Ketika manusia melakukan sesuatu, lalu mendapatkan hasil sesuai ekspektasi, ia akan mengklaim telah berhasil menciptakan perubahan. Misalnya ia orang yang rajin bekerja, ulet, dan pintar membaca peluang, lalu dengan itu ia bisa sukses hingga kaya raya, maka ia akan jumawa dan merasa telah memiliki kapasitas mengubah keadaan.
Hal yang demikian ini adalah contoh orang yang menggantungkan sesuatu terhadap usaha. Menurut teologi ahlusunnah waljamaah, keyakinan seperti itu sudah termasuk melenceng dari akidah. Semua hasil yang muncul dari ikhtiar manusia itu pada dasarnya pemberian dari Allah swt, sedangkan rencana dan mekanisme (thariqat) untuk mencapai hal tersebut hanyalah upaya tidak efektif yang disebut kasb.
Dalam al-Qur’an QS ash-Shaffat 96 disebutkan: wallahu khalaqakum wamaa ta’maluun. Artinya: Allah menciptakan kalian dan apa yang kalian perbuat. Makna ayat ini adalah, penciptaan Tuhan atas manusia itu sudah sepaket dengan amalnya.
Di antara sifat-sifat Allah adalah berkehendak, menentukan, dan berkuasa. Dengan sifat-sifat tersebut pada dasarnya Allah adalah penyebab tunggal dan maha mengatur skenario. Apabila seseorang meyakini ada sesuatu yang terjadi di alam semesta ini di luar kendali, pengetahuan, dan kehendak Allah, berarti ia telah menyematkan sifat bodoh dan tidak tahu kepada Allah yang maha segala-galanya.
Imam Asy’ari mengenalkan apa yang dinamakan harakah idhtirar atau gerak esensial, yaitu semua aksi dari Allah. Sedangkan manusia memiliki aksi yang disebut harakah iktisab atau gerak upaya. Manusia memiliki ruang lingkup gerak yang pada dasarnya itu berada dalam skub harakah idhtirar dari Allah.
Kitab al-Luma karya Imam Abu Hasan al-Asyari adalah kitab babon tauhid yang menjadi sumber utama para ulama penganut ahlussunnah waljamaah. Seperti diketahui, ahlus-Sunnah waljama’ah (Aswaja) adalah teologi yang dianggap orisinal sesuai ajaran Rasulullah saw dan para sahabatnya. Selain Aswaja ada faham-faham teologi lain seperti Khawarij, Murji’ah, Mu’tazilah, dan Syi’ah.
Dalam tinjuan sejarah Islam, Aswaja muncul sebagai reaksi terhadap faham rasionalis Islam yang sering mengedepankan pemahaman teologi Islam logis dan liberalis yang di dalamnya ada pengaruh pemikiran filsafati Yunani. Misalnya ada faham freewill dan fatalistime.
Faham freewill meyakini, perbuatan manusia itu diwujudkan oleh manusia itu sendiri, tanpa campur tangan Tuhan. Sedangkan fatalisme meyakini sebaliknya, manusia hanyalah aktor skriptualis. Para ulama Aswaja menginduk kepada dua ulama besar yang banyak meletakkan dasar-dasar tauhid ahlussunnah, yaitu Abu Hasan al-Asy’ari dan Abu Mansyur al-Maturidi.
Kitab al-Luma’ ini berisi pokok-pokok tauhid yang ditulis langsung oleh Imam Abu Hasan al-Asy’ari. Sebagai peletak dasar-dasar akidah yang kini dianut oleh sunni, yaitu mayoritas muslim dunia, posisi kitab al-Luma’ tentu sangat otoritatif.
Di dalamnya ada sepuluh bab, yang semuanya adalah narasi dan argumen-argumen teologis dengan bangunan logika yang sangat rasional. Di antaranya membahas tentang Allah dan sifat-sifatnya, Al-Qur’an dan kehendak, kehendak dan semua hal baru (hawadits), melihat Allah, takdir, kemampuan manusia, penetapan keadilan dan kejahatan, perkara iman, janji dan ancaman Allah, dan keimanan yang ditetapkan.
Kitab luma juga banyak membahas mengenai ketuhanan dalam pendekatan filosofis ilmu kalam yang digelar dengan format dialogis. Misalnya apabila ada pertanyaan begini dan begitu, maka jawabnya begini dan begitu. Tak heran di dalamnya banyak pola-pola tanya-jawab dan bantahan-bantahan terhadap asumsi yang salah tentang tauhid dengan analisis induktif-deduktif.
Hal ini tak lepas dari latar belakang ditulisnya kitab ini, yaitu abad ke 8 masehi ketika masalah-masalah teologis yang pelik mulai muncul dan menjadi perdebatan publik yang krusial. Misalnya tentang apakah kalamullah itu tergolong makhluk atau bukan, tentang definisi qadla-qadar, dan tentang melihat Allah. Kitab ini memberikan jawaban yang tidak hanya dogmatis dan dilegitimasi ayat-ayat, tetapi juga menampilkan dinamika diskursif yang dibutuhkan muslim pada saat itu dan pada masa-masa selanjutnya.
Judul: Al-Luma’ fi al-Radd ‘ala Ahli al-Zaygh wal-Bida’
Penulis: Abu al-Hasan al-Asy’ari
Penerjemah: Fuad Syaifudin Nur
Penerbit: Turos Pustaka
Tebal: 410 halaman
Genre: Agama Islam
Edisi: Hard Cover, Cet 1 Ferbruari 2021
ISBN 978-602-7327-50-4
Ulasan Pembaca 1