Bila manusia sedang tidur, maka ruhnya keluar dari tubuh dan “parkir” di tempat yang sudah disediakan. Dan apabila ia terbangun, ruhnya keluar dari parkiran menuju tubuhnya kembali.
Allah berfirman dalam al-Qur’an QS az-Zumar: “Allah memegang jiwa (orang) ketika matinya dan (memegang) jiwa yang belum mati di waktu tidurnya. Maka Dia menahan jiwa yang telah ditetapkan kematiannya dan melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditetapkan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang berpikir”.
Imam al-Qusyairi mengatakan, ruh yang dipegang Allah itu terputus dari jasad sepenuhnya. Ruh-ruh yang diparkir dalam genggaman Allah ketika jasadnya tidur itu, menurut penafsiran Ibnu Abbas, berada di alam yang sama dengan ruh orang-orang mati. Di sana mereka bertemu dan saling berkenalan sebagaimana orang hidup.
Pada dasarnya semua ruh ingin kembali kepada jasadnya, tetapi Allah menahan ruh orang-orang mati dan melepaskan ruh orang hidup untuk kembali ke jasadnya.
Orang tidur itu pada prinsipnya sama dengan orang mati. Ia tak terhubung dengan dimensi dunia, meskpun jasadnya berada di atas kasur. Pada saat itu jantungnya berdetak, paru-parunya bernapas, dan badannya berganti-ganti posisi. Akan tetapi ruhnya benar-benar lepas. Kenyataan seperti ini membuat ulama mendefinisikan tidur sebagai kematian kecil.
Sebenarnya yang lepas dari badan itu jiwa atau ruh? Ulama beda pendapat. Ada yang mengatakan ruh adalah jiwa itu sendiri. Tapi ada yang membedakannya. Jiwa adalah spirit, yang isinya tiga elemen yaitu ruh, akal, dan jiwa itu sendiri.
Jiwa/nafs adalah dzat di dalam diri manusia yang memiliki kemampuan merasakan, menimbang, dan memilih. Ia berada di balik kemampuan otak. Sedangkan ruh adalah kehidupan/ nyawa yang ditiupkan pada tubuh manusia yang di sana mewarisi sebagian sifat-sifat Allah. Dengan ditiupkannya ruh/nyawa, maka sesuatu yang tadinya mati menjadi hidup.
Rasulullah bersabda: “Malaikat mendatangi orang yang meninggal dan berkata, “Keluarlah wahai nafs (jiwa) yang baik di tubuh yang baik”. Konteks kalimat pada hadis ini menunjukkan bahwa jiwa adalah semua software pada diri manusia.
Ketika kita tidur, ruh akan diambil oleh Allah selama kurang lebih delapan jam. Selama itu jasad hanya dijaga oleh jiwa yang elemennya tak sempurna dan akal. Terkadang Allah menunjukkan kekuasaannya dengan mengambil ruh selama Allah kehendaki. Al-Qur’an mengisahkan tentang Ashabul Kahfi yaitu enam pemuda yang tertidur di dalam goa selama tiga ratus tahun, lalu dibangunkan Allah di zaman yang sudah berbeda, sedangkan mereka hanya merasa tertidur selama setengah atau satu hari.
Kisah lain, pada zaman setelah Nabi Musa, ada seorang ulama Bani Israel bernama Uzair bin Syarkhiya. Sebagian pendapat mengatakan, ia adalah seorang nabi tetapi bukan rasul yang masa hidupnya di antara Nabi Daud dan Nabi Sulaiman, juga antara Nabi Zakariya dan Nabi Yahya.
Pada suatu ketika Uzair pergi dari kampungnya menuju Der Herakl di tepi sugai Dajlah. Dia berhenti untuk berustirahat dan menambatkan keledainya. Kampung di mana ia beristirahat itu sepi tanpa penghuni sehingga ia bergumam dalam hati: ”Bagaimana Allah menghidupkan kota ini setelah kehancurannya?” Kisah ini disebut dalam al-Qur’an QS al-Baqarah [2]: 259. Setelah mendengar pertanyaan Uzair itu, Allah mematikan Uzair di tempat itu.
Pada saat itu usia Uzair 50 tahun dan istrinya di rumah tengah hamil. Allah kemudian membangunkannya kembali 100 tahun kemudian. Ketika ia bangun, fisiknya tetap seperti dahulu sebagaimana pria 50 tahun. Dalam tafsir al-Wadhih disebutkan, makanan dan minuman Uzair tidak berubah sedikitpun, sedangkan keledainya sudah mati menjadi tanah, tetapi Allah membangkitkannya kembali di depan mata Uzair.
Melihat itu semua Uzair berkata, “Aku tahu Allah maha kuasa atas segala sesuatau”. Uzair lalu menaiki keledainya dan beranjak pulang ke rumah. Di rumahnya ia mendapati suasana yang jauh berbeda. Di depan rumahnya ada seorang wanita tua berusia 120 tahun yang matanya buta.
