Ibu Anda dan Shakespeare Tahu
TEROBOSAN LUAR BIASA!
Ilmuwan telah menemukan pengobatan baru revolusioner yang membuat Anda bisa hidup panjang umur. Pengobatan ini meningkatkan memori Anda dan membuat Anda lebih kreatif. Ini membuat Anda tampak lebih menarik. Menjaga Anda tetap langsing dan mengurangi nafsu makan Anda. Melindungi Anda dari kanker dan demensia. Menghadang masuk angin dan flu. Menurunkan juga risiko serangan jantung dan stroke, belum lagi diabetes. Anda bahkan akan merasa lebih gembira, dan lebih sedikit mengalami depresi dan cemas. Apakah Anda tertarik?
Meski kedengaran terlampau berlebihan, tidak ada satu pun dari iklan fiktif ini yang tidak akurat. Seandainya iklan ini untuk obat baru, banyak orang tidak akan percaya. Mereka yang meyakininya rela membayar mahal meski untuk memperoleh dosis yang paling kecil. Seandainya uji coba klinis mendukung klaim itu, harga saham perusahaan farmasi yang menemukan obat tersebut akan melejit tinggi.
Tentu saja, iklan ini tidak menguraikan semacam ramuan sirup obat ajaib yang baru atau obat ajaib yang dapat menyembuhkan semua penyakit, namun lebih pada manfaat dari tidur semalam penuh yang sudah terbukti keampuhannya. Bukti yang mendukung klaim-klaim di atas telah didokumentasikan pada lebih dari 17.000 laporan ilmiah yang telah dicermati dengan saksama hingga saat ini. Sedangkan untuk biaya resepnya, ini cuma-cuma. Gratis. Namun kita terlampau sering menjauh dari undangan malam untuk menerima obat yang sepenuhnya alamiah ini dalam dosis penuh—dengan konsekuensi yang sangat buruk.
Gagal karena kurangnya edukasi masyarakat, sebagian besar kita tidak menyadari betapa mujarab tidur tersebut sebagaj obat. Tiga bab berikutnya dirancang untuk membantu meluruskan ketidaktahuan kita akibat langkanya pesan kesehatan masyarakat. Kita akhirnya akan tahu bahwa tidur merupakan penyedia layanan kesehatan universal: apa pun penyakit fisik atau mental yang diderita, tidur memiliki resep yang dapat di. tebus. Di akhir bab-bab pada buku ini, saya berharap orang-orang yang paling gemar tidur dalam waktu singkat sekalipun akan goyah, dan memberikan penghormatan baru.
Di awal, saya telah menguraikan tahap-tahap komponen tidur. Di sini, saya mengungkapkan kebajikan dari masing-masing tahapan tersebut. Ironisnya, hampir semua penemuan “baru” tentang tidur di abad kedua puluh satu dengan sangat mengasyikkan dirangkum di tahun 1611 dalam Macbeth, babak dua, adegan dua, di mana Shakespeare secara profetik menyatakan bahwa tidur adalah “the chief nourisher in life’s feast.” Barangkali, ibu Anda juga memberikan nasihat serupa dengan bahasa yang tidak terlalu muluk, yang mengelu-elukan manfaat tidur dalam menyembuhkan luka batin, membantu Anda belajar dan mengingat, menghadiahi Anda dengan solusi untuk masalah-masalah yang sukar, dan mencegah sakit-penyakit serta infeksi. Sains tampaknya hanya sekadar membuktikan, memberikan bukti atas segala keajaiban tidur yang tampaknya telah diketahui ibu Anda maupun Shakespeare.
TIDUR UNTUK OTAK
Tidur bukanlah ketiadaan kesadaran. Ini jauh lebih daripada itu. Telah diuraikan sebelumnya, tidur malam kita merupakan serangkaian tahapan unik yang sangat kompleks, aktif secara metabolik, dan diperintahkan dengan sengaja.
Banyak fungsi otak dipulihkan oleh, dan bergantung pada tidur. Tidak ada satu jenis tidur yang dapat mewujudkan segalanya. Setiap tahapan tidur—tidur ringan NREM, tidur pulas NREM, dan tidur REM—menawarkan manfaat yang berbeda bagi otak di waktu-waktu malam hari yang berbeda pula. Dengan demikian, tidak ada jenis tidur yang lebih esensial daripada yang lainnya. Kehilangan salah satu jenis tidur ini akan mengakibatkan kerusakan otak.
Di antara banyak keuntungan yang dianugerahkan oleh tidur pada otak, keuntungan terkait memori sangat mengesankan, dan secara khusus dipahami dengan baik. Tidur telah membuktikan dirinya lagi dan lagi sebagai alat bantu memori: baik sebelum belajar, untuk mempersiapkan otak Anda saat pertama kali membuat memori baru, dan setelah belajar, menorehkan memori tersebut dan mencegah kita melupakannya.
