Selasa, 30 Desember 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Kintsugi: Mencintai Kekurangan, Meraih Perubahan

Resensi buku “Kintsugi: Menata Ulang Hidup ala Seni Jepang Kuno” penulis Tomas Navarro penerbit Republika

Oleh Mujib Rahman
15 Agustus 2022
di Resensi
A A
Buku Kintsugi: Menata Ulang Hidup ala Seni Jepang Kuno penulis Tomas Navarro penerbit Republika

Buku Kintsugi: Menata Ulang Hidup ala Seni Jepang Kuno penulis Tomas Navarro penerbit Republika

“Orang tidak mati karena jatuh ke sungai, tetapi karena ia tak keluar pada saat yang tepat”. Peribahasa ini sekilas seperti permainan kata-kata saja, bahkan mirip sebuah joke. Tetapi bila dicermati lebih dalam, kalimat itu memiliki pesan mendalam. “Jatuh ke sungai” itu ibarat cobaan hidup yang tak menyebabkan kefatalan. Banyak orang mendapat ujian dalam hidupnya, namun tidak memiliki konsep yang jelas untuk keluar.

Tidak semua orang memiliki daya analisa, kesadaran, dan kemampuan membuat reaksi yang cepat. Alih-alih mengatasi dengan benar, sebagian orang malah membiarkannya berarut-larut, bahkan membuat reaksi kontra produktif yang justru membenamkannya kepalanya dalam masalah yang lebih dalam. Jadi, yang membunuhmu bukanlah cobaan, tetapi bagaimana reaksimu terhadapnya. Begitulah kira-kira makna peribahasa di atas.

Tomas Navarro adalah seorang psikiater dan pendiri sebuah biro konsultan psikologi dan pusat kesejahteraan emosional di Barcelona, ​​​​Spanyol. Ia tertarik dengan cara orang Jepang mengatasi persoalan-persoalan, yang secara filosofis tercermin dalam perilaku Kintsugi atau tukang emas.Navarro percaya, kehidupan itu rapuh seperti tembikar. Dari waktu ke waktu tembikar senantiasa terancam pecah, seperti kehidupan yang rentan masalah. Setiap masalah dalam hidup menciptakan retakan yang permanen, yang makin lama makin banyak.

Sebagian orang menganggap retakan ini sebuah cacat, tetapi sebenarnya tidak. Bila retakan itu dapat ditambal, maka akan membentuk figur utuh lagi, yang justru lebih indah dari aslinya. Cara ini terinspirasi oleh perajin emas atau Kintsugi di Jepang. Orang ini memiliki cara-cara kreatif menghidupkan kembali benda-benda, dengan cara menambalnya dan menyatukan kepingan-kepingan yang terserak secara unik. Misalnya mangkuk yang pecah, diperbaiki tidak dengan cara menyembunyikan bekas retakannya. Master Kintsugi dengan hati-hati menyambung antar bagian dengan perekat emas. Dengan cara ini bekas restorasi menjadi terlihat jelas, namun alur pecahannya menjadi hiasan menarik yang mempercantik benda itu.

Prinsip itulah yang diceritakan Navarro, tentang cara orang Jepang menerapkan teknik kuno dalam hidup, yaitu memperbaiki diri sendiri dengan menata kembali setiap masalah dengan spirit mencintai kekurangan itu. Jangan membenci kekurangan, karena itulah yang sejatinya membuat kita menjadi kuat dan berdiri tegak di tengah guncangan.

BACA JUGA:

Kisah dari Negeri Para Insinyur

Di Persimpangan Jalan: Minyak, Memori, dan Misi Mustahil Indonesia

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

Hidup ini tak mungkin bebas dosa. Selalu ada kesalahan, hilaf, dan terkadang ada dorongan untuk tidak berjalan sesuai dengan yang seharusnya. Tentu saja semua orang memiliki kewajiban melakukan hal-hal dengan benar dan hati-hati. Tetapi fitrahnya manusia tidak begitu. Kesalahan demi kesalahan selalu saja terjadi, menciptakan aib, luka batin, dan penyesalan. Teori Kintsugi tidak membenarkan orang terperangkap dalam cengkeraman rasa sakit yang bertahan lama.

