Tasawuf
Tasawuf adalah membebaskan diri dari setiap perilaku rendah menuju segala akhlak yang mulia.
Klaim Bohong
Siapa yang terus berusaha hidup dengan cara ikhlas, Allah akan membebaskannya dari klaim-klaim bohong.
Paksa Dirimu dengan Hal yang Kau Inginkan Dari Orang Lain
Suatu ketika seorang laki-laki berkata kepada Imam Junaid, “Zaman sekarang saudara-saudaraku telah acuh. Siapa yang bisa aku jadikan akhi fillah (saudara karena Allah)?”
Imam Junaid tidak meresponnya, yang mengakibatkan jaki-laki itu mengulang perkataannya sebanyak tiga kali. Ketika laki-laki itu semakin banyak mengulang perkataannya, Imam Junaid pun berkata kepadanya, “Jika kamu menginginkan seorang saudara, penuhilah beban hidupmu sendiri dan biarkan saudaramu menanggung gunjinganmu. Demi umurku, hal yang seperti ini sungguh ringan. Namun, jika kamu menginginkan saudara seagama, tanggunglah beban hidup mereka dan bersabarlah atas gunjingan mereka. Aku punya satu jamaah yang bisa aku kenalkan kepadamu.” Akhirnya lelaki itu terdiam.
Kesempurnaan Iman
Ada empat perkara yang dapat mengangkat seorang hamba Mmenuju derajat tertinggi, walaupun ilmu dan amalnya sedikit. Penyantun, rendah hati, dermawan, dan akhlak yang mulia. Itu semua merupakan kesempurnaan iman.
Sabar dan Syukur
Imam Junaid pernah ditanya perihal sabar dan syukur, manakah di antara keduanya yang lebih utama?
Jawabnya, “Terpujinya orang kaya bukan karena kepemilikannya terhadap harta. Demikian juga, terpujinyg orang fakir bukan karena tidak memiliki harta. Justru pujian terhadap keduanya itu sebab kemampuan mereka menjalanj syarat-syarat yang wajib mereka penuhi. Syarat si kaya terpuji harus terus bersandingan dengan apa yang wajib dipenuhinya. Berkaitan dengan hal-hal yang sesuai dengan sifat kaya, serta merasakan dan menikmati hal-hal tersebut. Demikian juga syarat si fakir terpuji harus terus bersandingan dengan apa yang wajib dipenuhinya. Berkaitan dengan sesuatu yang sesuai dengan sifat fakir, kegelisahan dan hilangnya hal-hal itu.
Ketika keduanya terus menetapi takdir Allah dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi, di antara keduanya yang paling berat dan susah keadaannya itulah orang yang lebih sempurna di sisi Allah daripada orang yang enak serta nikmat keadaannya.
Pintu-pintu Kebaikan
Allah memiliki beberapa hamba yang mampu berpikir. Setelah berpikir, mereka beramal. Ketika beramal, mereka penub dengan keikhlasan. Pada akhirnya, keikhlasan itu menarik mereka menuju seluruh pintu-pintu kebaikan.
Ikhlas
Ikhlas berarti membersihkan diri dari berbagai macam kekeruhan (kotoran).
Ahli Bisnis dan Ahli Ibadah
Imam Abu Ja’far al-Farghani pernah berkisah, “Suatu ketika, kami ada di satu majelis bersama Imam Junaid. Kemudian orang-orang yang duduk di masjid saling bercakap-cakap dengan mencela orang-orang yang memasuki pasar.”
Sampai Imam Junaid berkata, “Berapa banyak orang-orang yang berada di pasar, sejatinya ia lebih pantas memasuki masjid dan menasihati orang-orang yang ada di dalamnya. Kemudian ia mengusir orang-orang yang berada di dalamnya dan menempati tempat mereka.
