Tipe-Tipe Keluarga
Dalam dunia perumahan dikenal bermacam tipe. Mulai tipe rumah sederhana, tipe rumah menengah, hingga tipe rumah mewah. Atau, rumah tipe 21/24, 36, 45, hingga tipe 120. Semua itu hanya bersifat fisik, tidak menjamin penghuninya bahagia dan nyaman tinggal di dalamnya.
Kebahagiaan itu tidak diukur dari besar dan kecilnya tipe rumah yang di tempati. Ada orang yang memiliki rumah bertipe mewah, namun tidak bahagia tinggal di dalamnya. Sebaliknya, ada orang yang tipe rumahnya bahkan tidak bertipe, namun betah dan bahagia tinggal di dalamnya. Semua itu kembali pada sejauh mana kelapangan dada penghuninya. Rumah yang luas bisa terasa sempit dan sumpek, dan rumah sempit bisa terasa luas dan nyaman.
Pun dengan keluarga, ada bermacam tipe keluarga, mulai tipe kuburan, tipe rumah sakit, tipe pasar, tipe sekolah, hingga tipe masjid. Jika seseorang mampu menjadikan keluarga dengan tipe yang sesuai maka akan serasa hidup di surga. Baiti jannati.
Tipe keluarga seperti apakah yang hendak kita bangun? Karenanya, sebelum membangun sebuah keluarga hendaknya seseorang mengenali terlebih dahulu terkait tipe-tipe keluarga yang diinginkan agar tidak menyesal dikemudian.
Pertama, tipe keluarga kuburan. Yaitu, sebuah tipe keluarga yang suasananya senyap dan sepi dari komunikasi. Hubungan antar anggota kcluarga miskin dalam komunikasi. Jika salah seorang anggota keluarga ada yang bertanya, jawabannya pun cukup dengan anggukan kepala sebagai tanda setuju atau menggelengkan kepala jika tidak setuju.
Dalam hal komunikasi, keluarga tipe kuburan sangat miskin dan komunikasi seperlunya. Tidak banyak candaan, ketawa, dan jarang sekali ada ngobrol-ngobrol bareng dalam keluarga. Masing-masing anggota keluarga asyik dengan urusannya sendiri-sendiri.
Jika dikelola dengan baik, keluarga tipe kuburan ini dapat diarahkan pada produktifitas dalam ibadah, misalnya perbanyak dzikir, membaca dan menghafalkan Al-Qur’an, dan membaca buku, Juga produktifitas dalam karya, seperti menulis buku, memperbaiki perabotan rumah tangga, dan hal lainnya yang membutuhkan banyak bekerja daripada bicara.
Kedua, tipe keluarga rumah sakit. Yaitu, tipe keluarga di mana seluruh anggota keluarga baru dapat berkumpul jika ada anggota keluarga yang sakit. Jika dalam keadaan sehat semua, masingmasing anggota keluarga sibuk dengan urusannya masing-masing, tidak atau bahkan jarang memiliki waktu untuk duduk bersama.
Keluarga bertipe rumah sakit ini cenderung masing-masing dari anggota keluarga merasa yang paling berjasa, senang mengungkit jasa, dan merendahkan yang lainnya. Maunya serba dilayani, diperhatikan, dan disayang. Seperti tipe umumnya orang yang sakit selalu dilayani dalam makan, minum obat, ke kamar mandi, dan kebutuhan lainnya.
Jika dikelola dengan baik, keluarga tipe rumah sakit ini bisa diarahkan pada penyadaran bahwa tidak ada orang yang selalu sehat dan kuat, karenanya diperlukan saling membantu satu sama lain selagi kondisi tubuh sehat.
Ketiga, tipe keluarga pasar. Yaitu, tipe keluarga yang tidak pernah sepi, dan selalu bising. Mulai pagi sampai pagi lagi, ada saja kegaduhan yang membuat kebisingan sepanjang waktu. Jika berkomunikasi, terbiasa komunikasi dengan intonasi yang suata cepat, tinggi dan nyaring. Seringkali membuat orang lain yang mendengar dibuatnya bingung dan sulit untuk membedakan apakah sedang bercanda, berdebat ataukah diskusi keluarga.
