Konten adalah raja. Begitu kata Bill Gates mengenai elemen publikasi yang selalu berjaya sepanjang masa. Zaman bisa berubah dan platform media berganti-ganti, tetapi yang tak lekang oleh waktu adalah konten. Konten yang unik, berkualitas tinggi, menarik dan relevan, akan berkontribusi secara signifikan terhadap keberhasilan sebuah kampanye atau promosi.
Bicara soal konten, salah satu yang terpenting adalah copywriting. Kata-kata yang cerdas dan menarik dapat “menyihir” publik hingga memiliki persepsi tertentu tentang brand Anda. Copywriting adalah naskah yang ditulis oleh seorang penulis untuk disebarluaskan guna kepentingan komersial. Contohnya, naskah iklan televisi, radio, majalah, koran, baliho, spanduk, dan lain sebagainya.
Febri Asiani, dalam buku “Persuasive Copywriting: Sebuah Seni Menjual melalui Tulisan” (Quadrant, 2020) menegaskan, copywriting adalah salah satu bahasa komunikasi yang membantu pemasaran suatu produk atau jasa secara daring. Copywriting itu memiliki kekuatan narasi, teks, atau diksi dari sebuah iklan yang banyak orang terpengaruh untuk berbuat seperti yang dikehendaki pesan iklan tersebut (h 83).
Unsur penting yang harus ada dalam copywriting adalah menarik perhatian, memotivasi, meyakinkan, dan mengubah perilaku konsumen. Tujuannya tentu untuk menyampaikan pesan penjualan, penguatan citra positif dari suatu merk atau brand, meningkatkan profit bisnis penjualan, dan bisa juga sebagai corporate campaign.
Ada berbagai jenis copywriting. Yang paling umum adalah copy to the point, yaitu narasi langsung menuju fokus utama atau pokok persoalan. Kedua, melalui story telling atau bercerita. Ketiga menggunakan percakapan, biasanya dari bahasa percakapan yang digunakan sehari-hari yang bisa menarik perhatian.
Keempat, dengan menguraikan secara detail penjelasan mengenai produk. Selanjutnya dengan menggunakan gaya bahasa yang puitis, tujuannya untuk membangkitkan sisi sentimental dari dalam diri manusia. Yang terakhir bisa menggunakan copy penolakan, cara ini seolah mencegah orang agar tidak menggunakan produk yang ditawarkan, tetapi berimplikasi menganjurkan.
Buku yang dirilis penerbit Quadrant setebeal 215 halaman ini juga menyajikan berbagai contohnya. Contoh-contoh ini dapat membangkitkan imajinasi dan inspirasi bagi penulis copywriting pemula. Meskipun narasi copywriting cenderung mempengaruhi publik, tetapi ada juga kode etiknya. Yang paling fundamental adalah tidak boleh membohongi masyarakat, menggerakkan emosi yang positif, meningkatkan keinginan masyarakat untuk mencoba produk, dan tidak melanggar kode etik periklanan dari Undang-Undang Perlindungan Konsumen.
Strategi Copywriting
Sebaris kata-kata dapat menyentuh emosi pembaca atau yang mendengarnya, tergantung kejeniusan pembuatnya. Pada dasarnya kata-kata itu harus dapat dimengerti, tepat sasaran, dan logis.
Terkait hal ini, kata kuncinya ada di judul buku, yaitu persuasif. Orang tak bisa menjejalkan sebuah informasi bagaikan dogma atau pasal-pasal yang kaku. Tetapi harus persuasif, melalui pendekatan fakta dan logika sehingga pendengar atau pembaca dapat mencernanya dengan nalar waras. Itulah yang dimaksud persuasif.
Dalam penerapannya ada beberapa aspek yang harus diterapkan, yaitu (1) message, adalah pesan inti yang harus disampaikan, (2) consideration aspects, yaitu pertimbangan platform yang akan dipakai, karena beda platform sifatnya akan berbeda, (3) concept idea, yaitu kemampuan menerjemahkan ide kreatif yang sifatnya orisinal, unik, menarik, dan inovatif. (4) copy platform, yaitu kerangka sebuah copywriting yang meliputi copy style (penampilan), copy elements (pendukung), headline (inti/kepala), bodycopy, tag, dan supprting elements. (h120)
Bila hal-hal itu dapat diterapkan dengan baik, maka keberhasilan sebuah produk sudah di depan mata. Iklan yang dahsyat dapat menjadi kunci keberhasilan promosi yang akan menempatkan sebuah produk dalam pikiran publik. Saat pesan dalam iklan dapat tersampaikan kepada konsumen tepat pada sasaran, bahkan menyentuh sisi emosional dari calon konsumennya, pemasaran produk suatu perusahaan dapat meningkat drastis.
Tentu hal ini sangat bergantung pada kreativitas copywriter merangkai kata demi kata yang menarik dan meyakinkan dan kreatifitas mengemas iklan menarik, bukan hanya dari sisi tulisannya saja, tetapi seluruh elemen konten, yaitu gambar, grafis, video, dll.
Dunia digital telah mengalami perkembangan yang begitu pesat, sehingga media promosi jauh lebih kreatif daripada zaman dahulu. Skill jugaa harus terus meningkat, supaya dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman yang terus melaju.
Judul: Persuasive Copywriting: Sebuah Seni Menjual melalui Tulisan
Penulis: Febri Asiani
Penerbit: Quadrant
Genre: Self Improvement
Edisi: Cet 1, Januari 2020
Tebal: 216 halaman
ISBN: 9786232441194