Agung Concern Group telah masuk ke jajaran elite korporasi di Tanah Air.
Jakarta – Chief Executive Officer (CEO) Agung Concern Group, Mahatma Ilham Panjaitan, merilis buku yang bertajuk ‘Panjaitan van Menteng The Godfather’ di Hotel Four Seasons Gatot Subroto, Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Buku yang diluncurkan dalam rangka merayakan ulang tahun Ilham ke-65 pada 23 Juni 2021 ini, ditulis oleh jurnalis Putut Trihusodo dan Dwitri Waluyo dengan gaya reportase menarik dan unik.
Acara peluncuran buku yang tetap mematuhi protokol kesehatan (prokes) ini dihadiri berbagai tokoh. Diantaranya Agus Martowardojo selaku Gubernur Bank Indonesia (BI) ke-15 periode 23 Mei 2013-23 Mei 2018 dan Menteri Keuangan ke-27 periode 20 Mei 2010 – 18 April 2013, Jahja Setiatmadja, Direktur Utama (Dirut) BCA, Taswin Zakaria, Direktur Utama (Dirut) Maybank Indonesia, Solihin Kalla perwakilan dari Group Kalla, Letnan Jendral TNI (Purn), Hotmangaraja Panjaitan, Nur Asia Uno (istri Sandiaga Uno/Menteri Pariwisata & Ekonomi Kreatif), dan masih banyak lainnya.
Mengutip pernyataan Jusuf Kalla, tidak banyak perusahaan keluarga yang bisa bertahan hingga lebih dari delapan windu. Agung Concern Group yang beroperasi sejak 1954 termasuk dalam segelintir perusahaan itu.
Namun, selain bertahan dari gerusan krisis, Agung Concern juga bertumbuh pesat dengan bidang usaha merambah sejumlah sektor, termasuk sektor IT yang saat ini tengah berkembang pesat.
“Sejak dipimpin Ilham Panjaitan, Agung Concern Group telah masuk ke jajaran elite korporasi di Tanah Air. Agung Concern Group memiliki kekuatan besar untuk ikut menjadi salah satu pelaku penting yang akan ikut meramaikan pentas Indonesia Emas 2045,” kata Putut Trihusodo.
Ilham Panjaitan merupakan sosok yang low profile. Terbukti meski memimpin korporasi besar, dirinya tidak begitu dikenal masyarakat. Ditambah lagi sosoknya tidak gemar membicarakan dirinya maupun kesuksesannya.
Oleh karena itu, buku ini hampir sepenuhnya merupakan rangkaian cerita dari kawan sekolah, kawan kuliah, rekan bisnis, serta para kolega lainnya, tentang sosok Ilham dan hal-hal yang ia kerjakan sejauh ini.
Secara pribadi, Ilham merasa lebiih mudah untuk menyampaikan prinsip hidupnya ketimbang kesuksesannya. Misalnya, prinsip hidup sebagai ayah, sebagai suami, CEO atau sebagai pelaku usaha dengan segala komitmennya.
Putut mengatakan, dalam menyusun buku ini, ia dan tim mewawancarai sekitar empat puluh narasumber yang terdiri dari teman-teman, rekan kuliah, keluarga, hingga partner bisnis.
Untuk prolog dalam buku ini ditulis oleh Luhut Binsar Pandjaitan selaku Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi. Diketahui Luhut telah mengenal keluarga Ilham Panjaitan sejak tahun 1950-an.
Selain itu, dalam buku setebal 272 halaman ini terdapat testimoni dari Jusuf Kalla, Wakil Presiden periode 2004-209 & 2014-2019, dan Enggartiasto Lukita, Menteri Perdagangan periode 2016-2019.
Sebagai informasi, salah satu korporasi yang Agung Concern Group geluti adalah Agung Toyota. Agung Toyota tercatat sebagai satu dari lima founding dealer Toyota sejak 1972. Ia menguasai pasar mobil di wilayah Riau, Jambi, Bengkulu, Kepulauan Riau, dan Bali dengan total jumlah karyawan tetap mencapai lebih dari 1.000 orang.
Sementara sebagai holding, total karyawan Agung Concern lebih dari 5000 orang yang tersebar di seluruh pelosok tanah air.
Bergulat dengan bisnis yang besar tidak membuat Ilaham lupa untuk menyenangkan dirinya, seperti mendengarkan musik hingga menonton film bersama keluarga.
Selain itu, ia masih aktif menjalankan hobinya yakni traveling bersama keluarga maupun karyawan Agung Concern sebagai acara tahunan.
Buku “Panjaitan van Menteng”, demikian kata sang penulis Putut Trihusodo, juga mencatat sejumlah hal penting yang bisa dijadikan pelajaran bagi perusahaan keluarga yang ingin eksis dan bertahan puluhan bahkan ratusan tahun.
Tentang filosofi keluarga yang menjadi corporate culture, pembentukan tim, juga kejelian membaca situasi dan mengeksekusinya sebagai bisnis yang menguntungkan.
“Banyak best practise yang bisa dijadikan pelajaran. Baik itu tentang corporate culture, membangun tim yang solid, manajemen mengatasi krisis dan lain-lain,” tambah Dwitri Waluyo. (Zak/JBR)