TIDUR MALAM SEBELUM BELAJAR
Tidur sebelum belajar menyegarkan kemampuan kita untuk mulai membuat memori baru. Tidur melakukan hal ini setiap malam. Selagi kita terjaga, otak terus-menerus memperoleh dan menyerap informasi baru (dengan sengaja ataupun sebaliknya). Peluang-peluang memori yang lewat kemudian ditangkap oleh bagian-bagian tertentu di otak. Untuk informasi berbasis fakta—atau apa yang kita umumnya anggap sebagai pembelajaran berbasis teks (textbook-type learning), seperti mengingat nama seseorang, nomor telepon baru, atau di mana Anda tadi memarkir mobil—area otak yang disebut hipokampus membantu menahan pengalaman-pengalaman yang berlalu ini dan mengikat detailnya menjadi satu. Berbentuk struktur memanjang menyerupai sebuah jari tersemat di bagian dalam yang ada di masing-masing belahan otak Anda, hipokampus menawarkan gudang penyimpanan jangka panjang, atau tempat menyimpan informasi sementara untuk mengumpulkan me mori-memori baru. Sayangnya, hipokampus memiliki kapasitas penyimpanan yang terbatas, nyaris menyerupai rol kamera, atau memakai analogi yang lebih modern, stik memori USB. Jika Anda menggunakannya melebihi kapasitas, Anda akan terpapar risiko untuk tidak mampu menambah informasi baru, atau yang tidak kalah buruknya, menimpa ingatan yang satu dengan yang lain: suatu kecelakaan yang disebut interferensi lupa (interference forgetting).
Lalu, bagaimana otak mengatasi tantangan kapasitas memori ini? Beberapa tahun silam, tim peneliti saya bertanya-tanya apakah tidur membantu memecahkan masalah penyimpanan ini melalui mekanisme transfer file. Kami memeriksa apakah tidur menggeser ingatan yang barusan diperoleh pada lokasi penyimpanan jangka panjang yang lebih permanen di otak, dengan demikian memberi ruang bagi memori jangka panjang kita agar kita bangun dengan kemampuan baru untuk belajar hal-hal baru.
Kami mulai menguji teori ini dengan memanfaatkan tidur siang. Kami merekrut sekelompok dewasa muda yang sehat dan secara acak membagi mereka ke dalam kelompok tidur siang dan kelompok yang tidak tidur siang. Saat tengah hari, semua peserta melewati sesi pembelajaran yang ketat (permainan menjodohkan seratus nama dan wajah) yang dimaksudkan untuk membebani hipokampus, lokasi penyimpanan memori jangka pendek mereka. Seperti yang diperkirakan, kedua kejompok tampil imbang. Segera sesudahnya, kelompok tidur siang beristirahat sebentar selama sembilan puluh menit dalam laboratorium tidur dengan elektrode yang ditempatkan di kepala mereka untuk mengukur aktivitas tidur mereka. Kelompok yang tidak tidur siang tetap terjaga di laboratorium dan meJakukan berbagai aktivitas ringan seperti menjelajahi Internet atau bermain board game. Beberapa waktu kemudian, pada pukul enam sore, semua peserta melaksanakan satu ronde pembelajaran intensif lainnya di mana mereka mencoba menjejalkan lagi serangkaian fakta baru ke dalam waduk penyimpanan jangka pendek tersebut (satu lagi permainan menjodohkan seratus nama dan wajah). Pertanyaan kami sederhana: Apakah kapasitas belajar di otak manusia merosot seiring dengan waktu sadar mereka yang berkelanjutan sepanjang hari, dan jika demikian, apakah tidur dapat membalikkan efek saturasi ini dan dengan demikian memulihkan kemampuan belajar?
Mereka yang terjaga sepanjang siang makin lama menjadi makin buruk saat belajar, meskipun kemampuan mereka untuk berkonsentrasi tetap stabil (yang ditentukan oleh uji atensi dan uji respons waktu yang dilakukan secara terpisah). Sebalikhya, mereka yang tidur sebentar memang benar-benar tampil lebih baik, dan bahkan memperbaiki kapasitas mereka dalam mengingat berbagai fakta. Perbedaan di antara kedua kelompok tersebut pada pukul enam petang cukup besar: 20 persen keuntungan belajar bagi mereka yang tidur.
