Pasti kamu ada temen yang serba jago di semua lini bidang kehidupan ini. Jago olahraga, jago bersosial, jago masak, dan semua hal yang dia coba pasti lebih baik dari yang kamu coba. Dari situ, kamu merasa terkalahkan dan sepertinya ngga bakat dalam segala bidang. Bahkan seringkali merasa kalah dari teman-teman mu itu. Coba deh baca buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini” biar sadar kalau tidak semuanya dalam hidup itu harus dikompetisikan.
Mungkin sudah jadi sifat dasar manusia untuk ingin selalu menang. Dari kecil kita juga sudah diajarkan untuk menjadi juara kelas ataupun lebih baik dari anak tetangga. Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini” karya Marcella Viona Legoh akan menyadarkan kamu untuk menjalani kehidupan dengan slow but sure. Tidak harus terburu-buru untuk melakukan sesuatu. Terkadang, kita yang terlalu memaksakan kehendak, sehingga berakhir kecewa kepada diri sendiri.
Menemukan makna di setiap kegiatan
Dari halaman awal kamu membaca buku ini, kamu langsung sadar kalau buku ini akan “nasehatin” diri kamu. Di awal, penulis menceritakan tentang perasaan dirinya yang takut gagal menjadi manusia. Semakin bertambah dewasa, pastinya kita memikirkan tentang masa depan. Dan orang-orang pastinya ingin hidup sesuai dengan apa yang diharapkannya. Bagi penulis hal itu terlalu naif, hidup ini hanya perlu dijalani, dinikmati, dan disyukuri. Siapalah kita untuk harus menjadi lebih baik dari orang lain, tetapi tidak menikmati kehidupannya sekarang.
Di dalam buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari Ini” menurunkan ekspektasi di dalam hidup, bisa membuatmu lebih bahagia. Kalau kita anggap hidup ini “harus” seperti jalan yang lurus, aspal yang mulus, dan jalan yang tidak ada lubangnya; maka ketika hal tersebut tidak sesuai dengan anggapanmu, hidupmu akan menjadi sulit. Bukankah lebih baik kalau kita anggap hidup ini seperti jalan yang rusak dan banyak rintangan yang sulit? Sehingga kita siap menghadapi segala ketidakpastian di depan mata. Syukur-syukur ternyata jalan yang kamu lewati tersebut mulus, pasti rasa bahagianya bisa dirasakan sepanjang hari.
Pada beberapa sub-bab yang lain, buku karya Marcella ini juga ngomongin sifat manusia yang gampang terbiasa sama suatu hal. Bayangkan, kalo kamu lagi menjalankan program diet super ketat. Seporsi mie instan dengan kuah yang gurih itu akan menjadi hal yang istimewa buat kamu. Akan tetapi, jika kamu makan mie instan tersebut setiap hari, makanan yang tadinya istimewa akan berubah menjadi hambar. Ia menuliskan kalau hidup tersebut butuh berbagai macam rasa. Untuk bisa menghargai rasa manis, mungkin rasa pahit harus kamu rasakan terlebih dahulu.
Jangan lupa bersyukur
Cerita keseharian dari Marcella sebagai penulis buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari Ini” juga ngingetin bahwa setiap orang itu punya privilege. Coba lihat sekelilingmu, kamu masih bisa makan hari ini? Kamu masih tertawa bersama teman-temanmu? Kamu masih bisa tidur nyenyak? Bersyukurlah karena tidak semua orang bisa merasakan hal tersebut.
Percaya bahwa setiap fase kehidupanmu itu punya arti tersendiri. Ketika penulis bekerja di kantor yang menurutnya sudah mewah. Fasilitas kantor yang mumpuni, mendapatkan “nasi kotak” untuk makan siang; ada tunjangan kacamata dan cek gigi. Akan tetapi, ada temannya yang tidak bisa “hanya” menikmati hal tersebut. Ia selalu ingin lebih dari apa yang didapatkannya sekarang. Sedangkan di sisi lain, penulis bisa merasakan “kenikmatan” dengan melihat banyaknya perusahaan yang tidak memberikan hal tersebut kepada karyawannya.
Jadi, sudah tahu cara kamu tersenyum hari ini?
BACA JUGA: Belajar Merawat Diri, dari Buku “Self-Gardening Project”
Judul: Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari Ini
Penerbit: Bhuana Ilmu Populer
Terbitan: Agustus, 2025
ISBN: 978-623-04-2396-3
Tebal: 116 Halaman