Melupakan persoalan itu bukan tentang menghapusnya dari memori. Tetapi memahaminya sebagai sebuah proses yang berjalan ke arah lebih baik. Kesalahan, malu, luka hati,  adalah bagian dari kehidupan yang harus dicintai. Jangan melihat kesalahan dari sudut negatif, lalu menyangkalnya terus menerus.

Kesulitan adalah bagian yang tak terelakkan dari kehidupan. Jadi kita harus memandangnya secara langsung dan menghadapinya dengan mengelola emosi serta mengatasinya. Biarkan mereka ada, tetap menghiasi kehidupan ini, tetapi menjadi keindahan tersendiri.

Rasa sakit dan luka harus segera dikelola dengan baik agar sembuh, dan hal itu terserah bagaimana perasaan kita menerimanya. Begitulah hal itu dapat membantu untuk bertumbuh dengan cara lebih baik dan hati yang mantap. Kehidupan yang maksimal itu adalah kehidupan yang otentik, tentu saja dengan sisi gelap dan terangnya. Jangan tergoda dengan kehidupan mulus tanpa kendala, karena itu hanya ada di dunia fantasi. Navarro mengetengahkan 15 tindakan yang efektif untuk menjalankan proses ini.

Buku ini mengajarkan kita mendekati hidup dengan filosofi yang sama atas segala hal. Setiap orang menghadapi penderitaan, tetapi cara kita mengatasi, itulah kuncinya. Tokoh besar hadir dengan segala kepahitan yang ada dan tidak menyembunyikan dari sejarah. Bila hal itu dilihat sebagai sebuah proses, justru akan menjadi bukti kekuatan.

Bila anda pernah mendengar Ikigai, Kintsugi inilah pasangannya. Bila Ikigai mengajari kita menemukan momen-momen indah dalam hidup dan merawatnya, Kintsugi mengubah yang tak baik menjadi indah.

Kintsugi menunjukkan kepada Anda bagaimana kebahagiaan dapat ditemukan kembali ketiga sejarah banyak memuat daftar kelam. Pengalaman menyakitkan ternyata bisa membuat kita menjadi pribadi yang lebih teguh, siap menghadapi dunia dengan optimisme. Buku setebal 438 halaman yang dirilis Penerbit Republika ini penuh kata-kata bijak yang menguatkan. Dalam buku ini, kalimat-kalimat penting ditulis tebal, memudahkan pembaca menemukan poin-poin yang menjadi kunci pembahasan.

Judul: Kintsugi, Menata Ulang Hidup ala Seni Jepang Kuno

Penulis: Tomas Navarro

Penerbit: Republika

Genre: Self Improvement

Edisi: Cet 1, Agustus 2022

Tebal: 430 halaman

ISBN: 9786029474435

Topik: Kintsugi
SendShareTweetShare
Sebelumnya

5 Buku Self Improvement yang Kembali Hits Meski Telah Rilis Beberapa Tahun Silam

Selanjutnya

Teknik Komunikasi dengan 44 Kunci

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Kisah dari Negeri Para Insinyur

Kisah dari Negeri Para Insinyur

21 November 2025

Di Persimpangan Jalan: Minyak, Memori, dan Misi Mustahil Indonesia

17 November 2025
Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

20 Oktober 2025
Cover buku "The Great Gatsby"

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

9 Oktober 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Buku The Communication Book: 44 Ide Strategis untuk Komunikasi yang Lebih Baik, karya Mikael Krogerus dan Roman Tschäppeler penerbit Renebook

Teknik Komunikasi dengan 44 Kunci

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Kisah dari Negeri Para Insinyur

Kisah dari Negeri Para Insinyur

21 November 2025

Di Persimpangan Jalan: Minyak, Memori, dan Misi Mustahil Indonesia

17 November 2025
Try Sutrisno

Peluncuran Buku “Filosofi Parenting Try Sutrisno” Sajikan Formula Pola Asuh Keluarga Indonesia

15 November 2025
Tahap Akhir “AYO BACA!” Institut Prancis Indonesia: Soroti Dunia Literasi dan Sastra Kontemporer

Tahap Akhir “AYO BACA!” Institut Prancis Indonesia: Soroti Dunia Literasi dan Sastra Kontemporer

14 November 2025
Buku “The Girl with the Dragon Tattoo” Jadi Best Crime & Mystery versi Goodreads

Buku “The Girl with the Dragon Tattoo” Jadi Best Crime & Mystery versi Goodreads

29 Oktober 2025
Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

20 Oktober 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In