Sabtu, 20 September 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Falsafah Hidup: Kunci Hidup Peninggalan Buya Hamka

Resensi Buku Falsafah Hidup karya Buya Hamka penerbit Republika

Oleh Mujib Rahman
13 April 2022
di Resensi
A A
Buku Falsafah Hidup karya Buya Hamka penerbit Republika

Buku Falsafah Hidup karya Buya Hamka penerbit Republika

Manusia hidup di dunia ini dibekali ilmu dan akal. Dua hal ini merupakan substansi terpenting dalam diri manusia. Keduanya tak dapat dipisahkan karena terdapat hubungan erat dan terpadu antara reseptor dan yang diresepsi. Artinya, tidak akan tercapai ilmu kalau tidak ada akal.

Karena akal adalah tempat berpikir, ia menjadi hulu dari segala macam hikmah. Kesuksesan hidup, ibadah, dan interaksi apapun secara horisontal dan vertikal tak lepas dari peran dua hal itu. Bahkan adanya taklif perintah agama disebabkan oleh itu pula.

Terkait akal, ada dua jenis manusia, yaitu aam dan khawas. Awam adalah orang kebanyakan yang menggunakan akal sewajarnya saja dan memiliki ilmu secukupnya. Sedangkan khawas adalah orang khusus yang sudah dapat merasakan kelezatan ilmu dan mengkonversinya menjadi amal saleh.

Rahasia kesuksesan orang berakal adalah karena dia selalu menakar nilai dirinya dan senantiasa mengevaluasi hari-hari yang yang telah lalu. Mereka dengan cerdas tahu mana kesenangan mana kebutuhan dan dapat membedakan kebaikan hakiki dan kebaikan sesaat, yang hanya berbuah pujian manusia.

Orang pintar pada dasarnya selalu berdebat dengan dirinya sendiri mengenai segala hal. Ia tak melakukan sesuatu kecuali telah mengetahui dan menyadari apa yang mereka lakukan, dengan segala untung rugi dan risikonya. Rasulullah Muhammad saw bersabda, “Tidaklah sempurna agama manusia selama-lamanya, sebelum sempurna akalnya”.

BACA JUGA:

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

Naskah lama Hamka yang diproduksi kembali oleh Republika Penerbit ini penuh dengan petuah dan kebijaksanaan seorang alim yang saleh. Di dalamnya banyak penjelasan naratif dengan disertai dalil-dalil al-Qur’an maupun hadis.

Hamka (1908–1981 M) adalah salah satu tokoh muslim terbesar di Indonesia. Ia dikenal sebagai ulama sekaligus satrawan yang menjadi motor partai Masyumi, salah satu partai politik terbesar pada masa orde lama. Ia pernah menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia dan berperan aktif di ormas Muhammadiyah.

Nama lengkapnya Haji Abdul Malik Karim Amrullah yang akronimnya dipakai jadi nama pena pada setiap buku karyanya. Selanjutnya ia lebih lebih akrab dipanggil Buya Hamka. Namanya tak lepas dari sejarah politik Indonesia. Dalam pemilihan umum 1955, Hamka terpilih duduk di Konstituante mewakili Masyumi dan terlibat dalam perumusan dasar negara.

Sikap politik Masyumi yang anti komunisme dan menolak demokrasi terpimpin membuat hubungannya dengan Presiden Soekarno tak akur. Partai Masyumi dibubarkan melalui Dekrit Presiden 5 Juli 1959, dan beberapa tahun berikutnya ia dijebloskan ke penjara Sukabumi pada 1964, tanpa pengadilan.

Di dalam penjara ia berhasil melahirkan karya besar, Tafsir Al-Azhar. Ini melengkapi karya-karyanya yang sangat populer, seperti “Di Bawah Lindungan Ka’bah”, “Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck”, “Merantau ke Deli”, “Tuan Direktur” dan lain-lain yang sampai sekarang masih terus dicetak ulang·

Buku “Falsafah Hidup” ini adalah salah satu karya non fiksi Hamka yang dipenuhi pemikiran. Hamka sendiri menyebut buku ini sebagai petuah tentang hidup dan rahasianya. Rahasia yang dimaksud adalah teknik memecahkan problematika kehidupan berdasarkan ayat-ayat al-Qur’an dan hadis.

