Siapakah orang cerdas di dunia ini? Bukan, dia bukan seorang doktor, bukan profesor. Dia bukan orang dengan IQ tinggi. Bukan pula seorang ilmuwan. Orang cerdas adalah orang yang selalu ingat akan kematian dan mempersiapkannya dengan sebaik-baiknya.
Apa yang harus dipersiapkan untuk menghadapi kematian? Ialah amal solih, ibadah ikhlas karena Allah dan semua perbuatan baik yang semata mengharap ridho Allah. Sudahkah kita mempersiapkan itu semua? Sudahkah salat kita baik? Sudahkah amal perbuatan kita ikhlas hanya karena Allah?
Buku ini menjadi pengingat kita semua yang meyakini hari akhir. Di dalamnya kita disuguhkan berbagai kisah kematian orang-orang solih maupun orang-orang yang maksiat. Ada kisah raja-raja sombong, anak muda kaya yang hidupnya hanya untuk foya-foya namun akhirnya bertaubat. Ada juga kisah anak kecil yang bijak melebihi orang dewasa.
Dibahas juga cara-cara mengusrus jenazah, berbagai siksa kubur bagi orang-orang yang maksiat, gambaran alam barzah. Kita juga diberitakan tentang dosa-dosa yang menjerumuskan kita kepada keburukan di akhirat nanti. Ada juga gambaran mengenai surga dan neraka yang membacanya membuat kita merindukan surga dan ngeri akan siksa neraka yang siksaannya tak pernah kita bayangkan.
Mungkin kita merasa takut jika bicara soal kematian, siksa kubur dan kehidupan di neraka, tapi kebanyakan dari kita lalai sehingga tak sadar hidup kita justru mengarah ke sana. Sebaliknya, kita sangat ingin melihat surga, bertemu dengan Allah dan para Nabi, tapi ibadah kita seadanya, amal kebaikan jarang dilakukan, salat masih bolong-bolong, malas mengaji Alquran.
Membaca buku-buku semacam ini membantu kita mengingat kematian, dan tahu bahwa malaikat maut selalu siap kapan saja Allah memerintahkan untuk mencabut nyawa kita. Tahukah kita bahwa malaikat maut mengunjungi rumah kita tiga kali sehari? (Hlm. 161)
Selain merasa diingatkan akan kematian, sebagian pembaca merasa bahwa membaca buku ini justru membuat mereka takut berbuat ini dan itu. Mereka merasa apa-apa yang dilakukan semua salah, tidak bebas melakukan apa saja karena teringat siksa yang akan mereka dapatkan di akhirat nanti. Tak jarang ada komentar merasa lelah membacanya karena disuguhkan oleh gambaran siksa kubur dan neraka.
Janji Allah
Cobalah kita mengubah pikiran dan mengambil perspektif lain. Daripada kita fokus pada siksa kubur dan neraka yang mengerikan, lebih baik arahkan fokus kita pada janji Allah untuk hamba-Nya yang bertakwa, yaitu surga. Dalam buku ini gambaran surga ditampakkan meskipun surga yang sebenarnya jauh dari gambaran manusia.
Di surga kita akan disuguhkan kenikmatan yang tak pernah terlihat oleh mata, tak terbayangkan oleh pikiran, tak pernah tercium harumnya oleh indera kita. Semua kenikmatan itu dapat kita rasakan jika Allah memberikan rahmatNya pada kita.
Maka, marilah kita fokus pada tujuan kita, yaitu surga. Dengan begitu, kita akan berusaha melangkahkan kaki ke sana dengan lebih bersungguh-sungguh lagi dalam beribadah. Lebih banyak belajar lagi memperbaiki ibadah. Jauhi maksiat, kurangi bersenang-senang. Perbaiki lagi niat kita hanya untuk Allah subhanahu wata’ala. Insyaallah dengan rahmat Allah kita bisa menikmati surga.
Karena sesungguhnya kita diciptakan di dunia ini untuk beribadah bukan untuk main-main.
“Maka apakah kamu mengira bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada kami?” (QS. Al-Mu’minun: 115)
Judul: Mati Spektakuler
Penulis: Khawaja Muhammad
Penerjemah: Abdullah Ali & Satrio Wahono
Penerbit: Zaman
Cetakan: ke-1, 2021
Tebal: 468 halaman