Jumat, 10 Oktober 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Kelebihan Menulis dengan Tangan

Oleh Siti Khotijah
10 Desember 2021
di Berita Buku
A A
Trik Sederhana Menulis Bagi Pemula

Ilustrasi menulis tangan. (Foto: majalahpendidikan.com/Jakarta Book Review)

Jakarta – Era digital saat ini membuat perangkat teknologi canggih semakin menjamur, tak terkecuali teknologi yang mempermudah dalam membuat tulisan. Ketika hendak mencatat sesuatu, tak sedikit yang memilih menggunakan ponsel atau alat elektronik lainnya. Selain bisa langsung tersimpan di arsip ponsel, menggunakan cara ini juga dinilai lebih praktis.

Namun siapa sangka ternyata hal ini dapat mempengaruhi kemampuan kognitif seseorang. Menurut pakar analisis tulisan tangan, Deborah dewi, rajin menulis dengan tangan dapat mengasah kemampuan kognitif seseorang.

“Ada perbedaan yang sangat signifikan antara memproses informasi dengan diketik dan ditulis. Tentu semakin sering seseorang menulis, bukan mengetik, maka area kognitif di otaknya semakin terasah,” ungkap satu-satunya ahli grafolog Indonesia yang bernaung di bawah American Association of Handwriting Analyst (AAHA) dan American Handwriting Analyst Foundation (AHAF).

Selain itu, seseorang yang terbiasa menulis dengan tangan, akan memiliki memori otak yang lebih baik. Hal ini dikarenakan ketika mengetik sesuatu, misalanya menggunakan ponsel, bagian tubuh yang terlibat cenderung lebih sedikit dan gerakan yang dilakukan lebih sederhana.

Lain halnya dengan menulis tangan yang lebih kompleks. Bagian tubuh yang bergerak tak hanya tangan, namun hingga ke bagian lengan. Gerakan ini membuat area otak yang terstimulasi lebih banyak.

BACA JUGA:

Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

Buku “La tresse” Karya Laetitia Colombani akan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

Perjalanan Alwijo “Nebeng” ke NTT untuk Bangun Rumah Belajar

Kelebihan lain dari menulis tangan, yaitu pikiran tidak lagi terasa penuh. Ketika banyak hal yang kita tuangkan dalam tulisan tangan, maka kejenuhan pikiran akan hilang. Selain itu segala hal yang kita tulis akan mudah diingat.

Membiasakan diri untuk menulis mampu mengasah proses kognitif, dan pada akhirnya pikiran seseorang akan semakin tajam dan mampu berfikir kritis.

“Maka bawa kembali budaya menulis. Bisa mengetik kan bukan berarti mengeliminasi menulis. Bahkan bisa sekadar menulis buku harian atau menulis pokok pikiran penting,” pungkasnya Deborah. (ST/JBR)

SendShareTweetShare
Sebelumnya

Kenang Penemu Konstruksi Sosrobahu Lewat Buku

Selanjutnya

LAGOM, Rahasia Hidup Bahagia Orang Swedia

Siti Khotijah

Siti Khotijah

Redaktur Jakarta Book Review

TULISAN TERKAIT

Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

22 September 2025
Cover buku dan film La tresse

Buku “La tresse” Karya Laetitia Colombani akan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

15 September 2025
Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

11 September 2025
Perjalanan Alwijo “Nebeng” ke NTT untuk Bangun Rumah Belajar

Perjalanan Alwijo “Nebeng” ke NTT untuk Bangun Rumah Belajar

19 Agustus 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
LAGOM, Rahasia Hidup Bahagia Orang Swedia

LAGOM, Rahasia Hidup Bahagia Orang Swedia

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Cover buku "The Great Gatsby"

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

9 Oktober 2025
Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

6 Oktober 2025
The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

30 September 2025
Versi Hard Cover pada Buku 3726 MDPL

3726 MDPL: Titik Tertinggi Belajar Melepaskan

29 September 2025
Poster-poster kegiatan IIBF 2025

IIBF 2025: Upaya Peningkatan Literasi dan Tantangan Industri Penerbitan Buku di Indonesia

24 September 2025
Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

22 September 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In