Sabtu, 24 Mei 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Jerusalem: Saksi Sejarah Segala Zaman

Oleh Mujib Rahman
3 Januari 2022
di Resensi
A A
Sumber gambar: Solusi Buku

Sumber gambar: Solusi Buku

Ketika Nabi Musa membawa kaum Yahudi lari dari kejaran Fir’aun, Allah telah menjanjikan sebuah daratan penuh berkah yang kini disebut dengan Yerusalem. Namun semua pengikutnya menolak masuk wilayah yang sudah dihuni orang-orang kuat itu. Mereka memilih kembali ke Mesir karena berpikir, pasca tenggelamnya Fir’aun di laut merah, ada harapan baru di negeri ujung Afrika itu.

Karena menentang perintah Musa, mereka dihukum Tuhan. Alih-alih menemukan jalan pulang ke Mesir, kaum Yahudi malah berputar-putar di gurun Sinai selama 40 tahun. Dalam QS Al-Maidah diceritakan, mereka “hanya” makan manna dan salwa dan hidupnya bergantung naungan awan.

Kota Yerusalem pada akhirnya ditaklukkan Musa. Kota itu lalu berkembang pesat di bawah kendali generasi selanjutnya seperti Nabi Dawud, Nabi Isa, Nabi Sulaiman, Salahudin al-Ayubi, dan sebagainya.

Yerusalem adalah salah satu kota terhebat dalam sejarah kemanusiaan.  Kota yang disucikan Ibrahim dan sempat menjadi kiblat umat Islam di awal kenabian Muhammad ini menjadi saksi sejarah tentang manusia dan watak purbanya yang ambisius, serakah, dan suka menumpahkan darah. Tetapi di sisi lain kota ini juga menjadi saksi kisah kenabian, wahyu, cinta kasih, dan kebijaksanaan.

Dalam buku berjudul Jerusalem The Biography setebal 900 halaman ini Simon Sebag Montefiore menceritakan sejarah Yerusalem sebagai kota universal, ibukota dua bangsa dan tempat suci tiga agama. Yerusalem merupakan salah satu kota tertua di dunia, terletak di sebuah dataran tinggi di pegunungan Yudea antara Laut Tengah dan Laut Mati. Kota ini dianggap suci oleh agama Yahudi, Kristen, dan Islam.

BACA JUGA:

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

Sebanyak sembilan bagian dalam buku ini tidak bicara agama secara khusus, tetapi secara sinergis membangun kisah integral bagaimana Yerusalem bisa menjadi seperti sekarang ini. Di dalamnya ada kisah Yudaisme, Paganisme, Kristen, Islam, Perang Salib, Mamluk, Ottoman, Imperium hingga Zionisme sebagai poin-poin persinggungan dengan sejarah kota yang amat panjang.

Dari awal Montefiore menjelaskan, ia tidak menonjolkan kisah agama-agama, akan tetapi hanya peristiwa-peristiwa bersejarah yang mungkin sedikit bersinggungan dengan keberadaan agama-agama itu. Memang Yerusalem adalah kota suci dan identik dengan nabi-nabi dan agama-agama.

Buku yang pertama kali diterbitkan di Inggris tahun 2011 ini menyajikan secara gamblang bagaimana Yerusalem melewati tahun-tahun perkembangannya yang dinamis. Sepanjang sejarahnya yang berliku-liku, Yerusalem pernah dua kali dihancurleburkan, 23 kali dikepung, 52 kali diserang, dan 44 kali berpindah kekuasaan dengan cara direbut atau direbut kembali.

Montefiore lebih memberikan pendekatan waktu kekuasaan para tokoh daripada periode tahun. Maka dari itu buku ini menghadirkan tokoh-tokoh penting dalam perjalanan hidup wilayah tersebut yang dengan itu terbangun rentetan peristiwa sejarah.

Tulisan ini merupakan sintesis yang didasarkan pada naskah-naskah kuno maupun modern, peninggalan arkeologi, dan fakta-fakta baru yang ditemukan dalam seminar.

Simon Sebag Montefiore adalah sejarawan asal Inggris kelahiran 1965. Alumni studi sejarah di Gonville & Caius College, Cambridge University ini merupakan anggota Royal Society of Literature, organisasi kesusastraan tertua di Inggris.

Tiga dari tujuh karyanya sukses memenangi penghargaan bergengsi. Bukunya Catherine the Great & Potemkin adalah nominator Samuel Johnson Prize, Duff Cooper Prize, dan Marsh Biography Prize. Buku Young Stalin memenangi Bruno Kreisky Prize for Political Literature (Austria), Costa Biography Prize (UK), LA Times Book Prize for Biography (US), dan Le Grand Prix de la Biographie Politique (Prancis).

Sedangkan buku Stalin: the Court of the Red Tsar meraih History Book of the Year dari British Book Awards serta Book of the Year dari belasan media massa ternama di Barat.

Kembali ke soal Yerusalem, agaknya konflik belum akan berhenti hingga buku sejarah ini terbit. Saat ini kota berpenduduk tak sampai 1 juta jiwa ini masih menjadi isu konflik utama Israel-Palestina. Di sana terdapat tiga kekuatan besar yang selalu tarik menarik, yaitu 497.000 penganut Yahudi (62%), 281.000 (35%) penganut Islam, dan 14.000 (2%) penganut Kristen.

Penulis: Simon Sebag Montefiore

Penerbit: Alvabet

Genre: Sejarah

Edisi: Cetakan XVI, September 2021

Tebal: 912 halaman

ISBN: 978-602-9193-02-2

Topik: Headlines
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membenci Angin

Selanjutnya

Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025
CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

15 April 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Siapa yang Datang ke Pemakamanku Saat Aku Mati Nanti?

Ulasan Pembaca 1

  1. Ping-balik: "Pesan" Ta-Nehisi Coates tentang Tragedi Palestina - Jakarta Book Review (JBR)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

Mengenang Harry Wibowo: Jejak Langkah Aktivis-Pemikir yang Tak Pernah Mundur

19 Mei 2025
Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025

© 2024 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In