Jumat, 10 Oktober 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Menghargai Orang Lain Dengan Cara Menghargai Diri Sendiri

Oleh Mujib Rahman
8 November 2021
di Resensi
A A
Buku How To Respect Myself, penulis Yoon Hong Gyun, penerbit Transmedia, Diresensi oleh Jakarta Book Review

Buku How To Respect Myself, penulis Yoon Hong Gyun, penerbit Transmedia, Diresensi oleh Jakarta Book Review

Masa kecil Dr. Yoon Hong Gyun adalah seorang pasifis. Dalam kegiatan sekolah atau aktifitas lainnya, ia selalu memosisikan diri menjadi pengikut. Tak pernah ia mengambil inisiatif atau peran vital dalam kegiatan antar teman sebayanya.

Hal itu dilakukan bukan karena peduli atau alasan mendasar lainnya, tetapi hanya menyerahkan kesempatan kepada orang lain saja. Hal itu memang lebih mudah baginya daripada berinisiatif atau memimpin.

Lagi pula ia cenderung tidak memercayai diri sendiri. Bila dipercaya memegang sebuah peran, ia takut menggagalkannya sehingga memilih di belakang. “Tangan saya tidak terampil, dan saya kurang percaya diri serta tidak gigih,” tulisnya dalam buku How To Respect Myself.

Waktu bergerak cepat dan Yoon Hong Gyun menjadi dokter kejiwaan yang memiliki sebuah klinik cukup populer di Korea Selatan. Berdasarkan apa yang pernah dialaminya, kini ia membuat sebuah buku yang membahas tuntas mengenai fenomena tidak menghargai diri sendiri. “Di masa lalu saya seperti orang yang tidak berguna, tetapi setelah waktu berlalu saya ingin menuangkan secara jujur dan membagi semua proses itu lewat buku,” tandasanya.

How To Respect Myself adalah buku best seller dunia yang diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia oleh penerbit Transmedia. Buku setebal 340 halaman ini secara fasih memuat sisik melik menghargai diri dengan cara yang positif. Buku ini bisa sangat mendalam karena berbasis pengalaman pribadi penulisnya. Mungkin karena itulah judulnya bukan How To Respecy Yourself.

BACA JUGA:

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

3726 MDPL: Titik Tertinggi Belajar Melepaskan

Sebelum membahas lebih jauh dalaman buku ini, kita perlu sepakat dulu mengenai terminologi harga diri. Harga diri di sini berbentuk semacam rasa cinta kepada diri sendiri dan menghormatinya sebagai individu yang memiliki kapasitas.

Buku ini tidak bicara harga diri dalam kaitannya dengan pandangan orang lain, seperti minta dihargai atau gila hormat. Memberi harga yang pantas pada diri sendiri di sini diterjemahkan sebagai rangkaian langkah strategis mengangkat nilai diri, mulai melakukan asesmen yang fair terhadap diri sendiri, lalu melakukan penempatan dengan tepat. Outputnya berupa kiprah kontributif pada lingkungan sekitar.

Pada umumnya orang menjadi useless karena kurang respek terhadap dirinya. Sikap ini menimbulkan tidak adanya self esteem dan tidak memiliki positioning yang jelas.

Kadar kemanfaatan seseorang diukur dari seberapa besar masyarakat membutuhkannya. Orang yang sangat dibutuhkan adalah orang yang sulit digantikan. Misalnya jika seorang pegawai sakit, akan mudah digantikan oleh rekannya. Namun seseorang yang menjabat posisi tinggi, misalnya seorang direktur, akan lebih sulit untuk digantikan. Di sinilah harga diri dapat diukur.

Orang yang bermasalah dengan harga diri kemungkinan besar akan mempunyai masalah dengan cinta. Karena minimnya rasa cinta, di dalam hatinya terdapat rasa curiga, marah, kesepian, dan rasa malu yang berlebihan.

Lawan kata dari harga diri adalah rendah diri. Orang yang rendah diri tidak akan bisa memutuskan sesuatu bahkan untuk hidupnya. Dalam hal paling strategis pun ia akan bergantung pada keputusan orang lain. Hal itu bisa terjadi karena mereka lebih percaya orang lain daripada dirinya.

Padahal diri sendiri adalah kita apa adanya. Baik dan buruknya kita yang menanggung konsekuensi, sehingga kita sendirilah yang paling berhak menentukan jalan mana yang akan kita ambil. Cara orang memutuskan sesuatu menimbulkan implikasi besar pada harga dirinya.

Misalnya seseorang yang sedang konseling tentang pernikahannya. Ia mengungkapkan kekecewaan dan ketidaksukaannya terhadap pasangannya, namun di sisi lain mengharapkan pasangannya dapat berubah. Semakin besar kekecewaannya, semakin besar pengharapannya. Maka ia telah menggantungkan kebahagiannnya pada pasangannya sehingg hal ini yang akan menjadi lingkaran setan.

Dr. Yoon Hong Gyun memberikan trik, bagaimana memberikan ruang ekspresi bagi diri dan melepaskan diri dari kungkungan sistem secara hegemonik. Untuk itu Anda harus pisahkan antara domain pribadi dan pekerjaan (kantor). Setelah keluar dari pintu kantor, semua pekerjaan kantor harus dihentikan. Jangan membawa stres pekerjaan ke rumah. Kehidupan setelah pulang kerja adalah nyata dan weekend itu penting.

Terdapat aspek yang merusak nilai diri. Mengecap diri sendiri ataupun dicap orang lain dengan julukan tertentu bisa menurunkan harga diri. Contohnya adalah julukan “anak brokenhome”, “korban kekerasan keluarga”, “gadis gendut”, “anak tidak berguna”, dan lain-lainnya.

Bila Anda ingin lebih menghargai diri Anda secara pantas, terdapat tiga hal penting: (1) Seberapa besar kita merasa bermanfaat bagi orang lain (2) kemampuan kita untuk melakukan sesuatu sesuai dengan keinginan kita; dan (3) kemampuan kita untuk merasa aman dan nyaman. Tentang bagaimana mengaplikasikannya, buku ini seolah-olah pelaku yang memberikan panduan di depan Anda.

Judul Buku: How To Respect Myself
Penulis: Yoon Hong Gyun
Penerbit: Transmedia
Cetakan: 9, 2021
Tebal: 340 halaman
ISBN: 978-623-7100-33-1
Diresensi oleh: Jakarta Book Review

Topik: Headline
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Tips Rawat Buku Agar Tetap Awet dan Rapi

Selanjutnya

How To Respect Myself

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Cover buku "The Great Gatsby"

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

9 Oktober 2025
Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

6 Oktober 2025
The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

30 September 2025
Versi Hard Cover pada Buku 3726 MDPL

3726 MDPL: Titik Tertinggi Belajar Melepaskan

29 September 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
How To Respect Myself

How To Respect Myself

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Cover buku "The Great Gatsby"

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

9 Oktober 2025
Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

6 Oktober 2025
The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

30 September 2025
Versi Hard Cover pada Buku 3726 MDPL

3726 MDPL: Titik Tertinggi Belajar Melepaskan

29 September 2025
Poster-poster kegiatan IIBF 2025

IIBF 2025: Upaya Peningkatan Literasi dan Tantangan Industri Penerbitan Buku di Indonesia

24 September 2025
Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

Bertahan di Zaman Modern: 36 Tahun Berdirinya Pustaka Al-Kautsar

22 September 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In