Manusia Terbaik
Ketahuilah! Manusia yang paling mulia kedudukannya di sisi Allah dan paling luhur derajatnya di setiap tempat dan waktu adalah mereka yang paling baik dalam mengatur apa yang diwajibkan atas dirinya. Paling cepat menuju Allah dalam berlomba menjalankan sesuatu yang Allah cintai serta Paling bermanfaat bagi hamba-hamba Allah yang lain.
Manfaat Menyampaikan Cerita
Kisah para tokoh terdahulu merupakan tentara dari tentara. tentara Allah yang mampu menguatkan hati para pemula. Allah swt. _
“Semua kisah rasul-rasul, Kami ceritakan kepadamu (Muhammad), agar dengan kisah itu Kami teguhkan hatimu” (QS. Hid [11]: 120)
Hakikat Tobat
Pada suatu hari, aku mengunjungi Syekh Sari as-Sagathi. Aku melihatnya dalam keadaan gundah gulana. Kemudian aku bertanya kepadanya, “Wahai Syekh, ada apa gerangan yang membuatmu bermuram durja?”
Dia menjawab, “Tadi ada seorang pemuda bertanya kepadaku tentang hakikat tobat.”
Aku berkata, “Bukankah hakikat tobat menurutmu adalah jangan sampai melalaikan suatu hal yang dapat melahirkan tobat.”
Dia pun menjawab, “Bukan seperti itu, hakikat tobat menurut kami.” Aku pun bertanya kepadanya, “Lalu, apa hakikat dari tobat menurutmu?”
Dia menjawab,
“Hakikat tobat adalah ketika engkau tidak lagi mengingat kesalahan yang menjadikanmu bertobat.”
Aku pun terus memikirkan perkataannya tersebut
Imam Junaid berkata, “Betapa indahnya, perkataan yang telah diucapkan Syekh Sari!”
Ia melanjutkan ceritanya tersebut, “Syekh Sari lantas bertanya kepadaku, “Wahai Junaid, apa maksud dari ungkapanmu itu?” Aku menjawab, “Wahai Ustadz, ketika aku berada bersamamu dalam keterasingan. Kemudian engkau memindahkanku dari keterasingan itu menuju kemurnian dan kesucian. Ingatanku terhadap keterasingan, di saat aku sudah berada dalam kesucian, itulah hakikat kealpaan.”
Ridha
Imam Junaid pernah ditanya seputar ridha. Jawabnya, “Engkau telah menanyakan kehidupan yang tenteram dan sebuah permata hati, yaitu orang-orang yang ridha terhadap segala ketetapan Allah.”
Sebagian ahli ilmu juga berkata,
“Kehidupan yang paling tenang adalah kehidupan orang. orang yang ridha dengan ketetapan Allah.”
Jadi, ridha berarti menyambut datangnya bala’ dengan segenap kekuatan dan kebahagiaan serta menunggu bala’ yang belum turun dengan terus berpikir dan mengambil pelajaran.
Hal tersebut berangkat dari persepsinya, Allah merupakan Dzat yang paling baik ketentuan-Nya, paling berbelas kasih kepadanya, dan paling tahu apa yang terbaik untuknya. Ketika turun sebuah kepastian Allah, ia tidak akan membencinya karena semua itu adalah keinginan Allah. Ia menganggap baik setiap perlakuan yang datang dari Allah.
Ketika ia telah menganggap apa yang terjadi semuanya adalah kebaikan dari Allah, sejatinya ia telah ridha. Kesimpulannya, ridha adalah keinginan yang disertai anggapan baik. Menerima apa yang diperbuat Allah serta cinta dan ridha kepada Allah dengan segenap hati.
Zuhud
Zuhud adalah sepinya hati terhadap apa yang tidak ada pada genggaman tangan. Menganggap kecil dunia serta menghapus pengaruh dunia dari dalam hati.’
