Sabtu, 17 Mei 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Dialog Dengan Jin Sufi: Mengungkap Kedalaman Tauhid Dua Alam

Resensi Buku Dialog dengan Jin Sufi karya Imam asy-Sya'rani penerbit Turos Pustaka

Oleh Mujib Rahman
8 April 2022
di Resensi
A A
Buku Dialog dengan Jin Sufi karya Imam asy-Sya'rani penerbit Turos Pustaka

Buku Dialog dengan Jin Sufi karya Imam asy-Sya'rani penerbit Turos Pustaka

Bumi ini tidak hanya dihuni oleh manusia dan makhluk fisik lainnya, tetapi juga makhluk astral atau metafisika. Alam fisik berdampingan dengan alam gaib, meskipun tidak berada dalam satu dimensi. Dalam buku “Dialog Dengan Jin Sufi” Imam Asy-Sya’rani mengeksplorasi sisi spiritualitas jin, makhluk yang juga merupakan subyek akidah dan hukum syar’iat ini.

Imam Sya’rani adalah ahli fikih, ushul fikih, hadis, sekaligus sufi besar yang hidup di abad ke-16 M. Dalam kitabnya “Kasyful hijab wa ar ron ‘an as-ilati al-jaann” ini, Imam Sya’rani (1478-1552 M) berbagi pengalamannya bersinggungan dengan jin. Interaksinya itu menghasilkan dialog-dialog bernuansa teologis yang menjurus kepada sufisme.

Tema tanya jawab dengan jin muslim juga pernah dibukukan oleh Muhammad Isa Dawud, seorang jurnalis alumni Fakultas Bahasa dan Studi Timur, Universitas Kairo, Mesir. Judulnya “Dialog dengan Jin Muslim”, terbit pertama kali dalam bahasa  Indonesia tahun 1996.

Buku ini mengeksplorasi keingintahuan manusia tentang alam jin, sehingga yang dibahas di sana adalah hal-hal elementer tentang kehidupan makhluk gaib ini, misalnya tentang kebiasaannya, makanannya, kesukaannya, bagaimana mereka tinggal, bagaimana jin berketurunan, apakah jin berkeluarga, dan lain-lain. Pada dasarnya buku ini secara spesifik mengeksplorasi sifat dan bentuk jin, serta hierarki sosial mereka.

Namun dalam kitab yang ditulis Imam Sya’rani ini isinya bukan itu. Tidak ada pembahasan eksistensialis dan bukan tentang jati diri atau pengenalan makhluk gaib yang sering bersinggungan dengan alam manusia ini. Kitab ini lebih membicarakan teologi dan sufisme tingkat tinggi, yang sebenarnya tidak khas jin, tetapi bagi semesta alam. Makanya judul asli kitab ini bila diterjemahkan secara bebas adalah “Menyingkap tabir persoalan kaum jin”. Fokusnya adalah soal-soal yang diajukan jin, bukan yang diajukan manusia.

BACA JUGA:

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

Pada saat menulis kitab ini, Imam Sya’rani adalah tokoh dan guru sufi tersohor yang sangat dihormati, dengan gelar Imamul Muhaqqiqin wa Zudwatul Arifin (pemuka ahli kebenaran dan teladan orang-orang makrifat). Dalam interaksinya dengan alam gaib, beliau mendapat pertanyaan-pertanyaan dari jin tentang hal-hal yang mereka ingin tahu, kebanyakan tentang tauhid dan jalan ma’rifat.

Hingga pada suatu ketika ia mendapatkan pertanyaan khusus dari salah satu pemimpin jin muslim yang tauhidnya sudah mencapai tingkat sufi. Pertanyaan itu diajukan dalam bentuk teks dengan cara yang unik, yaitu melalui kertas tertulis yang diantar oleh seekor anjing berwarna kuning.

Secarik kertas berisi sejumlah pertanyaan dalam aksara Arab itu diselundupkan oleh si anjing melalui kolong aula yang menghadap sungai al-Hakimi, pada malam Selasa, 9 September 1548. Sebenarnya anjing siluman ini akan masuk menemui Imam Sya’rani melalui pintu aula, tetapi dihalau oleh para muridnya.

