Jumat, 27 Januari 2023
  • Masuk
Jakarta Book Review
  • Beranda
  • Resensi
    • Nukilan
  • Buku
    • Terbaru
    • Best Seller
    • Referensi Abadi
    • Edisi Internasional
  • Berita
    • Berita Buku
    • Pegiat Buku
    • Event Buku
  • JBR Store
    • Buku
    • Merchandise
    • Hadiah
    • Pre-Order
  • Tokoh
    • Kutipan
    • Gagasan
    • Motivasi
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Beranda
  • Resensi
    • Nukilan
  • Buku
    • Terbaru
    • Best Seller
    • Referensi Abadi
    • Edisi Internasional
  • Berita
    • Berita Buku
    • Pegiat Buku
    • Event Buku
  • JBR Store
    • Buku
    • Merchandise
    • Hadiah
    • Pre-Order
  • Tokoh
    • Kutipan
    • Gagasan
    • Motivasi
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review
Beranda Resensi

Honjok: Seni Hidup Sendiri ala Korea Selatan

Oleh Rach Alida Bahaweres
2 Desember 2021
di Resensi
A A
Buku Honjok: Seni Hidup Sendiri ala Korea Selatan terbitan Gramedia Pustaka Utama

Buku Honjok: Seni Hidup Sendiri, penulis Crsytal Tai dan Francie Healey terbitan Gramedia Pustaka Utama, Resensi Jakarta Book Review

Pernahkah terpikir untuk memutuskan hidup sendiri? Jika iya, buku berjudul Honjok: Seni Hidup Sendiri merupakan salah satu buku yang bisa menjadi pilihan bacaan untuk mengetahui tentang hidup sendiri.

Kata Honjok (diucapkan hon-juk) merupakan istilah yang muncul pada tahun 2017 di Korea Selatan. Hon adalah kependekan dari kata honja artinya sendirian. Sedangkan Jok artinya suku. Jadi, kata honjok adalah suku penyendiri.

Mengapa Honjok muncul di Korea Selatan? Honjok muncul sebagai bentuk perlawanan terhadap masyarakat Korea Selatan yang menuntut agar anak muda hidup sebagaimana mestinya. Mereka, anak muda Korea dituntut harus menikah, punya wajah cantik atau ganteng, punya pekerjaan mapan dan lain-lain.

Anak muda Korea Selatan diharapkan hidup seperti mimpi orang Amerika yang gencar diperbincangkan pada masa McCarthy pada 1950-an. Bentuk kehidupan mapan ala Amerika adalah rajin belajar, lulus, mendapat pekerjaan, menikah, membeli rumah, dan memiliki anak.

Namun semua itu bukan hal mudah. Kesenangan hidup tidak harus didapat dari cara itu. Kesempatan kerja yang kurang, perekonomian yang lesu serta mobilitas sosial yang terbatas menyebabkan tuntutan itu sulit diwujudkan. Untuk memperoleh pekerjaan, calon pelamar diharapkan memiliki tampilan foto yang menarik karena penampilan memainkan peran penting dalam masyarakat Korea Selatan. Tuntutan demi tuntutan garda-gara imajinasi formil tentang hidup ideal kemudian memicu frustasi.

BACA JUGA:

Menjawab Problem Masa Kini Lewat Penyingkapan Misteri Agama Islam yang Belum Pernah Diungkapkan

Seni Transisi Dalam Hidup

Bangun, Keluar dan Berjalanlah!

Pesiar Bersama Desi Anwar

Perempuan Korea Selatan dalam buku ini digambarkan sebagai sosok yang harus tampil sempurna. Jika perempuan itu bekerja, ia juga harus dapat mengurus rumah tangga dengan baik. Tuntutan ini yang kemudian juga memunculkan gerakan #NoMarriage di Korea Selatan.

Perempuan Korea Selatan meluncurkan gerakan Escape the Corset (campakkan korset) yang dilakukan secara online  oleh para blogger dan pengguna instagram yang menyatakan bahwa mereka tidak akan lagi mematuhi standar kecantikan seperti kulit harus putih, kelopak mata ganda, hidung mungil yang mancung dan wajah tirus.

Bahkan pada gerakan Escape The Corset ini, perempuan ada juga yang memilih tidak merias wajah dan menolak gaya rambut panjang dan pakaian feminin karena dianggap menjadi sasaran tatapan pria.

Tekanan demi tekanan, serta rasa kecewa itu yang kemudian memunculkan Honjok. Honjok menjadi pilihan anak muda Korea Selatan, terutama pada perempuan modern yang berkepribadian bebas semu gue.

