Masa kecil Dr. Yoon Hong Gyun adalah seorang pasifis. Dalam kegiatan sekolah atau aktifitas lainnya, ia selalu memosisikan diri menjadi pengikut. Tak pernah ia mengambil inisiatif atau peran vital dalam kegiatan antar teman sebayanya.
Hal itu dilakukan bukan karena peduli atau alasan mendasar lainnya, tetapi hanya menyerahkan kesempatan kepada orang lain saja. Hal itu memang lebih mudah baginya daripada berinisiatif atau memimpin.
Lagi pula ia cenderung tidak memercayai diri sendiri. Bila dipercaya memegang sebuah peran, ia takut menggagalkannya sehingga memilih di belakang. “Tangan saya tidak terampil, dan saya kurang percaya diri serta tidak gigih,” tulisnya dalam buku How To Respect Myself.
Waktu bergerak cepat dan Yoon Hong Gyun menjadi dokter kejiwaan yang memiliki sebuah klinik cukup populer di Korea Selatan. Berdasarkan apa yang pernah dialaminya, kini ia membuat sebuah buku yang membahas tuntas mengenai fenomena tidak menghargai diri sendiri. “Di masa lalu saya seperti orang yang tidak berguna, tetapi setelah waktu berlalu saya ingin menuangkan secara jujur dan membagi semua proses itu lewat buku,” tandasanya.
How To Respect Myself adalah buku best seller dunia yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Transmedia. Buku setebal 340 halaman ini secara fasih memuat sisik melik menghargai diri dengan cara yang positif. Buku ini bisa sangat mendalam karena berbasis pengalaman pribadi penulisnya. Mungkin karena itulah judulnya bukan How To Respecy Yourself.
Sebelum membahas lebih jauh dalaman buku ini, kita perlu sepakat dulu mengenai terminologi harga diri. Harga diri di sini berbentuk semacam rasa cinta kepada diri sendiri dan menghormatinya sebagai individu yang memiliki kapasitas.
Buku ini tidak bicara harga diri dalam kaitannya dengan pandangan orang lain, seperti minta dihargai atau gila hormat. Memberi harga yang pantas pada diri sendiri di sini diterjemahkan sebagai rangkaian langkah strategis mengangkat nilai diri, mulai melakukan asesmen yang fair terhadap diri sendiri, lalu melakukan penempatan dengan tepat. Outputnya berupa kiprah kontributif pada lingkungan sekitar.
Pada umumnya orang menjadi useless karena kurang respek terhadap dirinya. Sikap ini menimbulkan tidak adanya self esteem dan tidak memiliki positioning yang jelas.
Kadar kemanfaatan seseorang diukur dari seberapa besar masyarakat membutuhkannya. Orang yang sangat dibutuhkan adalah orang yang sulit digantikan. Misalnya jika seorang pegawai sakit, akan mudah digantikan oleh rekannya. Namun seseorang yang menjabat posisi tinggi, misalnya seorang direktur, akan lebih sulit untuk digantikan. Di sinilah harga diri dapat diukur.
Orang yang bermasalah dengan harga diri kemungkinan besar akan mempunyai masalah dengan cinta. Karena minimnya rasa cinta, di dalam hatinya terdapat rasa curiga, marah, kesepian, dan rasa malu yang berlebihan.
Lawan kata dari harga diri adalah rendah diri. Orang yang rendah diri tidak akan bisa memutuskan sesuatu bahkan untuk hidupnya. Dalam hal paling strategis pun ia akan bergantung pada keputusan orang lain. Hal itu bisa terjadi karena mereka lebih percaya orang lain daripada dirinya.
Padahal diri sendiri adalah kita apa adanya. Baik dan buruknya kita yang menanggung konsekuensi, sehingga kita sendirilah yang paling berhak menentukan jalan mana yang akan kita ambil. Cara orang memutuskan sesuatu menimbulkan implikasi besar pada harga dirinya.
Misalnya seseorang yang sedang konseling tentang pernikahannya. Ia mengungkapkan kekecewaan dan ketidaksukaannya terhadap pasangannya, namun di sisi lain mengharapkan pasangannya dapat berubah. Semakin besar kekecewaannya, semakin besar pengharapannya. Maka ia telah menggantungkan kebahagiannnya pada pasangannya sehingg hal ini yang akan menjadi lingkaran setan.
Dr. Yoon Hong Gyun memberikan trik, bagaimana memberikan ruang ekspresi bagi diri dan melepaskan diri dari kungkungan sistem secara hegemonik. Untuk itu Anda harus pisahkan antara domain pribadi dan pekerjaan (kantor). Setelah keluar dari pintu kantor, semua pekerjaan kantor harus dihentikan. Jangan membawa stres pekerjaan ke rumah. Kehidupan setelah pulang kerja adalah nyata dan weekend itu penting.
Terdapat aspek yang merusak nilai diri. Mengecap diri sendiri ataupun dicap orang lain dengan julukan tertentu bisa menurunkan harga diri. Contohnya adalah julukan “anak brokenhome”, “korban kekerasan keluarga”, “gadis gendut”, “anak tidak berguna”, dan lain-lainnya.
Bila Anda ingin lebih menghargai diri Anda secara pantas, terdapat tiga hal penting: (1) Seberapa besar kita merasa bermanfaat bagi orang lain (2) kemampuan kita untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita; dan (3) kemampuan kita untuk merasa aman dan nyaman. Tentang bagaimana mengaplikasikannya, buku ini seolah-olah pelaku yang memberikan panduan di depan Anda.
Judul Buku: How To Respect Myself
Penulis: Yoon Hong Gyun
Penerbit: Transmedia
Cetakan: 9, 2021
Tebal: 340 halaman
ISBN: 978-623-7100-33-1
Diresensi oleh: Jakarta Book Review