Di tengah budaya materialisme yang serba rasional, dogma-dogma agama dianggap usang. Salah satu yang kesakralannya didegradasi saat ini adalah pernikahan. Di dunia barat dewasa ini pernikahan sudah menjadi barang langka. Lembaga perkawinan dianggap sebagai ikatan cinta yang mengundang konsekuensi hukum panjang dan merampas kebebasan masing-masing individu.
Karena keruwetan hukum yang bakal ditimbulkan, di Amerika Serikat populasi pasangan menikah cenderung turun. Pada tahun 2010 pasangan menikah di AS, menurut Biro Sensus setempat, hanya 48 persen dari jumlah pasangan.
Di Eropa lebih rendah lagi. Tingkat pernikahan di UE telah menurun dari 8,0 per 1.000 orang pada tahun 1964 menjadi 4,3 pada tahun 2019. Negara yang paling malas menikah adalah Italia, yang pasangan menikahnya hanya 3.1 setiap 1.000 pasangan, disusul Slovenia dan Portugal, yang skornya 3.2 per 1.000.
Pada saat yang sama, tingkat perceraian meningkat lebih dari dua kali lipat dari 0,8 per 1.000 orang pada tahun 1964 menjadi 1,8 pada tahun 2019.
Kondisi seperti ini tentu saja tidak terjadi di dunia Islam. Yang menjadi isu di negara-negara Islam bukanlah menikah atau tidak, tetapi tentang usia pernikahan. Di beberapa negara muslim, pernikahan di bawah umur masih terjadi.
Buku Nasihat Pernikahan yang ditulis Imam Ghazali ini benar-benar membuka pikiran tentang petingnya pernikahan. Dari berbagai aspek, buku ini memberikan tinjauan 360 derajat tentang definisi, hakekat, tujuan, manfaat, hingga hikmah pernikahan.
Imam al-Ghazali memberikan alasan kuat mengapa pasangan harus menikah dan bagaimana bila tidak. Selain itu semua hal terkait prosesi pernikahan juga disebutkan, meliputi motivasi, syarat-rukun, adab dan tata krama, hingga kisah-kisah sufi terkait pernikahan.
Pada dasarnya menikah adalah keniscayaan bagi laki-laki maupun perempuan yang sudah dewasa. Sesuai fitrah manusia normal, menikah adalah kebutuhan sebagaimana bernapas, makan, tidur, dan lain-lain. Namun Islam memandang pernikahan bukan hanya sebagai penyaluran libido, tetapi ada misi penting di dalamnya.
Nikah bagi seorang muslim, selain sebagai pemenuhan kebutuan fisik dan rohani, juga mengemban misi melestarikan ajaran Tuhan di bumi. Oleh karenanya orang yang menikah memiliki kedudukan tinggi di akhirat. Al-Qur’an dan hadits telah banyak menyerukan pernikahan, bahkan disertai ancaman bagi mereka yang menolak.
Rasulullah bersabda dalam sebuah hadits riwayat Abu Dawud: “Barang siapa tidak menikah karena khawatir susah menghidupi keluarga, maka ia bukan dari golongan kami”. Demikianlah Rasul sangat menekankan pentingnya menikah bagi muslim yang sudah cukup umur.
Pernikahan itu adalah lembaga agung yang menyatukan dua insan berbeda jenis dalam payung ridha Allah. Islam memandang pernikahan sebagai hubungan suci yang memiliki kemuliaan. Dalam pernikahan yang diatur Allah itu ada tujuan memberikan rasa tenteram dalam membentuk keluarga. Hanya dengan pernikahan bisa lahir keturunan yang beriman, cerdas dan berakhlak.
Cara pandang ini berbeda dengan agama lain yang malihat hubungan pernikahan sebagai legalisasi penyaluran nafsu yang hanya boleh dilakukan oleh ‘orang biasa’ sehingga para pemimpin agama mereka tidak diperbolehkan menikah.
Tetapi Islam melihat sebaliknya, hubungan pernikahan adalah ikatan suci yang tidak hanya menyatukan cinta, tetapi saling menjaga satu sama lain dalam hubungan yang suci, legal, dan direstui.
