Rabu, 22 Oktober 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Konsepsi Jiwa Ibnu Sina

Resensi buku Psikologi Islam karya Ibnu Sina penerbit Turos Pustaka

Oleh Mujib Rahman
10 Agustus 2022
di Resensi
A A

Tak banyak ilmuwan yang mengungkap tentang jiwa, dalam perspektif sains dan agama sekaligus. Salah satu pemikir ilmu psikologi yang dapat memberi perspektif ilmiah tentang ruh atau nafs, dengan dalil-dalil naqli adalah Ibnu Sina (980-1037 M).

Ibnu Sina memiliki teori mapan tentang jiwa dalam hubungannya dengan fisik, yang tidak sama dengan Aristoteles dan Plato. Semua teorinya tentang nafs atau jiwa dituangkannya dalam naskah-naskah kuno yang dipelajari sebagai referensi utama bidang psikologi hingga kini.

Di antara karya fenomenal Ibnu Sina dirilis dalam versi terjemah bahasa Indonesia oleh Turos Pustaka, dalam sebuah buku berjudul Psikologi Islam. Buku ini adalah merger dua kitab berjudul Ahwal al-Nafs dan Tsalas Rasail al-Nafs.

Jiwa, bagi Ibnu Sina adalah hal yang penting untuk diketahui, karena di dalamnya ada jejak Tuhan. Hal ini terdapat dalam hadis “man arafa nafsah arafa rabbah”.  Siapa yang mengetahui jiwanya, dia mengetahui Tuhannya. Ada pula perkataan ulama tasawuf yang masyhur: Siapa yang tidak mampu mengenali jiwanya, ia tak akan mampu mengenali penciptanya,”.

Manusia hidup adalah kolaborasi dua entitas, yaitu badan dan jiwa. Jiwa manusia, walaupun inheren, merupakan satu unit tersendiri yang sebenarnya terlepas dari badan. Jiwa atau nafs itu substansi immateriil yang menjadi penyebab gerak dan mengendalikan aksi tubuh.

BACA JUGA:

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

Jiwa dan badan disatukan hanya untuk kepentingan mengarungi hidup di dunia. Meskipun kedua saling membutuhkan dan sinergis, pada kenyataannya keduanya tidak selalu sinkron. Ada kalanya jiwa membutuhkan badan, ada kalanya tidak, dan ada kalanya kehadiran badan mengganggu eksistensi jiwa. Misalnya ketika jiwa memerlukan kontemplasi dan menggapai kesempurnaan ruhaniyah, posisi fisik adalah pengganggu karena ia selalu memberi tarikan ke arah kenikmatan ragawi.

Ibnu Sina tidak berpendapat, badan adalah pengusung jiwa, tetapi sebaliknya jiwa yang mengusung badan. Meski secara faktual badan adalah carrier, tetapi sebenarnya ia hanyalah konstruksi fisik yang lemah, tidak berenergi, bahkan mati. Andaikan tubuh manusia itu mesin, dia memerlukan “daya” yang secara harfiyah oleh Ibnu Sina disebut quwwah. Daya inilah sejatinya energi penggerak bagi semua aksi humanistik, mulai dari pemikiran, perbuatan, dan semua denyutan tak tersadari dalam diri manusia.

Daya ini terbagi dua, yaitu quwwah iradiyyah atau daya disengaja dan quwwah an-nafsaniyyah atau daya terpaksa. Bila anda pernah mendengar tentang kinerja otot lurik dan otot polos, mungkin pendekatannya seperti itu. Otot lurik bekerja secara sadar dan dikontrol oleh quwwah al iradiyyah, otot polos bekerja secara otomatis di luar kontrol tubuh.

Tentang jiwa manusia, sebenarnya ada tiga layer. An Nafs almalakiyah atau an Nafs al-Insaniyyah, adalah kekuatan yang menyebabkan manusia hidup dan menggunakan potensi nalar pikiran serta memerintahkan reaksi yang rasional. Jiwa inilah yang menjadi pembeda antara jiwa manusia dengan jiwa binatang, tumbuhan, atau yang makhluk lain. Layer lainnya adalah Nafs al-nabatiyah yaitu energi pertumbuhan, dan Nafs al-Hayawaniyah atau energi naluriah.

Begitulah pandangan Ibnu Sina, yang oleh dunia barat disebut Avicenna. Ilmuwan kelahiran Afsyahnah, Bukhara, Uzbekistan ini adalah seorang filsuf, psikolog, dan pakar kedokteran modern. Ia dianggap sebagai peletak dasar ilmu-ilmu medik yang kemudian dikembangkan di barat. Selama hidupnya ia menulis 450 buku, terutama di bidang psikologi dan kedokteran. Yang paling populer adalah al-Qanun fi al-tibb, yang menjadi referensi para ahli kedokteran di timur dan barat.

