Lingkungan yang Melelahkan, Eksploitasi Diri Terus-Menerus
Kapan Anda merasa sangat lelah? Ada beberapa orang yang mudah merasa lelah, tapi ini bukanlah maslaah pribadi masing-masing, melainkan tanggung jawab masyarakat. Banyak dari kita hidup di masyarakat yang saling mengevaluasi dan saling menunggu giliran, kita menganggap bahwa semua hal adalah persaingan. Dalam jenjang universitas, ada sistem peringkat dan kita bersaing untuk masuk perguruan tinggi. Akhir-akhir ini bahkan siswa SMP—SMA, bahkan SD dan taman kanak-kanak pun mengalami persaingan yang sama. Di perusahaan pun terdapat peringkat dan dibagi derajatnya menurut lingkup pekerjaan yang dilakukan. Dalam program TV pun, banyak yang melalui audisi atau program survival. Jika lagu baru muncul, ia harus masuk ke dalam peringkat 100 teratas.
Pada lingkungan apa kita merasa lelah? Meskipun terdapat banyak alasan, tapi banyak di antaranya menyebutkan kehidupan berkarier yang menjadi penyebab utama. Tentunya generation gap adalah penyebab. Tidak hanya itu, masyarakat pertumbuhan lambat yang tidak memiliki banyak kesempatan juga menjadi masalah. Dalam situasi ini, persaingan yang semakin ketat membuat kita merasa lelah.
Hidup di dunia yang mementingkan produktivitas, perdebatan mengenai hal ini juga merangsang kemungkinan kita untuk merasa lelah. Orang yang tidak beristirahat di akhir pekan dan melakukan sesuatu bisa juga disebabkan mereka merasa harus produktif, bukan karena mereka rajin. Anggapan seperti ini menghasilkan para plan expert. Mereka justru semakin lelah dengan adanya banyak rencana. Orang yang memiliki kecemasan lebih dari yang lain dan meragukan diri sendiri juga rentan terhadap kelelahan batin.
Suasana keseluruhan masyarakat juga merupakan hal yang penting. Masyarakat yang memiliki kepekaan rendah terhadap gender dan hak asasi manusia membuat para pekerja lelah dan lemah. Di masyarakat ini juga banyak kebencian, ketidakadilan, dan diskriminasi. Saat melihat berita, pernahkan Anda merasa lelah secara mental? Khususnya para pemuda, mereka merasa stres karena hal ini.
Para wanita banyak mengalami tekanan secara fisik dan mental dalam rumah tangga. Orang Korea sangat melekat pada keluarga, dan mereka berbagi minat dan ambisi mereka masing-masing. Banyak kasus di mana anak harus bertanggung jawab terhadap orang tua mereka yang semakin tua atau orang tua yang menentukan masa depan anaknya. Terkadang, hal yang harus dipertanggungjawabkan oleh masyarakat juga menjadi tanggung jawab keluarga. Karena hal ini, kita mendapat lebih banyak tuntutan. Khususnya para kakek nenek mengharapkan penghargaan dari anak-anaknya karena telah mengurus anak mereka. Pada generasi orang tua, sulit untuk membalas jasa mereka semua.
Mari kita pikirkan orang tua kita yang mencangkul tanah dan menarik napas panjang karena melihat diri kita yang terkena sindrom burnout dan tidak bisa menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Ada orang yang berkata, “Karena saya malu, saya tidak bisa mengikuti reuni,” ada juga yang mengatakan “Orang lain bekerja di perusahaan besar dan mengirim orang tuanya untuk berjalan-jalan. Lantas, apa yang saya lakukan?”
Dalam hal ini, Anda tidak tahu apakah orang-orang itu benar-benar berhasil atau tidak. Anak cenderung mengambil hati kata-kata yang diucapkan secara asal oleh orang tua. Pernikahan dan fertilitas juga dijadikan sebuah objek perbandingan. Masalah ini juga memicu kelelahan dan menyalahkan diri sendiri. Orang tua membesarkan kita dengan susah payah, tetapi saya tidak bisa membuat mereka bangga, sehingga kita menganggap diri kita gagal. Dengan begitu, masyarakat sekarang terobsesi terhadap berbagai tuntutan dan diminta untuk menjadi orang yang sempurna baik di masyarakat maupun lingkungan pribadi.
Di kantor Anda harus menjadi karyawan sempurna yang pandai mempromosikan diri sendiri, memiliki sense of humor yang cocok dengan atasan, hasil kerja pun bagus, dan dalam waktu yang sama harus sistematis dan mengerti teknik investasi dengan baik. Meskipun mengerjakan semua secara sempurna adalah hal yang ideal, bagaimana Anda bisa melakukan hal secara sempurna? Jika tuntutan itu berlanjut, kita akan cepat lelah.
Dalam taraf tertentu, Anda tentu merasakan keinginan untuk mencapai sesuatu. Tetapi, jika Anda mendapat tuntutan berlebih karena tidak bisa mengerjakan pekerjaan dengan baik, kita menyalahkan diri sendiri dan menjadi masalah. Jika kita berpikir, ‘saya ingin peringkat pertama’, itu tidak apa-apa. Tapi
jika Anda berpikir, ‘jika aku tidak peringkat pertama, aku orang yang gagal’. Anggapan itu akan membuat Anda sedih dan khawatir yang disayangkan juga adalah masyarakat kita sering berpikir seperti cara yang kedua.