Imam Sya’rani bernama lengkap Abu al-Mawahib Abdullah bin Ahmad bin Ali al-Anshari, terkenal dengan sebutan Asy-Sya’rani. Ia seorang alim beraliran sufi tarekat Syadziliyah yang disebut-sebut sebagai wali Qutub Adzhom. Beliau lahir di Mesir, pada 899 H/1478 M dan meninggal tahun 973 H/1552 M. Nasabnya dari Bani Alawiyyah dari keturunan Rasulullah Muhammad saw, dari jalur Muhammad bin al-Hanafiah bin Ali bin Abi Thalib.

Reputasinya sebagai sufi tercermin dari 53 kitab karangannya yang rata-rata bergenre tasawuf, seperti al-Mizan al-Kubro, Al-Jawahir wa al-Durar al-Kubra , Al-Qawa’id al-Kasfiyyah fi al-Illahiyyah , Masyariq al-Anwar al-Qudsiyah fi Bayan al-Uhud al-Muhammadiyyah, dan Tanbihul Mughtarin. Allah menganugerahkan ilmu hikmah pada Imam Sya’rani sehingga mampu memasuki dimensi lain di alam semesta ini. Ia bisa mendengar ucapan pohon-pohon, batu, dan hewan apa saja, bahkan  yang ada di belahan bumi yang jauh dari Mesir.

Dialognya dengan jin sufi ini lebih tepatnya adalah semacam diskusi, dan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan bukan persoalan sehari-hari melainkan lebih mirip soal-soal ujian. Golongan jin ternyata juga memiliki pemikiran yang mendalam dan kritis. Hal itu tercermin dari pertanyaan-pertanyaan yang terkandung dalam buku ini, mencakup persoalan rumit yang tak mungkin dapat dijawab kecuali oleh seorang alim dan ma’rifat.

Misalnya “Dari mana kesengsaraan datang apabila semua perbuatan milik Allah?”, “Bagaimana kedudukan seorang hamba dalam wujud?”, “Mengapa jasad tidak bisa melihat ruh?”, “Mengapa manusia disiksa karena mengikuti hawa nafsunya?”, dan lain sebagainya. Pertanyaan tingkat tinggi itu dijawab panjang lebar, dengan sesekali diselingi syair-syair yang disarikan dari Al-Qur’an dan hadis Nabi.

Salah satu pertanyaan sulit adalah “Jalan mana yang paling dekat menuju Allah?”. Terhadap pertanyaan ini Imam Sya’rani menjawab, zikir adalah jalur tercepat menuju Allah. Alasannya, nama tak akan lepas dari yang diberi nama. Dengan zikir yang terus menerus, maka tabir atau ijab akan terkoyak sedikit demi sedikit hingga seseorang mencapai tingkatan syuhud. “Bagi kalian wahai para jin, sudah jelas bahwa zikir adalah bukti. Kalau bukti itu membuat kalian sampai pada apa yang dibuktikan maka penglihatan hati kalian terhadap bukti itu menjadi gugur”.

Judul: Dialog dengan Jin Sufi

Judul asli: Kasyful hijab war roan ‘an As-ilatil Jaann

Penulis: Imam Asy-Sya’rani

Penerjemah: Yusni Amru

Penerbit: Turos Pustaka

Genre: Islam/ Spiritual

Tebal: 300 halaman

Edisi: Cetakan 1, Maret 2020

ISBN: 978-623-7327-40-0

Topik: Headline
SendShareTweetShare
Sebelumnya

The Culture Code

Selanjutnya

Fordobi Bakal Sumbang Ratusan Buku pada Peringatan 100 Tahun Indonesia

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025
CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

15 April 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Fordobi Bakal Sumbang Ratusan Buku pada Peringatan 100 Tahun Indonesia

Fordobi Bakal Sumbang Ratusan Buku pada Peringatan 100 Tahun Indonesia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025
Ksatria JEDI Bernama Farhan Helmy dan Sepenggal Kisah tentang Pembiayaan Inovatif untuk Disabilitas dan Lansia

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

21 April 2025

© 2024 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In