Keluarga bertipe pasar ini kecenderungannya serba ada perhitungan untung dan rugi. Misalnya, suami mau membelikan baju baru kepada istri jika istri mau membuatkan minuman kopi. Istri mau mencuci pakaian suami dengan hasil yang terbaik, jika dikasih uang lebih. Kasih sayang yang diberikan selalu diukur dengan materi sehingga cenderung pelit dan materialistis.
Jika dikelola dengan baik, keluarga tipe pasar ini dapat diarahkan untuk bekerja keras, tidak boros, hemat dalam membelanjakan harta agar bisa banyak berinfak dan penyadaran diri untuk mengelola waktu dengan banyak beramal saleh agar tidak menjadi orang yang merugi.
Keempat, tipe keluarga sekolah. Yaitu, sebuah tipe keluarga yang antar anggota keluarga memiliki hubungan yang harmonis, Seperti dalam ruang kelas, mereka saling belajar dan mengajar. Jika bertemu selalu merasa bahagia dan saat ada yang berpisah selalu merasa rindu ingin cepat bertemu kembali.
Keluarga bertipe sekolah ini dihiasi dengan suasana ilmu, belajar agar bisa cerdas dan meraih kesuksesan. Fungsi pendidikan dapat diterapkan dalam keluarga tipe ini. Ayah dapat memerankan diti sebagai-kepala sekolah, ibu sebagai pendidik, dan anak-anak sebagai muridnya.
Jika dikelola dengan baik, keluarga tipe sekolah ini bisa diarahkan untuk menjadi teladan bagi anggota keluarga lainnya, disiplin dalam waktu, dibiasakan dengan membuat perencanaan bulanan hingga tahunan secara matang, dan evaluasi schingga ada progres dari masing maaing anggota keluarga.
Kelima, tipe keluarga masjid. Yaitu, tipe yang mana suasana dalam keluarga ini penuh dengan kedamaian, kehangatan, kadang senyap karena khusyuk, kadang ramai karena diskusi, senyum ramah bertemu saudara, dan cepat menyesuaikan diri dengan suasana lingkungan masjid. Keluarga tipe masjid ini menggabungkan hal hal yang positif dari tipe keluarga kuburan, rumah sakit, pasar, dan sekolah. Jika dikelola dengan baik dan mampu menggabungkan karakter positif dari tipe keluarga kuburan, tipe pasaf, tipe rumah sakit, dan tipe sekolah maka dapat memberikan ketenangan dan kenyamanan dalam menjalani kehidupan sehingga mengantarkan kepada keluarga yang samara (sakinah mawaddah dan rahmah) sehidup sesurga.
Masjid memiliki tempat yang sangat istimewa di hati umat Islam, Hal ini karena masjid dibangun di atas dasar takwa, sebagaiman firman-Nya dalam surat At-Taubah [9] ayat 108.
“… Sesungguhnya masjid yang didirikan atas dasar takwa, sejak han pertama adalah lebih patut kamu shalat di dalamnya….”
Masjid sebagai tempat yang paling dicintai oleh Allah SWI. Rasulullah SAW bersabda,
“Tempat yang paling dicintai Allah adalah masjid dan tempat yang paling dibenci Allah adalah pasar.” (H.R. Muslim).
Masjid sebagai tempat bertemu dan berkumpulnya orang orang Yang saleh, bersih lahir dan batinnya, terjaga lisannya, dan sifat baik lainnya. Dan, hanya orang-orang beriman yang akan selalu siap memakmurkan masjid.
“Sesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan shalat, menunatkan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah. Mereka itulah yang dibarapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. At-Taubah [9]: 18).
Semoga Allah membimbing kita kaum Muslimin agar dapat membangun keluarga yang bertipe masjid sehingga mengantarkan kepada fiddunya hasanah wa fil-akhirati hasanah. Amin.
Penasaran dengan kiat-kiat membentuk keluarga samara sehidup sesurga? Tenang, Kamu bisa mendapatkan bukunya di Jakarta Book Review Store. Untuk pembelian bisa klik di sini.
Jakarta Book Review memiliki banyak koleksi buku bermutu lain yang tentunya dengan harga terjangkau, penuh diskon, penuh promo, dan yang jelas ada hadiah menariknya. Tidak percaya? Buktikan saja.