Bahkan Nabi Adam dinikahkan di surga oleh Allah sendiri. Dikisahkan, Adam bertanya kepada Allah tentang mahar yang harus diberikan kepada wanita yang sebelumnya telah membuatnya jatuh cinta di alam mimpi itu. Allah menjawab: bacakan shalawat pada nabiku dan kekasihku Muhammad.
Lalu Adam bertanya, siapakah Muhammad? “Dia adalah anak cucumu nanti, penutup para nabi. Andai bukan karena dia (Muhammad), Aku tidak akan menciptakan makhluk”. Kemudian Allah menikahkan Adam dengan Hawa dan itu bertepatan hari Jumat setelah tergelincirnya matahari.
Menikah itu mulia, meski tidak wajib. Sahabat Mu’adz ketika terjadi wabah thaun yang mematikan dan sulit dihindari, ia meminta segera dinikahkan. “Aku tak mau menghadap Allah dalam keadaan melajang,” ujar sahabat Mu’adz.
Pada kisah yang lain di buku ini, seorang alim dan Saleh bernama Bashar melewatkan usianya hingga tua tanpa menikah. Ia mengaku sibuk menjalankan kewajiban dan melupakan sunnah termasuk menikah. Setelah itu dia bermimpi ditunjukkan rumahnya di surga yang dicabut. Karena tidak menikah ia tidak mendapat kedudukan tinggi sebagaimana orang-orang yang menikah dan menunjukkan kesabaran kepada keluarga. Maka ketika terbangun di pagi hari, ia segera menyusun rencana menikah.
Jika dua orang pasangan telah saling mencintai, maka menikah adalah pilihan yang sangat direkomendasikan. Agama Islam, selain sangat menganjurkan perkawinan, juga amat membenci perceraian. Bila ada pasangan bercerai, arasy Allah akan bergetar.
Pernikahan bahkan tetap dianjurkan seandainya seseorang kehilangan pasangannya. Imam Ahmad menikah di hari kedua meninggalnya isterinya. Ia berkata, “Aku tak suka tidur malam dalam keadaan membujang”. (h 15)
orang yang tidak menikah berarti memutus mata rantai regenerasi. Padahal hal ini diperintahkan bagi muslim guna menjaga agama Allah lestari di muka bumi. Maka dari itu lelaki muslim diperintahkan mencari pasangan yang subur dan penyayang, sebagaimana hadits riwayat Imam Baihaqi: “Khairu nisaaikum alwaduud alwaluud”.
Pasangan yang menikah juga akan diangkat derajatnya karena anak. Apabila anak-anak mereka tidak baik, maka Allah mengangkat derajat orang tuanya karena do’a yang mereka panjatkan untuk anak-anaknya.
Apabila pasangan menikah kehilangan anak karena kemalangan, Allah menggantinya dengan derajat yang tinggi. Rasulullah bersabda, “inna attifla yajurru bi’abawaihi ila aljannah”. Artinya, anak kecil akan menarik orang tuanya ke surga. Hadits lain riwayat Thabrani mengungkapkan, Rasul bersabda: “Barang siapa yang anaknya meninggal, maka ia telah melapaskan dirinya dari api neraka”.
Menikah bukanlah kegiatan independen. Ia menjadi bagian dari lingkaran besar aktifitas kekhalifahan manusia di bumi. Maka dari itu dalam pernikahan ada tanggung jawab mendidik generasi menjadi baik. Al-Qur’a dalam QS at-Tahrim 6 menyebutkan, “jagalah dirimu dan keluargamu dari api neraka”. Seseorang sudah dikatakan berdosa apabila mengabaikan hak-hak mereka yang berada dalam tanggung jawabnya.
Buku ini memuat A to Z pernikahan, termasuk memberi nama anak. Rasulullah bersabda, “Nama yang paling disukai adalah Abdullah dan Abdurrahman”. (HR. Muslim). Hadits lain: “Namailah anakmu dengan namaku tetapi jangan diberi gelar dengan gelarku”.
Dalam sebuah ikatan pernikahan, kedua belah pihak memiliki tanggung jawab masing-masing yang harus dijaga. Menurut hadits riwayat Abu Dawud, perempuan mana saja yang meminta talak dari suaminya tanpa adanya alasan maka ia tidak akan mencium aroma surga. Tanggung jawab ini juga meliputi menjaga etika. Allah melarang suami yang sudah menceraikan isterinya menyebarkan rahasia istrinya dan tidak pula terkait kehidupan saat keduanya menikah.
