Tak ada seorangpun di dunia ini yang lahir sebagai juara. Prestasi, bakat, dan potensi itu harus digali dan dikembangkan. Buku The Talent Code karya Daniel Coyle ini membuka mata dunia bahwa semua orang pada dasarnya berbakat. Namun bakat itu terkunci dan tenggelam jauh di dalam diri yang diselimuti aktifitas kurang mendukung.
Talent Code menyajikan realita bahwa juara dunia tidak dilahirkan seperti itu. Mereka menjadi yang terbaik karena ditempa oleh lingkungan yang tepat, di bawah asuhan master kelas dunia.
Daniel Coyle mengajukan fakta menarik tentang sebuah klub tenis Rusia yang hanya bermodalkan lapangan indoor, tak punya uang sepeserpun, tetapi sukses mencetak 20 petenis wanita terbaik yang tak pernah dihasilkan oleh klub tenis manapun di seluruh Amerika Serikat.
Lalu sebuah sekolah musik kecil di Dallas, Texas, menghasilkan Jessica Simpson, Demi Lovato, dan sejumlah fenomena musik pop dunia. Apakah itu karena teori yang hebat, modal besar, atau bakat lahir? Jawabannya ada di dalam buku The Talent Code: Greatness Isn’t Born. It’s Grown. Here’s How.
Daniel Coyle, jurnalis dan penulis buku-buku laris Amerika Serikat ini memiliki teori yang distingtif. Seorang juara memang memiliki bakat, tetapi ia menjadi unggul oleh sentuhan pelatih yang benar-benar bertangan dingin. Buku The Talent Code ini menjelaskan secara ilmiah bagaimana tubuh bekerja secara kimiawi ketika mengalami sesi-sesi latihan yang berat.
Dalam bukunya ini Coyle menunjukkan cara menumbuhkan refleks dengan memanfaatkan mekanisme otot tertentu. Dari perjalannnya berkeliling ke sembilan sarang bakat di dunia, dari lapangan bisbol Karibia hingga akademi musik klasik di New York, Coyle mengidentifikasi tiga elemen kunci yang mengoptimalkan kinerja manusia dalam banyak hal, mulai olahraga, seni, musik, matematika, atau apa pun saja.
Latihan jelas memberikan peningkatan pada bakat. Tetapi latihan macam apa yang dapat memaksimalkan kinerja kognitif, afektif, dan psikomotorik hingga titik tertinggi? Daniel Coyle mengidentifikasi zat yang namanya mielin.
Mielin ini adalah lemak kaya lipid yang mengelilingi sel saraf dan berfungsi meningkatkan kecepatan impuls listrik. Zat ini berperan sebagai isolator saraf yang implikasinya mengembangkan keterampilan.
Keterampilan motorik manusia diciptakan oleh rantai serabut saraf yang membawa impuls listrik kecil. Peran penting mielin adalah membungkus serabut saraf itu dengan cara yang sama seperti isolasi karet membungkus kawat tembaga. Dengan ini, sinyal listrik akan lebih kuat, cepat, dan ini menciptakan gerakan refleks yang antisipatif.
Coyle memberi tiga trik untuk latihan semacam ini. Yang pertama adalah memecah keterampilan dalam komponen yang lebih kecil. Misalnya menendang berulang-ulang, berlari berulang-ulang, manuver gerakan berulang-ulang, baru kemudian dribling dengan berlari.
Yang kedua adalah mengualngi dan mengulangi lagi. Juara dunia membutuhkan sekitar 10.000 jam latihan untuk dapat bergerak lincah dan efektif. Semakin banyak waktu yang dihabiskan dalam latihan yang mendalam dan berulang, semakin besar jumlah pertumbuh mielin.
Yang ketiga adalah merasakannya. Saat seorang pemilik bakat berlatih, ia membangun kepekaan yang kuat terhadap lapangan. Mereka secara naluriah menyadari pola dan dapat melihat berbagai sudut dalam ruangan itu. Aktifitas ini membuat orang mampu merasakan permainan dan mampu mengantisipasi gerakan dan merespons dengan cepat dan strategis.
Pelatih yang hebat tidak bekerja sebagaimana panglima perang mengobarkan semangat pasukan. Pelatih itu membentuk anak didiknya memiliki mekanika yang khas di atas rata-rata dan refleks yang super cepat. Ia memindahkan gerak sensorik menjadi motorik yang sangat terukur.
Terkadang sebagian pelatih itu sifatnya pendiam. Mereka lebih banyak mendengarkan daripada berbicara. Alih-alih memberikan pidato inspirasional, para pelatih ini menghabiskan sebagian besar waktunya menawarkan penyesuaian kecil, bertarget, dan sangat spesifik. Daniel Coyle menyebut para pelatih ini sebagai talent whisperer alias pembisik bakat.
Pelatih master adalah salah kunci utama pembuka talent code. Misalnya John Wooden, guru basket Amerika yang legendaris. Ia mampu merasakan anak didiknya dan ikut bergerak. Saran-sarannya jauh dari teoritik, tetapi langsung aplikatif. Wooden lebih berminat pada kesalahan dan memberikan solusi singkat yang praktis. Ia banyak mengumpukan informasi dan semua agendanya terencana dengan baik.
Mereka memiliki pengetahuan teknis, strategi, pengalaman, dan naluri yang dipraktikkan dan itu semua menjiwai instruksi mereka. Segera setelah seorang siswa menguasai satu hal, ia melanjutkan ke keterampilan berikutnya, dan berikutnya, hingga ia menjadi juara dunia.
Judul: The Talent Code: Rahasia Bakat Orang Hebat. Ia Bisa Diciptakan, Bukan Bawaan Lahir. Ini Caranya.
Judul Asli: The Talent Code: Greatness Isn’t Born. It’s Grown. Here’s How
Penulis: Daniel Coyle
Penerbit: Renebook
Genre: Self Improvement
Tebal: 304 halaman
Edisi: Cetakan I, April 2022
ISBN: 978-623-6083-31-4