Senin, 17 November 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Menuju Era Keemasan Bisnis Intuitif

Keberanian untuk bertindak berdasarkan intuisi jauh lebih penting daripada terjebak dalam dokumen-dokumen teknis yang membosankan.

Oleh Cak Jipiti
17 Maret 2025
di Kolom
A A

Di zaman yang serba cepat ini, kita tak lagi punya waktu untuk berlama-lama dalam diskusi yang melelahkan. Semua hal yang dulu dianggap esensial dalam perencanaan bisnis—riset pasar, studi kelayakan, dan perhitungan matang—ternyata hanyalah beban yang menghambat laju pembangunan. Mengapa kita harus repot dengan segala teori yang membosankan jika kita bisa mengambil keputusan hanya dengan mengandalkan intuisi?

Sudah saatnya kita meninggalkan kebiasaan lama yang penuh dengan angka-angka dan laporan tebal yang hanya menyita waktu. Perasaan, itulah yang seharusnya menjadi panglima dalam menentukan arah pembangunan. Seorang pemimpin yang baik tak perlu repot menelusuri data, cukup berdiri di lokasi, menarik napas dalam-dalam, dan merasakan getaran dari tanah yang ia pijak. Jika hatinya berkata, “Di sini tempatnya!” maka itu sudah lebih dari cukup.

Ilmu pengetahuan sering kali hanya menghambat kreativitas. Terlalu banyak perhitungan justru menimbulkan keraguan. Coba bayangkan jika para pendiri bangsa kita dulu sibuk berkutat dengan analisis SWOT sebelum mengambil keputusan. Mungkin kita takkan pernah merdeka. Maka dari itu, keberanian untuk bertindak berdasarkan intuisi jauh lebih penting daripada terjebak dalam dokumen-dokumen teknis yang membosankan.

Ada semacam romantisme dalam membangun sesuatu tanpa rencana tertulis. Seperti seorang seniman yang melukis tanpa sketsa awal, seorang pengusaha sejati juga seharusnya membiarkan instingnya mengalir bebas, membentuk bisnisnya seiring waktu. Jika ada yang mengatakan bahwa ini berisiko, biarkan saja. Risiko adalah bagian dari petualangan. Jika sebuah kawasan industri tiba-tiba ditemukan tak memiliki akses logistik yang memadai, itu bukan kesalahan perencanaan, melainkan tantangan yang harus dihadapi dengan kreativitas.

Pembangunan berbasis intuisi ini juga bisa diterapkan di berbagai bidang lain. Bayangkan dunia di mana dokter tak lagi terjebak dalam protokol medis yang panjang, melainkan cukup menatap pasien dan berkata, “Saya merasa kamu baik-baik saja.” Atau bayangkan sistem hukum di mana seorang hakim tak perlu membaca pasal-pasal yang rumit, melainkan cukup merasakan apakah seorang terdakwa memiliki wajah yang penuh penyesalan atau tidak, lalu memutuskan: “kamu layak dijatuhi hukuman mati!”

BACA JUGA:

Lampu Petunjuk

Membijakkan Sabar dan Ikhlas di Kota Suci

1 Muharram: Momen Kebangkitan Spiritual Kita

Ugly, Bad and Okay Mining: Pertambangan Indonesia di Persimpangan Jalan

Dengan meninggalkan ilmu pengetahuan dan sepenuhnya menyerahkan nasib kepada intuisi, kita akan memasuki era baru di mana segala sesuatu terasa lebih mudah dan lebih cepat. Tak perlu lagi memusingkan angka-angka atau membuat prediksi yang sering kali meleset. Toh, pada akhirnya, semua akan kembali pada takdir. Jika berhasil, kita bisa mengklaim bahwa intuisi kita luar biasa. Jika gagal, ya, mungkin memang belum waktunya, dan kita bisa lanjut dengan intuisi lainnya.

Bacaan terkait

Trump dan “Teman Nyebur Sumur”

Ketika Bahlol Disesatkan Raja Donal

Bahlol dan Persidangan Iklim di Negeri Andainusa

Protes Keras Sultan Dipsiq kepada Raja Juli Antoni

Menuju Pertambangan Berbasis Intuisi

Topik: intuisi
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Menuju Pertambangan Berbasis Intuisi

Selanjutnya

Urgensi Memperkuat Literasi Keagamaan Kita 

Cak Jipiti

Cak Jipiti

Sohib kecil para Sultan di Planet Bumi, pernah tinggal lama di Negeri Konoha.

TULISAN TERKAIT

Lampu Petunjuk

Lampu Petunjuk

11 Juli 2025
Membijakkan Sabar dan Ikhlas di Kota Suci

Membijakkan Sabar dan Ikhlas di Kota Suci

10 Juli 2025
1 Muharram: Momen Kebangkitan Spiritual Kita

1 Muharram: Momen Kebangkitan Spiritual Kita

27 Juni 2025
Ugly, Bad and Okay Mining: Pertambangan Indonesia di Persimpangan Jalan

Ugly, Bad and Okay Mining: Pertambangan Indonesia di Persimpangan Jalan

27 Juni 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Urgensi Memperkuat Literasi Keagamaan Kita 

Urgensi Memperkuat Literasi Keagamaan Kita 

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Try Sutrisno

Peluncuran Buku “Filosofi Parenting Try Sutrisno” Sajikan Formula Pola Asuh Keluarga Indonesia

15 November 2025
Tahap Akhir “AYO BACA!” Institut Prancis Indonesia: Soroti Dunia Literasi dan Sastra Kontemporer

Tahap Akhir “AYO BACA!” Institut Prancis Indonesia: Soroti Dunia Literasi dan Sastra Kontemporer

14 November 2025
Buku “The Girl with the Dragon Tattoo” Jadi Best Crime & Mystery versi Goodreads

Buku “The Girl with the Dragon Tattoo” Jadi Best Crime & Mystery versi Goodreads

29 Oktober 2025
Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

20 Oktober 2025
Menulis dalam Berbagai Medium: Sesi Diskusi Bersama Dea Anugrah dan Aya Canina

Menulis dalam Berbagai Medium: Sesi Diskusi Bersama Dea Anugrah dan Aya Canina

16 Oktober 2025
Merayakan Dewasa dan Lukanya: Kilas dari Penulis

Merayakan Dewasa dan Lukanya: Kilas dari Penulis

15 Oktober 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In