Teori Ibnu Sina sebenarnya cukup rumit. Ia menolak penyamaan tiga jiwa di atas dengan sebutan ruh, karena dianggap rawan salah pengertian. Masing-masing layer itu, dalam naskah aslinya, disebut surah, atau sebut saja figur. Ketiganya, secara integratif, disebut “kesempurnaan” atau al-Kamal.

Dalam jiwa manusia (al Nafs al-Malakiyyah) terdapat software-software yang bekerja sesuai fungsi masing-masing. Ini disebut al-hiss. Misalnya daya fantasi (alhiss al-mustarak), daya khayal (alhiss al-mushawwirah), daya imajinasi (quwah mutakhayyilah), daya estimatf (quwah mutawahhimah), dan daya memori (quwwah dzakirah), dll.

Sistem-sistem itu secara rumit menyelesaikan tugas masing-masing dan sekaligus secara terintegrasi membentuk sebuah sistem berkinerja kompleks. Misalnya ketika panca indra menangkap sebuah objek, hasil capture itu oleh jiwa ditangkap sebagai input material partikular. Gambaran yang ditangkap hanya proyeksi bayangan mati belum dilengkapi informasi-informasi terperinci.

Data-data itu disimpan, lalu diidentifikasi dan ditambahkan kelengkapan secara terus menerus. Misalnya, seseorang melihat bara api. Dia bisa melihat wujud fisik bara api, dan entri itu tersimpan dalam memori, tetapi orang yang baru pertama kali tahu bara api belum bisa memberikan makna terhadapnya. Sebelum dapat memberi makna, maka individu belum dapat mengidentifikasi manfaat atau bahaya dari objek tersebut. Pengamatan yang sempurna adalah apabila data-data tentang objek telah disimpan oleh quwwah yang ada.

Pengamatan, pengenalan, dan identifikasi objek ini diproses dalam layer Nafs al-Hayawaniyyah.

Tak hanya manusia, binatang pun bisa membedakan banyak hal, misalnya ada binatang lain berbeda jenis, atau sesama jenis tetapi beda koloni, atau dalam satu koloni, ia dapat mengenali induk, saudara, atau rival. Menurut Ibnu Sina, ini adalah hasil kerja daya imajinasi retentif  (quwah mutakhayyilah) dan daya estimasi (quwah mutawahhimah).

Judul: Psikologi Islam

Judul Asli: Ahwal an-Nafs dan Tsalas Rasail an-Nafs

Penulis: Ibnu Sina

Penerbit: Turos Pustaka

Edisi: Cet 1, Agustus 2022

Tebal: 340 halaman

ISBN: 978-623-7327-75-3

Topik: Headline
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Mein Kampf Buku Paling Berbahaya di Dunia, Rilis Sejak 97 Tahun Lalu

Selanjutnya

3 Rekomendasi Buku yang Pas jadi Teman Saat Healing

Mujib Rahman

Mujib Rahman

Wartawan Senior

TULISAN TERKAIT

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

20 Oktober 2025
Cover buku "The Great Gatsby"

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

9 Oktober 2025
Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

6 Oktober 2025
The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

30 September 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
3 Rekomendasi Buku yang Pas jadi Teman Saat Healing

3 Rekomendasi Buku yang Pas jadi Teman Saat Healing

Ulasan Pembaca 1

  1. Ping-balik: Filosofi Teras: Hidup Itu Tentang Masa Kini, Bukan Masa Depan - Jakarta Book Review (JBR)

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

Mitos, Mitigasi, dan Krisis Iklim: Membaca Narasi Putri Karang Melenu dan Naga Sungai Mahakam

20 Oktober 2025
Menulis dalam Berbagai Medium: Sesi Diskusi Bersama Dea Anugrah dan Aya Canina

Menulis dalam Berbagai Medium: Sesi Diskusi Bersama Dea Anugrah dan Aya Canina

16 Oktober 2025
Merayakan Dewasa dan Lukanya: Kilas dari Penulis

Merayakan Dewasa dan Lukanya: Kilas dari Penulis

15 Oktober 2025
Cover buku "The Great Gatsby"

The Great Gatsby: Kemewahan, Cinta, dan Kehampaan

9 Oktober 2025
Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

Hector and The Search for Happiness: Perjalanan Menemukan Arti Kebahagiaan

6 Oktober 2025
The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

The Sentence: Kisah Pribumi, Luka Sejarah, dan Ketahanan Hidup yang Tak Padam

30 September 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In