Doa Untuk Si Peminta
Yusuf bin Yahya pernah berkata, “Aku pernah mendengar Imam Junaid berdoa ketika seseorang memintanya untuk mendoakannya, “Semoga Allah kumpulkan kegelisahanmu dan Allah tidak mencerai-beraikan kebahagiaanmu. Semoga Allah memutusmu dari setiap perkara yang memutusmu dari-Nya serta menyambungkanmu kepada setiap hal yang dapat menghubungkan kepada-Nya. Semoga Allah jadikan kekayaan-Nya di dalam hatimu. Allah sibukkan dirimu denganNya dan berpaling dari selain-Nya. Allah berikan rezeki adab yang mampu memperbaiki pergaulanmu dengan-Nya. Allah keluarkan segala sesuatu yang tidak menjadikanmu ridha dari dalam hatimu. Serta semoga Allah tempatkan ridha-Nya di dalam hatimu dan Allah tunjukkan kepadamu jalan terdekat menuju ridha-Nya.”
Kuantitas Zikir yang Banyak
Kuantitas zikir yang banyak dapat dicapai dengan senantiasa merasa diawasi oleh Allah di setiap keadaan serta mengusit kelalaian dari dalam hati.
Waktu
Waktu jika sudah terlewatkan, tak akan mampu ditemukan kembali. Tidak ada yang lebih berharga melebihi waktu.
Hikmah
Aku pernah ditanya apa yang mampu dicegah oleh hikmah? Kemudian aku menjawab, “Hikmah mampu mencegah segala sesuatu yang mendatangkan penyesalan pada kemudian hari. Hikmah mencegah dari segala sesuatu yang dapat menjadikanmu benci ketika mengingatnya, walaupun orang lain tidak mengetahuinya.”
Si Fulan bertanya lagi, “Terhadap hal apa hikmah akan memerintah?”
Aku pun menjawab, “Hikmah akan terus mengajak melakukan segala sesuatu yang pengaruhnya akan terus dipuji pada kemudian hari. Beritanya akan terus harum di khalayak umum dan aman dari akibat buruknya.”
Si Fulan menimpali lagi, “Lalu, siapakah yang berhak disematkan sifat sebagai ahli hikmah?”
Aku menjawab, “Ahli hikmah adalah orang yang ketika berbicara mampu mencapai cakupan luas serta tujuan nyata terhadap suatu hal yang dimaksud dengan ungkapan yang singkat dan isyarat yang ringkas. Ahli hikmah juga orang yang selalu optimis terhadap suatu hal yang diinginkan. Menurutnya, semua itu pasti hadir dan akan datang.”
Si Fulan bertanya lagi, “Lalu, terhadap siapakah hikmab merasa tenang, tenteram, dan bersemayam?”
Aku menjawab, “Hikmah hadir dalam diri orang yang berusaha mengurangi segala sesuatu yang diharapkan, orang yang tidak berlebihan dalam setiap hajatnya, orang-orané yang setiap keinginan dan perbuatannya ditujukan hanya kepada Allah, dan orang-orang yang tingkat manfaatnya bisa dirasakan oleh setiap individu pada zamannya.”
Makrifat Kepada Allah
Ketahuilah! Ketika makrifatullah semakin besar dalam dirimu dan hatimu menjadi penuh dengan makrifat itu, dadamu bahagia karena fokus terhadap-Nya, jiwamu menjadi jernih karena mengingat-Nya, pikiranmu terus terhubung dengan Allah, hasrat kepada dunia akan hilang dan segala macam rencana akan terhapus. Pada akhirnya, ilmumu akan semakin berkilauan karena Allah. Pada saat itu, tampaklah ilmu yang sejati untukmu.’%
Menundukkan Pandangan
Imam Junaid pernah ditanya, “Sarana apakah yang mampu menolongku untuk menundukkan pandangan?”
Dia menjawab, “Dengan pengetahuanmu bahwa pandangan Allah Yang Maha Melihat terhadapmu itu lebih dahulu daripada pandanganmu terhadap apa yang kamu lihat.”
