Jakarta (JBR),- Salah satu yang hampir hilang dari bangsa ini adalah budaya literasi. Hal ini mengemuka dalam talkshow yang digelar oleh Unit Pengelola Kawasan Perkampungan Budaya Betawi (UPKPBB) Setu Babakan dengan nara sumber pendiri Rumah Literasi Jakarta, Luqman Hakim Arifin.
Tema ini diangkat dalam Talkshow yang dipandu Indra Sutisna yang ditayangkan melalui channel youtube UPKPBB Setu Babakan dengan nama program “Pojok Kampung Kite”. Dalam pembicaraan santai berdurasi 1 jam itu, budaya literasi dan perbukuan di Indonesia dibahas tuntas. Tapingnya dilakukan di Rumah Literasi Jakarta, Jl M Kahfi Gg Damai II No 62, Jagakarsa, Jakarta Selatan, (25/11/2021).
Produser acara, Shafrina Fauzia mengungkapkan, pihaknya memproduksi talkshow bermutu yang menginspirasi orang untuk melakukan sesuatu yang berkontribusi bagi masyarakat. “Kebetulan kami dalam payung pengelola kawasan budaya Betawi Setu Babakan, dan melihat Rumah Literasi sebagai khazanah yang memperkaya kawasan ini,” katanya.
Rumah Literasi Jakarta, yang berlokasi di dekat kawasan Setu Babakan, Jagakarsa, Jaksel, kata wanita yang akrab dipanggil Riri ini, tergolong unik karena kabanyakan yang ada di kawasan Setu Bakan adalah rumah-rumah produksi barang konsumer yang mendukung wisata, seperti kaos, makanan, dan aksesoris Betawi.
Namun di sana terdapat rumah literasi yang menawarkan pencerahan dalam hal membaca dan segala macam hal terkait penerbitan. “Kami apreciate dengan apa yang dilakukan Rumah Literasi Jakarta, semoga ke depan semakin memperluas manfaat dan cakupannya,” tambahnya.
Pendiri Rumah Literasi Jakarta Luqman Hakim Arifin mengatakan, orang Indonesia saat ini adalah masyarakat modern yang sudah familiar dengan gawai dan berbagai perangkat elektronik lainnya. Mereka bisa delapan jam sehari memelototi gawai sehingga sudah terbiasa dengan bacaan. Meskipun minat baca mereka tinggi, namun faktanya lebih banyak berfokus pada media sosial atau games. “Untuk budaya literasi yang sifatnya keilmuan masih belum,” tandasanya.
Untuk inilah ia hadir dalam rangka memberikan kontribusi meramaikan dunia literasi, terutama perbukuan. Salah satu entitas andalan Rumah Literasi adalah Jakarta Book Review (JBR), sebuah website yang memuat segala macam hal tentang perbukuan, seperti resensi buku, berita buku, nukilan buku, kerjasama buku, dan lain-lain dengan alamat www.jbr.id.
Selain sebagai sumber informasi perbukuan, Jakarta Book Review ditujukan sebagai tempat melebur bersama (melting pot) masyarakat perbukuan dalam mendiskusikan, melakukan aksi, dan kerjasama. “Semua buku dari semua penerbit di Indonesia kami ulas dan dibuatkan resensinya,” katanya.
Rumah literasi bukanlah perpustakaan, melainkan tempat ngumpul para penulis, penerjemah, editor, penerbit, dan para pecinta buku. Sehari-hari Rumah Literasi Jakarta ditempati oleh Jakarta Book Review dan grup penerbit Rene Turos Indonesia yang menerbitkan buku-buku dengan brand Turos Pustaka, Renebook, Rene Islam, Wali Pustaka, dan Reneluv. (Mjr/JBR)