Dalam buku yang ditulisnya tahun 1940 ini, Hamka membahas falsafah hidup dalam sembilan bab. Bab pertama tentang hidup yang menurutnya laksana tenunan yang bersambung menjadi kain. Tenunan itu kecil, rapi, dan konsisten sehingga walaupun selembar demi selembar benang lama-lama menjadi gambar utuh yang mencerminkan diri kita sesungguhnya.

Benang-benang kehidupan itu ditenun satu persatu setiap hari sampai manusia menemui kematian. Setelah manusia mati, gambar itu tercipta sempurna dan menjadi identitas orang itu hingga ke alam akhirat nanti.

Dalam bab-bab lain, Hamka bicara tentang fundamen hidup dan aspek-aspek paling mendasar dalam kehidupan manusia, baik di alam dunia maupun di kehidupan selanjutnya. Bab-bab berikutnya itu membahas tentang ilmu dan akal,  hukum alam, adab kesopanan, sederhana, berani, keadilan, persahabatan, dan ‘Islam membentuk pandangan hidup’.

Hamka banyak bicara filosofis dalam serangkaian nasihatnya ini, yang seluruhnya mengarah pada falsafah agama Islam. Reputasinya sebagai intelektual muslim yang sufistik selalu representatif dalam setiap karyanya dan dimanifestasikannya dalam kalimat-kalimat yang logis, filosofis, sekaligus agamis.

Gaya bertuturnya klasik, banyak kata ‘daripada’ dan diksi-diksi kuno yang sudah jarang dipakai seperti terung, terpikul, berbantah, tarikh, dan lain-lain. Bagi pembaca kekinian yang terbiasa dengan tatanan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PU-EBI), mungkin sedikit merasa aneh dan kecepatan bacanya akan sedikit melambat.

Namun hal ini malah menambah kesan otentik ditulis pada zaman dahulu. Saya sendiri, ketika membaca buku ini, merasa seolah-olah sedang diberi nasihat oleh seorang sesepuh yang bijak bestari.

Karena ditulis seorang alim dan sasmita sekelas Hamka, buku ini penuh narasi yang ilmunya padat, pesannya jelas, dan keterangannya mendalam. Kebesaran nama Hamka membuatnya banyak peminat sepanjang masa. Meskipun ditulis di era perang dunia kedua, buku ini, sebagaimana karya-karya Hamka yang lain, masih terus dicari dan dibaca orang.

Buku yang sedang diresensi ini, oleh Republika Penerbit dicetak ulang sebanyak enam kali, alias sudah tujuh kali cetak. Sebelumnya naskah ini pernah diproduksi dalam versi kuno oleh Umminda Jakarta dan Pustaka Dini. “Falsafah Hidup” adalah bagian dari serial Mutiara Falsafah Buya Hamka. Tiga buku lainnya adalah “Tasawuf Modern”, “Lembaga Budi”, dan “Lembaga Hidup”.

Judul: Falsafah Hidup Prof. Dr. Hamka

Penulis: Prof. Dr. Hamka

Penerbit: Republika Penerbit

Genre: Psikologi

Edisi: Cet VII Januari 2018

Tebal : 428 halaman

ISBN : 978-602-0822-02-0

Topik: Headline
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Gubernur Sulteng Rilis Buku rogram Semua Bisa Kerja

Selanjutnya

Militer Taiwan Luncurkan Buku Pertahanan Perang di Tengah Ancaman Tiongkok

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

16 September 2025
Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

1 September 2025
Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

27 Agustus 2025
Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

22 Agustus 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Taiwan Luncurkan Buku Pertahanan Perang di Tengah Ancaman Tiongkok

Militer Taiwan Luncurkan Buku Pertahanan Perang di Tengah Ancaman Tiongkok

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

16 September 2025
Cover buku dan film La tresse

Buku “La tresse” Karya Laetitia Colombani akan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

15 September 2025
Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

11 September 2025
Ringkasan Habit is Power: Jika Ingin Sukses Hindari 14 Kebiasaan Buruk Ini

Ringkasan Habit is Power: Jika Ingin Sukses Hindari 14 Kebiasaan Buruk Ini

10 September 2025
Ciri Publik Melek Politik, Peminat Buku Politik Makin Tinggi

Ciri Publik Melek Politik, Peminat Buku Politik Makin Tinggi

4 September 2025
AJI Jakarta Buka Konseling Jurnalis Peliput Aksi Massa

AJI Jakarta Buka Konseling Jurnalis Peliput Aksi Massa

2 September 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In