Di antara delapan makhluk yang dibenci Allah pada hari kiamat adalah orang-orang yang lambat ketika diseru Allah dan rasulnya, tetapi begitu bersemangat menyambut ajakan setan. Di antara seruan Allah yang paling nyata dan terdengar setiap waktu adalah azan. Alunan sembilan bait ini dikumandangkan di semua tempat ibadah umat Islam setiap memasuki waktu salat.
Azan berasal dari kata ʾadzina’ yang berarti “mendengar” atau “diberitahukan”. Ia menjadi penanda masuknya waktu salat, dan beberapa saat kemudian disusul panggilan kedua, yaitu iqamah, untuk memberitahu bahwa salat berjamaah dimulai.
Azan, yang sehari-hari sering didengar saja tanpa respon, ternyata ajakan Allah untuk bertemu. Banyak orang menganggap azan sebagai hal biasa, tak lebih dari demo suara muazin yang sering kali jauh dari merdu, sehingga tidak dihayati kalimat demi kalimat.
Namun dalam buku yang ditulis ustaz Teguh Sunaryo ini, semua rahasia azan dikupas tuntas. Sesungguhnya azan adalah panggilan untuk menjadi pemenang. Rasulullah mengatakan, jihad terbesar adalah perang melawan diri sendiri. Kalimat “hayya ala alfalah” oleh Allah ditujukan untuk memberi spirit dan energi agar seorang hamba datang kepada Allah sebagai pemenang dalam pertempuran jiwa di hari itu.
Bagi Allah, tak ada pemenang yang tak dipersenjatai. Azan memang panggilan salat, tetapi panggilan itu sendiri juga punya nilai ibadah yang luar biasa. Allah menginginkan hambanya absen setiap waktu agar hatinya terus terhubung dengan-Nya. Salat tidak hanya diperlukan tepat waktu, tetapi di awal waktu, maka tak ada saat yang lebih baik selain setelah mendengar suara azan.
Azan adalah seruan sempurna (al-dakwah al-taammah), bukan sekedar reminder, seperti suara lonceng atau terompet yang diperdengarkan di gereja dan sinagog. Dalam azan Allah menunjukkan kemurahannya bagi siapa saja yang tanggap. Allah swt menjanjikan keutamaan yang sangat besar bagi muslim yang bersedia menjawab panggilan-Nya.
Ada empat keutamaan menjawab azan, yaitu menjadi saksi kebaikan di akhirat, pengantar menuju surga, diampuni segala dosa, dan dikabulkan doa-doanya. Dari Abu Sa’id al-khudri RA, Rasulullah saw bersabda bahwa suara azan yang didengar dengan keimanan akan menjadi saksi pada hari kiamat nanti (HR. Bukhari, 609).
Azan juga pengantar menuju surga. Nabi Muhammad saw bersabda: siapa yang mengucapkan itu (jawaban azan-red) dalam hatinya, maka akan masuk surga” (HR. Muslim No. 385 dan Abu Daud No. 527).
Do’a azan tidak seperti doa-doa lain yang isinya meminta berkah pada hal yang dilakukan saat itu. Lebih dari itu, ia berisi hal besar yang amat substansial. Dalam redaksional do’a azan terdapat pengharapan agar Allah memberi derajat syafi’ kepada Rasulullah Muhammad saw, dan sebagai balasannya, yang mengucapkan akan mendapatkan syafaat.
Do’a azan itu secara harfiah artinya begini, “Ya Allah pemilik ajakan sempurna dan salat yang didirikan ini. Berikanlah Nabi Muhammad kedudukan tinggi dan kemuliaan. Dan bangkitkanlah ia di di tempat terpuji yang engkau janjikan”.
Jadi isinya tentang Nabi Muhammad dan syafaat di hari akhir, bukan tentang azan itu sendiri. Kedudukan tinggi dan kemuliaan yang disebut di dalam redaksional doa azan ini adalah syafi’ atau pemberi syafa’at. Ini merupakan kedudukan tertinggi di akhirat yang sebenarnya didambakan semua nabi yang pada dasarnya ingin memberi pertolongan kepada umatnya. Sebuah hadis dari Jabir bin Abdullah mengungkapkan, Rasulullah bersabda: barang siapa membaca doa setelah azan, halal baginya syafaatku di akhirat kelak.
Sikap Mental Saat Mendengar Azan
Imam Ghazali dalam kitab Ihya Ulumuddin, meminta agar muslim menghadirkan suasana batin seperti mendengar panggilan di hari kiamat. Dengan demikian maka secara ruhani akan tercipta kegembiraan yang menghasilkan respon fisik. Imam Ghazali mengutip hadis, siapa saja yang merespon panggilan azan, maka pada hari kiamat akan dipanggil dengan lemah lembut. Dan bagi mereka yang gembira menyambut panggilan itu, maka di hari kaiamat akan mengalami hal serupa.
Rasulullah sendiri menganggap azan adalah permata hari. Beliau sering menunggu saat-saat menjelang azan dan mengatakan: “Gembirakan kami dengan suara azan, ya Bilal”. Seumur hidup manusia, Allah akan memanggilnya tiga kali. Yaitu panggilan salat, panggilan haji, dan panggilan menghadap-Nya. Satu panggilan Allah lagi bersifat universal, yaitu kiamat.
Kebanyakan muslim hanya sedikit tahu tentang azan, selain bahwa itu hanya tanda masuknya waktu salat. Namun buku ini begitu banyak memberi informasi tentang azan, meliputi definisi, sejarah, manfaat, hikmah, hingga contoh nyata pengalaman mereka yang secara magis mendapat hidayah dari azan. Contohnya Jerry Duane Gray, pria Jerman yang langsung terpesona dan tergetar hatinya begitu mendengar alunan azan. Ia masuk Islam dan berhijrah ke Indonesia selamanya.
Buku ini memberikan insight yang menyadarkan betapa berartinya suara yang kita dengar lima kali sehari itu. Jangan pernah meminta Allah memenuhi panggilanmu kalau kau tak memenuhi panggilannya.
Judul: The Power of Azan
Penulis: Ustadz Teguh Sunaryo
Penerbit: Rene Islam
Genre: Spiritual
Tebal: 456 halaman
Edisi: Cet April 2018
ISBN: 978-602-50226-4-7