka, al-Ghalayain tak sekadar menghasilkan karya-karya inspiratif, tetapi juga memberikan perubahan nyata dalam sejarah perlawanan.
Buku ini adalah sorotan cemerlang bagi yang merasa terpuruk dalam lika-liku kehidupan. Dalam setiap halaman, ia menawarkan pesan-pesan positif yang mengajak pembaca untuk bangkit, mengatasi masalah dengan keteguhan hati, juga menemukan arti sejati dalam keberanian dan keikhlasan.
Identitas Buku
Judul Buku | Hidup Sering Kali Tidak Baik-baik Saja,
Tapi Kita Bisa Menghadapinya |
Penulis | Syekh Musthafa al-Ghalayain |
---|---|
Dimensi | 14 x 21 cm |
Cetakan | Februari 2022 |
Halaman | 370 |
Cover | Hard Cover |
Penerbit | Turos Pustaka |
ISBN | 978-623-7327-65-3 |