Sabtu, 20 September 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Kitab Kebijaksanaan Orang Gila: Mengungkap Tabir di Balik Ketidakwarasan

Resensi Kitab Kebijaksanaan Orang Gila (Uqala al-Majanin) karya Abu al-Qasim an-Naisaburi penerbit Turos Pustaka

Oleh Mujib Rahman
23 Maret 2022
di Resensi
A A
Kitab Kebijaksanaan Orang Gila (Uqala al-Majanin) karya Abu al-Qasim an-Naisaburi penerbit Turos Pustaka

Kitab Kebijaksanaan Orang Gila (Uqala al-Majanin) karya Abu al-Qasim an-Naisaburi penerbit Turos Pustaka

Amal ibadah yang diterima adalah yang tidak ditujukan kepada selain Allah. Setiap amalan, baik yang bersifat zahir mapupun batin, tidak akan memiliki nilai apapun selama tidak ditujukan sebagai sarana pendekatan diri kepada Allah swt.

Usaha taqarrub kepada Allah itu harus dilakukan dengan kebersihan jiwa. Penghulu para sufi, Syaikh Abdul Qadir Al-Jaelani, mengatakan: “Tidak akan diperkenankan (duduk) di sisi Allah swt, kecuali orang yang sudah membersihkan diri dari berbagai macam kotoran (Jiwa).”

Namun manusia di dunia ini sulit lepas dari pengaruh manusia lainnya. Dalam lingkup sosial, orang sulit menjamin amal ibadahnya dilakukan tanpa pengaruh publik. Ketika berbuat baik, niat hati bisa terpeleset mengharap pujian, popularitas, bahkan status sosial.

Jika seseorang berhasil menjauhi perbuatan maksiat, itupun rawan bukan karena Allah. Bisa jadi karena takut atau malu kepada lingkungan sekitar. Hidup di tengah-tengan manusia itu repot. Nah, salah satu cara untuk menjadi independen dari pengaruh sosial adalah dengan menjadi gila.

Sejarah Islam klasik mencatat tokoh-tokoh unik yang dikenal gila, tetapi sebenarnya memiliki kewarasan tingkat tinggi. Dalam kitab Uqala al-Majanin karya Abu al-Qasim an-Naisaburi yang diusung ke dalam bahasa Indonesia oleh Turos Pustaka ini, terungkap kisah-kisah menarik tentang orang-orang gila yang memendam hikmah sufi.

BACA JUGA:

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

Dalam buku setebal 450 halaman ini terdapat kisah-kisah unik tentang 63 tokoh edan yang kelakuan, pembicaraan, dan syair-syair sindirannya mengugah kesadaran hakiki. Mereka selalu memiliki jawaban yang berdaya kejut tinggi dan tidak terduga. Di dalam kitab ini terdapat pula kisah-kisah orang gila tidak dikenal yang kebijaksanaannya menjadi tuntutan hingga sekarang.

Kegilaan itu berbeda dengan kedunguan. Dungu sering diidentikkan dengan bodoh, tetapi gila bisa berarti berbeda, nyeleneh, nekat, atau spektakuler. Orang gila dalam pengertian luas adalah orang yang tidak umum. Gila dalam bahasa Arab adalah “Junun” atau “Majnun” yang secara harfiah berarti kena gangguan jin. Tetapi secara etimologis gila adalah istitar (tertutup).

Tokoh-tokoh dalam kitab ini berpenampilan benar-benar gila. Mereka lusuh, membawa barang-barang aneh, diledek anak-anak kecil, bermain pasir, dan penyendiri. Tetapi di balik misteriusnya penampilan, mereka memiliki hikmah mendalam dan memiliki jawaban tak terduga pada setiap masalah yang dihadapi.

Sejarah Islam mencatat eksistensi tokoh-tokoh gila yang memiliki kedekatan khusus dengan Allah, dan untuk itu mereka memiliki kebijaksanaan kenabian. Salah satu yang paling populer adalah Uwais al-Qarni, pemuda Yaman yang hidup sendiri hanya dengan ibunya yang tua dan lumpuh. Uwais dikenal sebagai lelaki gila yang sering bertingkah nyeleneh, misalnya menggendong anak sapi naik-turun bukit.

Uwais cukup dikenal masyarakat, tetapi sangat tidak populer. Ia hanya dianggap orang miskin yang kurang waras. Kehidupannya sangat kekurangan, bahkan hanya memiliki satu setel pakaian yang dikenakan saja. Bila itu dicuci, ia menunggunya hingga kering.

Namun pada suatu ketika Rasulullah berpesan kepada Umar bin Khattab dan Ali bin Abi Thalib. “Carilah Uwais al-Qarni, dan mintalah kepadanya agar memohonkan ampun untuk kalian”.

Pesan itu terus diingat sahabat Umar dan Ali, namun mereka belum berkesempatan berkunjung ke Yaman. Sepeninggal Rasulullah, kedua sahabat mulia ini pergi ke Yaman untuk menunaikan pesan rasulullah. Setelah bertanya ke sana kemari, ternyata diketahui Uwais adalah “orang gila”.

