Pondok Pesantren adalah tempat menimba berbagai macam ilmu. Dalam struktur sosialnya, pesantren dan ulama dianggap tempat menyelesaikan berbagai problematika kehidupan. Oleh karena itu dari dahulu sampai sekarang, ulama didatangi orang-orang yang minta diberikan solusi atas berbagai persoalan.
Selain diminta nasehat dan solusi terhadap persoalan-persoalan sehari-hari, terkadang ulama diminta mengatasi problem kesehatan dan gangguan supranatural. Misalnya penyakit yang tak kunjung sembuh, rezeki seret, sulit jodoh, hingga gangguan jin.
Tak heran, dunia pesantren memiliki khazanah ilmu supranatural, yang sering disebut dengan ilmu hikmah. Ada banyak kitab kuning yang merupakan himpunan doa-doa dan amalan metafisik.
Salah satunya kitab Mujarobat, karya Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir. Kitab ini berjudul asli Fath al-Mulk al-Majid al-Mu’allaf li Naf’il Abid wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid, yang terdiri dari 36 pasal yang semuanya berisi amalan-amalan menggunakan ayat-ayat al-Qur’an.
Kitab Mujarobat adalah ensiklopedi doa-doa yang berbasis al-Qur’an dan hadis, disertai amalan-amalan, wirid, rajah dan azimat. Tak heran, di dalam kitab ini ada banyak rajah, atau dalam khazanah Islam disebut wifiq, yaitu konfigurasi huruf-huruf dan angka hijaiyah dengan formasi tertentu yang
memiliki kekuatan magis.
Doa-doa yang ada di dalam kitab ini bukan doa biasa seperti yang dibaca sehabis salat, tetapi doa khusus untuk hajat mendesak yang memiliki efek dahsyat dan seketika, bahkan bisa mematikan.
Bacaan dalam kitab ini ibarat mantra sakti yang efeknya spontan. Namun syeh Dairobi berpesan, doa yang ia tulis ini hanya untuk kepentingan kebaikan dan pertahanan diri yang sifatnya defensif saja. Apabila disalahgunakan, efeknya akan berbalik kepada diri penggunanya.
Di antara yang terdapat dalam Kitab Mujarobat adalah pengobatan berbagai macam penyakkit, mengembalikan barang yang dicuri hingga “memanggil” orang minggat, menolak jin penggannggu, memudahkan wanita yang sulit menikah, melepaskan dari belenggu sihir, menolak binatang pengganggu, mendatangkan rezeki, dan memuluskan hajat.
Cara kerja mujarobat, selain mengandalkan kekuatan doa, juga memanfaatkan kekuatan surat, ayat, dan huruf. Dalam al-Qur’an terdapat surat-surat dan ayat khusus yang memiliki fungsi tertentu dan memiliki implikasi keduniaan.
Ayat Basmalah, ayat Kursi, surah al-Fatihah, surah Yasin, dan Surah al-Mulk adalah sebagian bacaan yang memiliki kekuatan khusus. Diriwayatkan, ketika basamalah diturunkan, gunung-gunung bergetar karena keagungannya. Malaikat Zabaniah berkata, ‘Siapa yang membacanya, maka ia tidak akan masuk neraka.’
Syekh Dairobi juga menjabarkan beragam salawat Nabi yang memiliki khasiat baik bagi segala hajat, seperti terlunasinya utang, terbebas dari kesusahan, dan melancarkan rezeki.
Selain tentang hajat, ada pula amalan yang menghasilkan kesaktian yang bersifat menghukum. Firman Allah: “Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa. Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim.” (QS. as-Syura [42]: 40).
Hukuman yang dijatuhkan kepada orang jahat diniatkan untuk menurunkan hidayah pada si pelaku. Maka dari itu ada step-stepnya. Pertama adalah aksi mengirim khadam agar mereka tergugah dan introspeksi. Bila tidak bisa, maka dilancarkan amalan untuk mengendalikan atau menguasai hati mereka. Bila masih membandel, maka digunakan amalan untuk menghancurkan agar orang seperti itu tidak melakukan perbuatan zalim lagi.
Rasulullah saw bersabda “Di dalam al-Qur’an terdapat beberapa ayat, apabila dibaca tiap pagi dan sore hari, dapat menjadi sarana untuk mendapatkan kesembuhan dan perlindungan diri dengan izin Allah.
Rangkaian bacaan itu adalah QS. ar-Ra’d [13]: 31, lalu QS. Thaha [20]: 105-107, lalu QS. Al-Hasyr [59]: 21-24 dan QS. an-Naml [27]: 88, yang dibaca secara berurutan dengan memusatkan pikiran untk tujuan menantang eksistensi penyakit.
Kitab ini merupakan warisan masa lalu yang diabadikan hingga kini. Di zaman yang materialistik, orang jarang menyadari kekuatan mujarobat. Tetapi sesungguhnya ia memiliki energi yang dahsyat.
Latar belakang penulisan kitab ini, seperti diungkap Syeh Ahmad Dairobi, berawal dari kisah beliau di Mesir. Pada saat itu ada penguasa zalim dan bengis, yang ingin menguasai perkebunan subur milik penduduk dengan sewenang-wenang.
Warga yang ketakutan mencoba meminta bantuan kepada Syekh Ahmad Dairobi yang kala itu memang dikenal sebagai ahli agama yang memiliki ilmu hikmah.
Atas permintaan warga yang dizalimi penguasa, Syekh Dairobi memanjatkan doa dan menerapkan praktik mujarobat yang ia miliki. Bersama dengan itu ia menggelar ritual doa bersama beserta masyarakat agar kampungnya terbebas dari segala marabahaya dan kezaliman.
Setelah itu semua dilakukan, ternyata ancaman penguasa langsung berhenti, bahkan penguasa itu berbalik berjanji melindungi hak warga dari ancaman penguasa lain.
Syekh ad-Dairobi menyampaikan, saat itu ia mengamalkan surah Yasin dan hizib shalawat yang bekerja menaruh rasa iba pada diri seseorang. Usai apa yang dilakukannnya itu Allah meniupkan rasa iba kepada penguasa, sehingga ia batal menganeksasi daerah itu.
Setelah peristiwa itu Syekh Dairobi mengabadikan berbagai ilmu yang ia miliki dalam sebuah kitab yang anda baca resensinya ini. Semua wirid yang ada di dalamnya bukan ciptaan penulis, melainkan dikumpulkan dari banyak riwayat ulama, baik yang diterima langsung oleh Syekh Dairobi maupun dari kitab-kitab lainnya.
Judul: Kitab Mujarobat
Judul Asli: Fath al-Mulk al-Majid al-Mu’allaf li Naf’il Abid wa Qam’i Kulli Jabbarin ‘Anid
Penulis: Syekh Ahmad Dairobi al-Kabir
Genre: Spiritual
Edisi: Cet 4, November 2021
Tebal: 620 Halaman
ISBN: 978-602-50226-2-3