Uzair tahu, itu adalah pembantunya yang saat ia meninggalkan tumah dahulu masih berusia 20 tahun. “Apakah ini rumah Uzair”? tanyanya kepada wanita tua.
Yang ditanya malah menangis.
“Aku tak mendengar lagi orang menyebut nama Uzair, mereka telah melupakan dia,” katanya.
“Sesungguhnya aku adalah Uzair”
“Subhanallah ia telah hilang selama 100 tahun dan tak pernah ada kabar beritanya,”
“Allah telah menidurkanku selama 100 tahun kemudian membagunkanku,”
Wanita itu masih ragu, lalu berkata: “Uzair adalah orang yang dikabulkan doanya, kalau kamu Uzair, doakanlah agar Allah mengembalikan penglihatanku agar aku bsia melihatmu”.
Uzair pun berdoa, seraya mengusap mata wanita itu. Dalam sekejap wanita itu bisa melihat dan menjadi sehat kembali. Uzair membimbing tangannya dan berkata, “Bangkitlah dengan izin Allah”. Setelah melihat Uzair yang tak berubah sedikitpun sejak meninggalkan rumah 100 tahun silam, wanita itu langsung terkejut, “Aku bersaksi kamu adalah Uzair,”.
Di antara masyarakat Bani Israel ada anak Uzair yang saat itu masih berada di dalam kandungan. Saat ini isteri Uzair sudah meninggal, tetapi pernah menceritakan tentang ayahnya kepada sang anak. Anak Uzair, yang kini penampilannya sudah kakek-kakek, berkata: “Ayahku memiliki tanda di antara kedua bahunya”. Lalu Uzair membukakan tanda yang dimaksud itu untuk anaknya.
Singkat cerita, kisah ini menjadi pembicaraan di antara Bani Israel dan menjadi bukti kekuasaan Allah, sebagaimana difirmankanNya: “Kami akan menjadikan kamu tanda kekuasaan bagi manusia,”.
Aspek Fisiologis
Tidur meupakan mekanisme recharge bagi tubuh. Ketika tidur sesuatu yang besar terjadi. Saat manusia terlelap semua otot meregang dan memasuki suasana relax. Saat itu aktivitas otak turun 40 persen, tetapi tetap bekerja.
Selama 8 jam orang tidur, tubuh membakar oksigen dan makanan untuk menyediakan energi secara efisien. Lalu sistem hormon akan mengkonversi energi menjadi perbaikan dan pertumbuhan sel. Pada saat seperti ini terjadi peningkatan produksi sistem kekebalan tubuh. Dalam proses itu tubuh melakukan pembakaran dan menghasilkan panas. Maka biasanya tubuh berkeringat saat tidur.
Di sisi lain denyut jantung turun menjadi 20 detakan per menit sehingga menghasilkan penurunan tekanan darah. Darahpun dengan santai mengalir dari otak dan semua bagian tubuh, dan sel-sel memecah agar jaringan yang rusak dalam tubuh dapat dibangun kembali.
Sistem pencernaan melambat dan asam lambung yang berfungsi mengubah makanan menjadi energi tidak aktif. Maka dari itu dalam kondisi mau tidur tidak dianjurkan makan, supaya tidak menumpuk kalori dalam tubuh.
Buku ini berisi 14 bab ini cukup kompleks membahas segala hal seputar tidur, mulai tidur dalam berbagai perspektif, tahapannya, prosesnya, dan kebutuhan tidur ideal manusia serta tidurnya binatang. Ada pula bab tentang tafsir mimpi-mimpi dan mekanisme menenangkan jiwa dengan tidur.
Ahmad Syauqi Ibrahim adalah dokter yang menjabat kepala Lembaga Penelitian Ilmiah Al-Qur’an dan Hadis di Qalyub, Qalyoubia, Mesir. Pria kelahiran 20 Mei 1925 ini meraih gelar dokter dari Universitas Kairo tahun 1952 dan mendapat master kedokteran dari University of Liverpool, Inggris tahun 1964.
Syauqi Ibrahim adalah ilmuwan yang agamis dan berspesialisasi pada keajaiban ilmiah dalam al-Quran dan hadits. Ilmunya tentang ini disiarkan di televisi Mesir pada 1978 sampai 1990. Ia kemudian mendirikan Instutut Penelitian Ilmiah Al-Qur’an Hadis, dan meninggal pada 6 april 2016 di usia 90 tahun.
Judul: Kitab Rahasia Tidur
Judul asli: Asrar al Naum
Karya : Prof. Dr. Ahmad Syauqi Ibrahim
Penerbit : Turos Pustaka
Genre: Religius/Islam
Tebal: 405 halaman
Edisi: Cet 1, September 2018
ISBN: 978-602-1583-548