Apakah beda antara Honjok dengan penyendiri? Jika penyendiri ditolak masyarakat, honjok justru menolak tekanan dan harapan masyarakat dengan bentuk ideal ala publik. Penyendiri menyebabkan penderitaan karena kesepian, sedangkan honjok menikmati waktu untuk sendiri. Jika penyendiri tidak memiliki kepuasaan karena menyembunyikan diri, honjok fokus pada memenuhi kebutuhan diri sendiri sebagai cara berkembang.

Hakikat gaya hidup honjok adalah memilih untuk hidup di saat ini untuk diri sendiri dan bukan untuk orang lain. Dengan memilih gaya hidup Honjok ada kebebasan memiih kemana pergi dan apa yang dilakukan tanpa tergantung pada orang lain atau memenuhi kehendak orang lain.

Selain itu, buku ini juga memberikan beberapa  kegiatan yang bisa dilakukan untuk pergi sendirian seperti makan di luar, mengunjungi pameran, meditasi, perawatan diri, dan lain-lain.  Pilihan rekomendasi kegiatan ini yang diusulkan agar memilih Honjok juga masih memiliki kegiatan sehari-hari yang produktif dan bahagia sesuai keinginananya.

Sudah siap melakukan Honjok ?

Judul: Honjok

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama

Penulis : Crsytal Tai dan Francie Healey

Genre: Psikologi

Jumlah Halaman : 188

Terbitan tahun : 2020

Diresensi Oleh Jakarta Book Review

Topik: Headline
SendShareTweetShareScan
Sebelumnya

Pengumuman Pemenang JBR Giveaway Session I

Selanjutnya

CEO Agung Concern Group Berbagi Filosofi Bisnis Lewat Buku ‘Panjaitan van Menteng’

Rach Alida Bahaweres

Rach Alida Bahaweres

Seorang Ummi, istri, jurnalis dan blogger. Aktif menulis dan memberikan pelatihan menulis. Blogger www.lidbahaweres.com. Kontak ke @lidbahaweres atau [email protected]

TULISAN TERKAIT

Menjawab Problem Masa Kini Lewat Penyingkapan Misteri Agama Islam yang Belum Pernah Diungkapkan

Menjawab Problem Masa Kini Lewat Penyingkapan Misteri Agama Islam yang Belum Pernah Diungkapkan

25 Januari 2023
Seni Transisi Dalam Hidup

Seni Transisi Dalam Hidup

19 Januari 2023
Bangun, Keluar dan Berjalanlah!

Bangun, Keluar dan Berjalanlah!

12 Januari 2023
Pesiar bersama Desi Anwar

Pesiar Bersama Desi Anwar

28 Desember 2022
Selanjutnya
Selanjutnya
CEO Agung Concern Group Berbagi Filosofi Bisnis Lewat Buku ‘Panjaitan van Menteng’

CEO Agung Concern Group Berbagi Filosofi Bisnis Lewat Buku 'Panjaitan van Menteng'

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

NILAI BUKU*

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

SERING DIBACA

Langkah Membuat Label Buku Layaknya di Perpustakaan

Langkah Membuat Label Buku Layaknya di Perpustakaan

17 Desember 2021
Mariposa 2: Romantika Kupu-Kupu yang Terbang Dengan Hati Luka

Mariposa 2: Romantika Kupu-Kupu yang Terbang Dengan Hati Luka

19 Januari 2022
Majmu’ Syarif: Kitab Misterius Penuh Doa

Majmu’ Syarif: Kitab Misterius Penuh Doa

13 Desember 2021
Mariposa 2 (part 2): Ketika Cinta Terhalang Prasangka

Mariposa 2 (part 2): Ketika Cinta Terhalang Prasangka

25 Januari 2022
Karena Setiap Langkahmu Adalah Rinduku

Karena Setiap Langkahmu Adalah Rinduku

18 November 2022
Kitab Firasat, Ilmu Membaca Sifat dan Karakter Manusia dari Bentuk tubuhnya

Kitab Firasat, Ilmu Membaca Sifat dan Karakter Manusia dari Bentuk tubuhnya

26 November 2021

© 2021 Jakarta Book Review

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
    • Nukilan
  • Buku
    • Terbaru
    • Best Seller
    • Referensi Abadi
    • Edisi Internasional
  • Berita
    • Berita Buku
    • Pegiat Buku
    • Event Buku
  • JBR Store
    • Buku
    • Merchandise
    • Hadiah
    • Pre-Order
  • Tokoh
    • Kutipan
    • Gagasan
    • Motivasi
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In