Majelis yang Paling Mulia
Majelis yang paling mulia dan tertinggi adalah duduk sambil berpikir medan tauhid dan bernapas dengan hembusan semilir makrifatullah. Meminum isi cawan cinta dari lautan kasih sayang. Kemudian memandang segala sesuatu dengan landasaQ prasangka yang baik terhadap Allah swt.
Betapa tingginya majelis ini dan alangkah nikmatnya minuman ini. Sungguh beruntung orang yang mendapatkannya.
Memposisikan Diri Pada Hal yang Dibenci
Segala sesuatu di alam semesta ini yang terjadi kepadaku tak pernah aku anggap buruk. Sebab aku mengembalikan segalanya pada satu hukum asal. Dunia ini adalah tempatnya kegelisahan, kegundahan, dan cobaan. Semesta ini berisi keburukan. Imbasnya aku harus siap menerima segala sesuatu yang kubenci. Jika aku menjumpai hal yang aku senangi, itu merupakan anugerah. Jika sebaliknya, kembali pada hukum asal pertama tadi.
Ilmu dan Amal
Ketahuilah! Hal terdekat yang mampu membuat hati para pemula tertarik, menggugah hati orang-orang yang lalai, dan memperingatkan jiwa orang yang berbeda pandangan merupakan ucapan yang ditunjang oleh kejujuran dan perbuatar konkret.
Apa bisa dibenarkan? Jika seorang dai mengajak untuk melakukan suatu perkara, sedangkan ia sendiri tidak memberikan teladan. Ia juga tidak menampakkan perilaku yang hasilnya indah. Ia hanya mengatakan, tapi tidak mengamalkannya secara nyata dan tidak menunjukkan perbuatan yang sesuai dengan perkataannya.
Seorang yang mengajak untuk zuhud, tapi justru perlakunya menunjukkan syiar cinta dunia. Ia memerintahkan untuk meninggalkan dunia, tapi mengambil banyak bagian dari dunia. Ia memerintahkan untuk bersungguh-sunggub dalam beramal, tapi tidak beramal secara maksimal. Ig menganjurkan orang untuk berusaha sekuat tenaga, tapi ig sendiri tidak berusaha secara maksimal. Bisa dipastikan orang seperti ini, sedikit sekali orang yang mendengar dan mau menerima ajakannya. Hati mereka justru lari menjauh karena perbuatan yang tampak darinya. Pada akhirnya, hal itu justru menjadi alasan bagi orang yang senang menaikkan penafsiran sebagai sarana untuk mengikuti hawa nafsu dan jalan pintas bagi orang untuk mengorbankan akhirat demi kesenangan duniawi belaka.
Tidakkah engkau mendengar Allah berfirman saat menyematkan sifat kepada Nabi Syu’aib as. sebagai syekh para Nabi sekaligus salah satu pembesar para Rasul serta parawaliyullah,
“Aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan mengerjakan) apa yang aku larang.” (QS. Hid [11]: 88)
Adapun kewajiban orang yang dikaruniai ilmu oleh Allah dan telah mengenal-Nya yaitu berusaha sekuat tenaga mengamalkan dan menyempurnakan kehidupannya. Perkataannya Pun harus ditunjang oleh kejujuran melalui aksi dengan Perbuatan nyata.
Metode Mendapatkan limu
Permulaan ilmu adalah mengetahui para tokoh (yang dijadikan teladan). Pertengahannya adalah buah pengamalan. Sementara puncaknya adalah mengenal Allah yang Mahaagung.
Penasaran dengan kelanjutan penjelasannya? Tenang, Kamu bisa mendapatkan bukunya di Jakarta Book Review Store. Untuk pembelian buku bisa klik di sini.
Jakarta Book Review memiliki banyak koleksi buku bermutu lain yang tentunya dengan harga terjangkau, penuh diskon, penuh promo, dan yang jelas ada hadiah menariknya. Tidak percaya? Buktikan saja.