Jakarta – Buku bertajuk “Saya Bacharuddin Jusuf Habibie (The Untold Story)” resmi rilis pada, Sabtu (29/1/2022). Buku karya Andi Makmur Makka ini mengungkap sisi lain dari Bacharuddin Jusuf Habibie.
Buku setebal 498 halaman ini ditulis berdasarkan hasil wawancara langsung dengan penulis, yaitu Bacharuddin Jusuf Habibie atau BJ Habibie. “Tulisan ini dilengkapi dengan hasil serangkaian wawancara dengan narasumber yang dilakukan pada 2005,” ucapnya sebagaimana dikutip dalam siaran pers The Habibie Center. Tak heran jika buku ini memaparkan secara jelas perjalasn hidup sang legend mulai dari mas kecil, masa ketika menjadi eksekutif top di industri pesawat terbang di Jerman, hingga ketika dia menjadi presiden.
Buku dengan 77 bab tulisan ini berfokus pada sisi warisan ilmu pengetahuan dan teknologi dari BJ Habibie yang tentunya relevan dengan isu-isu sekarang, temasuk berkenaan dengan pemikiran dan teorinya dalam bidang industri kedirgantaraan dan pengembangan pesawat N-250.
Pimpinan Redaksi Harian Republika periode 1997-2000 ini menyebut BJ Habibie sebagai ilmuwan sekaligus negarawan yang telah meletakkan fondasi kebijakan yang sangat dibutuhkan terutama untuk memajukan Indonesia.
Hal senada juga diutarakan oleh Rektor Universitas Multimedia Nusantara Jakarta DR. Ir. Ninok Leksono Dermawan. Menurutnya BJ Habibie memimpin lembaga dengan fondasi ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) sekaligus menggagas banyak kebijakan yang mendorong generasi muda menguasai iptek.
Salah satu gagasan yang selalu BJ Habibie gaungkan untuk menguasai teknologi guna memajukan bangsa harus dibangkitkan kembali. Bisa dengan cara dituangkan dalam bentyuk buku-buku agar bisa menjadi inspirasi generasi muda.
Sementara menurut Kepla Bidang Pengkajian dan Penerapan Tekonoli (BPPT) periode 2014-2019, Dr. Ir. Unggul Priyanto mengemukaan konsep Habibie “memulai di akhir, berakhir di awal” sangat bisa untuk diterapkan. Konsep ini berarti membangun tidak harus dimulai dengan melakukan riset di awal, namun bias dari tengah atau ujung.
“Jadi inovasi tidak perlu merupakan temuan baru, tidak harus diawali dengan temuan sendiri, tapi bisa merupakan pengembangan dan menjadi suatu produk baru yang lebih baik,” katanya.
Dulu Habibie berpikiran untuk mendirikan industri kedirgantaraan, mulai dari pesawat buatan Spanyol Cassa 212, lanjut berinovasi membuat CN-235, hingga akhirnmya secara mandiri merancang bangun N-250, jenis pesawat canggih di kelasnya. (ST/JBR)