Uwais dan ibunya adalah seorang muslim yang masuk Islam setelah mendengar seruan Nabi Muhammad sejak beliau masih di Mekah. Bahkan Uwais pernah pergi ke Madinah menemui Nabi, tetapi tidak berhasil bertemu karena Rasulullah sedang dalam misi pengintaian perang.

Singkat cerita, setelah kedatangan sahabat Umar dan Ali, warga baru menyadari bahwa Uwais al-Qarni adalah orang saleh yang namanya harum di alam langit. Semua tingkah lakunya yang tak normal adalah alibi agar dia terbebas dari “gangguan” sifat kemanuisaan.

Adapun hobinya menggendong anak sapi naik turun bukit adalah sebagai latihan, karena pada musim haji ia menggendong ibunya dari Yaman ke Mekah melewati padang tandus yang panas. Di tanah suci pun Uwais menggendong ibunya berthawaf, sa’i, dan semua rangkaian ibadah haji. Di depan Kakbah air mata sang Ibu tumpah. Uwais pun berdoa, “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu”. Sepeninggal ibunya, Uwais pergi entah kemana dan hanya pernah ditemui orang beberapa kali saja.

Dalam buku yang ditulis pada awal abad 11 Masehi ini, dihimpun banyak tokoh unik yang memiliki kebijaksanaan luar biasa. Naskah ini ditulis dengan standar perawian hadis, namun dalam buku terjemahan ini rantai periwayatannya sengaja dipangkas agar para pembaca fokus pada kisah yang disampaikan.

Dalam khazanah Islam Indonesia, “kegilaan bijaksana” seperti ini juga dikenal. Kalangan pesantren mengenal kata jadzab. Sebenarnya jadzab adalah orang-orang yang dikhususkan oleh Allah untuk bermahabbah kepada-Nya. Orang jadzab tidak dapat mengingat apapun kecuali zat Allah saja.

Namun secara awam, jadzab disematkan pada orang yang sering bertingkah nyeleneh tetapi memiliki kelebihan. Bahkan biasanya yang bertingkah laku seperti itu adalah putra kiyai. Jadzab sebenarnya adalah fenomena yang hanya bisa dirasakan oleh mereka yang memiliki kepekaan tertentu.

Misalnya KH. Hamim Tohari Djazuli alias Gus Miek (1940-1993). Gus Miek adalah putra kiyai Djazuli Usman, pengasuh salah satu pesantren di Ploso, Kediri, Jawa Timur. Semasa hidupnya Gus Miek dikenal suka keluar masuk tempat hiburan malam dan bertingkah laku nyeleneh.

Tokoh sufi yang juga hafiz al-Qur’an ini hampir tiap malam menyusuri tempat-tempat gemerlap di Jawa Timur, keluar masuk klub malam dengan mengenakan celana jins dan kaos oblong. Ia sering terlihat mengobrol dengan wanita penghibur, tukang becak, dan penjual kopi di pinggiran jalan.

Belakangan diketahui ternyata Gus Miek berdakwah di tempat-tempat tersebut. Seorang kiyai pernah mengajukan pertanyaan kepada Gus Miek tentang perasaannya melihat wanita-wanita malam di tempat seperti itu. “Aku setiap kali bertemu wanita walaupun secantik apapun dia dalam pandangan mataku yang terlihat hanya darah dan tulang saja. Jadi, jalan untuk syahwat tidak ada,” jawabnya.

Judul Buku: Kitab Kebijaksanaan Orang Gila

Judul Asli: Uqala al-Majanin

Penulis: Abu al-Qasim an-Naisaburi

Penerbit: http://turospustaka.comTuros Pustaka

Genre: Islam

Tebal: 450 halaman

Edisi: Hard Cover Cetakan 3, Maret 2021

ISBN: 978-623-7327-25-7

Topik: Headline
SendShareTweetShare
Sebelumnya

British Library Ajak Peneliti Lokal Digitalisasi Naskah Kuno Banyuwangi

Selanjutnya

Tenangkan Pikiran & Hatimu Setiap Saat Jilid 2

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

16 September 2025
Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

1 September 2025
Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

27 Agustus 2025
Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

22 Agustus 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Tenangkan Pikiran dan Hatimu Setiap Saat Jilid 2

Tenangkan Pikiran & Hatimu Setiap Saat Jilid 2

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

16 September 2025
Cover buku dan film La tresse

Buku “La tresse” Karya Laetitia Colombani akan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

15 September 2025
Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

11 September 2025
Ringkasan Habit is Power: Jika Ingin Sukses Hindari 14 Kebiasaan Buruk Ini

Ringkasan Habit is Power: Jika Ingin Sukses Hindari 14 Kebiasaan Buruk Ini

10 September 2025
Ciri Publik Melek Politik, Peminat Buku Politik Makin Tinggi

Ciri Publik Melek Politik, Peminat Buku Politik Makin Tinggi

4 September 2025
AJI Jakarta Buka Konseling Jurnalis Peliput Aksi Massa

AJI Jakarta Buka Konseling Jurnalis Peliput Aksi Massa

2 September 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In