Saat orang meninggal, ruhnya tetap hidup dan bersemayam di kuburan. Jika amal dunianya baik, maka ruhnya tidak dikekang dan dia melanjutkan kehidupan dunia tanpa jasad. Ia bertemu dengan ruh-ruh saleh lainnya, saling mengunjungi, bahkan membicarakan aktifitas dunia yang pernah mereka jalani.
Tanpa beban ragawi, ruh bergerak gesit dan memiliki jangkauan luas. Ia terbang seperti burung dan dapat menjelajah ke tempat yang jauh, bahkan di belahan bumi yang lain.
Ruh adalah hal terdekat dengan manusia, tetapi paling tidak dikenal. Ia hadir kemana pun manusia melangkah, namun tak pernah bersentuhan secara sadar. Ruh menjadi energi yang menghidupkan, tetapi kehadirannya tak pernah disadari.
Tentang ruh adalah misteri yang menjadi rahasia sepanjang masa. Dalam al-Qur’an surat al-Isra: 85, Allah berfirman, “Engkau akan ditanya (ya Muhammad) tentang ruh, katakanlah ruh itu adalah urusan Tuhanmu,”. Maka Rasulullah pun tak banyak menjelaskan tentang hal ini.
Namun Ibnu Qayyim al-Jauziyyah mengulas seputar ruh secara mendalam, hingga 590 halaman. Ia melakukan riset komprehensif dalam la-Quran dan al-Hadits tentang semua hal terkait terminologi ruh dan sinonimnya, seperti nafs.
Menurut lbnu Qayyim, semenjak ruh diciptakan dan ditiupkan ke dalam tubuh bayi dalam rahim ibunya, ia terus mendampingi fisik itu sampai tua dan mati. Namun ruh sendiri terus bertahan hidup. Ia mengalami periode jasad yang hanya sebentar dan periode setelah kematian fisik yang jangka waktunya sampai akhir dunia.
Saat seorang individu meninggal, ruh dicabut malaikat Izrail dari jasad, lalu dijemput malaikat lainnya untuk dibawa ke langit. Demi menghadapkan ruh yang baru dicabut itu ke hadapan Allah, sang malaikat menembus langit satu ke langit lainnya ke tempat yang tinggi, sampai ruh itu dihadapkan pada Allah dan ditentukan sebagai penghuni illiyyin atau sijjin.
Illiyyin adalah surga, sedangkan sijjin adalah ruang sempit yang terletak di bawah perut bumi lapis ketujuh. Dari putusan Allah itulah nasib ruh itu ditentukan, apakah ia akan eksis di dunia pada fase berikutnya atau menjalani pengekangan yang pedih.
Pada dasarnya semua ruh tetap ada di dunia setelah kematian. Maka dari itu ia menempati ruang dan melakukan aktifitas, termasuk berinteraksi dengan ruh lain sebagaimana kehidupan sosial di dunia.
Di alam kubur ada dua situasi. Ada ruh yang diazab dan terkekang, ada pula yang diberi nikmat dan kebebasan. Ruh-ruh yang diazab akan disibukkan oleh siksaan yang diterima. Adapun ruh yang saleh tetap diberi nikmat. Setiap ruh bersama pendampingnya sebagaimana amalnya di dunia. Ruh Rasulullah Muhammad saw, sebut Ibnu Qayyim, berada di ar-Rafiq al-A’la, yaitu tempat yang sangat tinggi.
Allah berfirman dalam QS Annisa: 69, “Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pencinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya”.
Keberadaan ruh
Opini yang terkuat mengatakan, ruh kaum beriman berada di dalam kuburnya masing-masing. Namun ada yang mengatakan, mereka berada di serambi surga, tepat di depan gerbangnya. Dengan begitu, aroma semerbak, bayangan nikmat dan pelbagai rezeki dari surga bisa sampai kepada mereka.
Ruh-ruh saleh akan mampu bersua dengan orang yang masih hidup dan hal itu bisa terjadi di alam mimpi. Karena mereka bersemayam di kuburnya, ruh masih bisa mengetahui keberadaan jasadnya dan dia menjawab salam orang-orang yang mengunjungi kuburannya. Betapa bahagianya ruh apabila dikunjungi keluarga dan saudaranya. Ruh itu dapat mengamini do’a yang dipanjatkan peziarahnya.
Untuk itulah Rasulullah SAW telah menetapkan syariat, jika kaum Muslimin melalui kuburan saudara seiman hendaklah mengucapkan “Assalamu’alaika ya ahlal qubur,”. Penjelasan Ibnu Qayyim dalam buku ini menjawab 21 pertanyaan mendasar tentang ruh. Metode penjelasannya pun dengan cara tanya jawab.
Ibnu Qayyim al-Jauziyyah (1292-1352 M) adalah ulama asal Damaskus bernama lengkap Muhammad bin Abi Bakar bin Ayub bin Sa’ad Zur’i. Semasa hidupnya, Ibnu Qayyim belajar kepada banyak ulama dalam bidang fikih Mazhab Hambali, tafsir, hadis, ushul fikih, nahwu, tasawuf, dan teologi. Di antara gurunya adalah Ibnu Taimiyah.
Judul: Rahasia Ruh dan Kematian (terjemahan atas Kitab ar-Ruh)
Penulis: Ibnu Qayyim al-Jauziyyah
Penahkik : Syekh M Ayyub al-Ishlahi
Penerbit : Turos Pustaka
Genre : Psikologi-Islam
Tebal : 593 halaman
ISBN: 9786237327417
Diresensi Oleh Jakarta Book Review