Setelah mengamati bahwa tidur memulihkan kapasitas otak untuk belajar, menyediakan ruang untuk memori-memori baru, kami mulai mencari apa persisnya dari tidur yang dapat memberikan manfaat pemulihan. Analisis gelombang listrik otak pada kelompok tidur siang membukakan jawaban bagi kami. Penyegaran ingatan terkait dengan fase tidur tahap 2 NREM yang lebih ringan, dan khususnya semburan singkat aktivitas listrik yang kuat yang disebut sleep spindle, yang telah dicatat di Bab 3. Makin banyak sleep spindle yang diperolch seseorang saat tidur siang, makin besar pula restorasi pembelajaran mereka ketika terbangun. Yang penting di sini, sleep spindle tidak memprediksikan bakat belajar bawaan seseorang. Itu akan menjadi hasil yang tidak terlalu menarik, mengingat ini akan mengimplikasikan bahwa kemampuan belajar bawaan dan sleep spindle tersebut hanya sekadar berjalan beriringan. Bahkan, perubahan relatif pembelajaran dari sebelum tidur menjadi setelah tidur inilah, yang artinya pemulihan kemampuan belajar, yang telah diprediksikan oleh sleep spindle tersebut.
Yang mungkin lebih mengagumkan adalah saat kami menganalisis letusan aktivitas sleep spindle itu kami mengamati putaran arus listrik yang jelas berdenyut terus-menerus ke seluruh otak dan berulang setiap 100 sampai 200 milidetik. Denyut tersebut terus membentuk jalur maju mundur antara hipokampus, tempat penyimpanan jangka pendek yang terbatas, dan tempat penyimpanan jangka panjang di korteks yang jauh lebih besar (dapat dianalogikan dengan hard drive dengan kapasitas memori yang besar).” Di momen tersebut, kami baru mengetahui transaksi listrik rahasia yang terjadi dalam keheningan tidur yang misterius: yang sedang menggeser memori berbasis fakta dari depot penyimpanan sementara (hipokampus) ke ruang besi jangka panjang yang aman (korteks). Dengan melakukannya, aktivitas tidur dengan bersemangat telah mengosongkan hipokampus, dan melengkapi kembali repositori informasi jangka pendek ini dengan banyak ruang kosong. Para peserta bangun dengan kapasitas yang sudah diperbarui untuk menyerap informasi baru ke dalam hipokampus, setelah merelokasi pengalaman-pengalaman yang tercetak kemarin ke tempat penyimpanan aman yang lebih permanen. Fakta-fakta baru dapat mulai dipelajari lagi pada keesokan harinya.
Kami dan kelompok-kelompok peneliti lainnya semenjak saat itu sudah mengulang studi ini di sepanjang waktu tidur malam dan mendapatkan temuan yang sama: makin banyak jumlah sleep spindle yang dimiliki seseorang pada malam harinya, makin besar pemulihan kemampuan belajar tersebut pada keesokan harinya.
Karya terbaru kami berkenaan dengan topik ini telah kembali pada pertanyaan tentang penuaan. Kami telah menemukan bahwa lansia (yang berusia antara enam puluh sampai delapan puluh tahun) tidak mampu memproduksi sleep spindle pada derajat yang sama dengan dewasa muda yang sehat, dan menderita defisit sebanyak 40 persen. Ini mengarah pada prediksi berikut: makin sedikit sleep spindle yang dimiliki lansia pada malam harinya, makin sulit pula mereka menjejalkan fakta-fakta baru ke dalam hipokampus di otak mereka pada keesokan harinya, mengingat mereka tidak menerima pembaruan kapasitas memori jangka pendek dalam waktu semalaman. Kami melakukan studi tersebut, dan inilah persisnya yang kami temukan: makin sedikit jumlah spindle yang diproduksi otak lansia pada malam harinya, makin rendah pula kapasitas belajar orang tersebut keesokan harinya, membuat mereka lebih sulit menghafalkan daftar fakta-fakta yang kami sajikan. Keterkaitan antara tidur dan belajar ini adalah satu lagi alasan bagi dunia medis untuk menanggapi lebih serius keluhan tidur dari para lansia, yang dapat memaksa lebih lanjut para peneliti seperti saya untuk menemukan metode-metode nonfarmako, logis baru demi meningkatkan kualitas tidur dalam populasi orang-orang berusia lanjut di seluruh dunia.
Memandang relevansi sosial yang lebih luas, konsentrasi sleep spindle pada tidur NREM khususnya sangat kaya pada jam-jam menjelang siang, terselip di antara jangka waktu tidur REM yang panjang. Jika Anda tidur enam jam atau kurang dari itu, Anda akan mengurangi manfaat pemulihan pembelajaran yang diterima otak dan biasanya dilakukan oleh sleep spindle. Saya akan kembali menyinggung masalah berkenaan dengan pendidikan yang lebih luas sehubungan dengan temuan-temuan ini di bab selanjutnya, membahas pertanyaan tentang apakah waktu masuk sekolah yang lebih awal—yang sangat mengurangi fase tidur yang kaya dengan sleep spindle tersebut—optimal untuk mengajari pikiran-pikiran yang masih muda.
Buku ini telah dinukil oleh Jakarta Book Review