Jakarta – Ikatan Penerbit Indonesia (IKAPI) kembali menggelar perhelatan Indonesia International Book Fair (IIBF) yang rencananya bakal dilangsungkan secara hybrid pada 9-13 November 2022 di Jakarta Convention Centre, tepatnya di Cendrawasih Hall mulai pukul 10.00 hingga 21.00 WIB. IKAPI memutuskan menggelar IIBF usai pandemi Covid-19 dinyatakan melandai.
Ketua Umum (IKAPI), Arys Hilman Nugraha mengatakan IIBF sendiri merupakan ajang kegiatan promosi, transaksi, diskusi, dan interaksi internasional bagi kalangan penerbit, penulis, pustakawan, aktivis literasi, seni budaya, pendidikan, serta pelaku industri kreatif lain yang bersangkutan.
“IIBF tahun ini harapannya menjadi momentum kebangkitan industri perbukuan nasional setelah dua tahun lebih vacuum akibat pandemic Covid-19,” ujarnya dalam acara peluncuran IIBF, Kamis (2/6/2022).
IIBF sendiri memiliki tujuan meningkatkan minat baca di kalangan masyarakat khususnya generasi muda. Gelaran ini juga menjadi wujud nyata gerakan literasi dan pencerdasan bangsa.
Penyelenggaraan IIBF 2022 ini mengusung tema Empowering Creative People in a Creative Way. Berbagai acara telah dipersiapkan untuk memeriahkan acara tersebut. Acara dimulai dengan kegiatan pre event, seperti IIBF Goes to Campus, IIBF Goes to School, dan IIBF Goes to Mall. Sedangkan pada hari H, acara dimulai dengan diskusi dan peluncuran buku, dilanjutkan dengan jumpa penulis, dan seminar/workshop bagi insan perbukuan dan penerbit.
Untuk acara puncak yaitu Anugerah IKAPI (IKAPI Award). Penghargaan IKAPI diberikan kepada penulis, tokoh, atau Lembaga yang memiliki dedikasi serta kontribusi positif terhadap perkembangan dan kemajuan perbukuan atau kegiatan literasi masyarakat.
Selain rangkaian acara tersebut, akan diadakan pula Get Inspiring (Sharing Knowledge) from The Expert, Business Matchmaking, dan Indonesia Rights Fair (IRF). IRF merupakan program khusus transaksi hak cipta (copyrights). Program ini akan dilaksanakan pada 9-11 November 2022. Panitia pun memberikan berbagai fasilitas demi kelancaran program ini, salah satunya penggunaan meeting room bagi peserta IRF selama 2 jam untuk melakukan business meeting dengan client.
Arys menambahkan, gelaran IIBF kali bisa dikatakan istimewa karena dilaksanakan bebarengan dengan International Publishers Association (IPA) World Congress ke-33. Sebagai informasi IPA adalah sebuah Non-Governmental Organization (NGO) yang berkoordinasi dengan PBB dan menaungi 86 Asosiasi Penerbit dari 71 Negara di Asia, Australia, Afrika, Eropa dan Amerika. IPA didirikan sejak tahun 1896 di Paris dan saat ini berkantor pusat di Genewa, Swiss. Gelaran ini diadakan setiap dua tahun sekali dan dihadiri para tokoh perbukuan dari seluruh dunia, dan IKAPI sendiri telah menjadi anggota IPA sejak 1973. (ST/JBR)