Judul: Nasihat Perkawinan Imam al-Ghazali
Penulis: Imam al-Ghazali
Penerjemah: Fuad Syaifudin Nur
Penerbit: Turos Pustaka
Genre: Agama Islam
Tebal: 324 halaman
Edisi: Soft Cover cet 1 September 2020
ISBN: 978-623-7327-43-1
Saya sangat sedih dan sakit hati ketika suami saya yang telah menikah selama 13 tahun memutuskan untuk meninggalkan saya demi seorang gadis yang jauh lebih muda dari saya. Suamiku kaya dan kaya sehingga dia mendapat banyak perhatian wanita padanya. Dia adalah pria yang penuh kasih dan perhatian, tetapi wanita muda ini memegangnya dengan cara khusus yang tidak dapat saya jelaskan. Pada titik tertentu saya berpikir untuk mengambil nyawanya karena suami saya benar-benar menyukainya tetapi seorang teman membuat saya enggan melakukan tindakan itu. Saya harus pergi mencari
bantuan spiritual dari internet kemudian saya melihat Ratu Zazi yang banyak orang memberikan kesaksian berbeda tentang perbuatan baiknya dan pemulihan pernikahan. Saya mengambil emailnya [email protected] dari salah satu kesaksian dan menghubunginya. Saya memberi tahu dia masalah saya dan dia memberi saya instruksi untuk diikuti. dalam 7 hari Suami saya memutuskan segala cara komunikasi dengan wanita jahat itu dan memohon pengampunan saya. Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada Ratu Zazi, saya harap Anda dapat melihat kesaksian ini karena saya berjanji untuk membagikan kesaksian jika Anda membantu saya. Anda juga dapat menghubunginya di whatsapp: +2349125496538
Nama saya Romina Abalos. Suami saya dan saya telah menikah selama 12 tahun, dan memiliki seorang putra bersama dan saya sedang hamil. Dia adalah seorang duda. Dia berasal dari keluarga yang berpengaruh sementara saya berasal dari latar belakang miskin kami tinggal di AS tetapi kami berdua lahir di Meksiko. Dia memiliki bisnis di Siprus. Dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin mengembangkan bisnisnya di sana dan ingin berinvestasi di sebuah rumah. Itu agak mendadak tapi saya setuju. Dia biasanya berkunjung setiap bulan. Tapi dia berubah dan berhenti berkunjung, dia hanya mengirim uang dan jarang menelepon atau menerima telepon saya. Saya memiliki blog mode dan perjalanan di Instagram. Kemudian suatu hari saya mendapat pesan langsung dari seorang wanita, Dia mengatakan bahwa dia memiliki bukti bahwa suami saya berselingkuh dengannya. Awalnya saya tidak percaya, tetapi dia mengirimi saya foto-foto yang dia kirimkan kepadanya, pesan di antara mereka. Saya mengonfrontasi suami saya dan dia menegaskan bahwa semua yang dikatakan wanita itu benar. Faktanya dia mengatakan kepada saya bahwa dia ingin bercerai dan dia tidak mencintaiku lagi.
saya sedang membuka halaman di instagram suatu hari dan melihat seorang wanita yang bercerita tentang bagaimana seorang pria menyelamatkan pernikahannya. Saya segera mengiriminya pesan langsung untuk mengkonfirmasi ceritanya dan dia memberi tahu saya betapa kuatnya pria itu. dia memberi saya emailnya [email protected] dan saya menghubunginya. Dia memberi tahu saya bahwa suami saya berada di bawah semacam kekuatan yang kuat dan dia tidak waras. Dia mampu mematahkan kekuatan dan menyelamatkan pernikahan saya dari perceraian.
Suamiku kembali menjadi suami yang penuh kasih seperti dulu dan dia memutuskan setiap hubungan dengan wanita lain. Dia lebih sering berkunjung ke rumah sekarang. saya dan putra kami pergi mengunjunginya juga dan menghabiskan liburan bersamanya. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada abdi Allah yang Hebat ini Dr Okosu tetapi saya memanggilnya Ayah. WhatsApp-nya adalah +2348119663571