Aksara arab adalah salah satu yang paling unik didunia. Penulisannya menggunakan 28 huruf dengan alur tidak umum, yaitu dari kanan ke kiri. Bila dibandingkan dengan aksara lainnya di dunia, huruf Arab sangat khas. Bagi yang belajar menulis Arab otodidak, aksara ini tidak sulit dipelajari.
Sebenarnya bentuk-bentuknya sederhana, dengan ciri khas “connectible” atau mudah dirangkai. Huruf-huruf itu semuanya konsonan, karena bunyi vokal didapatkan dari harakat, berupa tanda kecil di bawah atau di atas huruf. Abjad Arab bentuknya bisa berubah tergantung posisinya, apakah di depan, tengah, atau belakang. Namun perubahan itu tetap meninggalkan ciri yang dapat dikenali dengan mudah.
Meski kompleks, ternyata aksara Arab adalah yang paling mudah dan cepat dituliskan. Setiap bentuk berawal dari satu titik dan berakhir ke titik berikutnya tanpa perlu mengangkat pulpen. Bila dicermati, aksara-aksara itu adalah kurva-kurva melengkung dengan pola gerakan searah atau kebalikan jarum jam.
Penulisan huruf Arab dapat dipelajari secara otodidak dengan mudah. Buku “Panduan Lengkap Belajar Imla’: Menulis Arab Otodidak” karya Prof. Dr. Aiman Amin Abdul Ghani adalah salah satu referensi terbaik belajar menulis Arab. Buku ini menjadi referensi yang tepat bagi para siswa yang belajar menulis Arab otodidak, maupun sebagai pegangan mengaji dengan guru.
Buku berjudul asli Al-kafi fi qawaid al-imla’ wa alkitabah yang diusung dalam bahasa Indonesia oleh Turos Pustaka ini menggunakan teknik imla’, sebuah metode kuno yang menggunakan prinsip mendikte. Teknik imla’ secara prinsipil juga dipakai oleh pembelajar menulis aksara manapun. Kata imla’ bahkan sudah diserap oleh bahasa Indonesia, dengan makna “Sesuatu yang dikatakan atau dibaca keras-keras supaya ditulis oleh orang lain/dikte”.
Ada tiga cara, yang pertama Imla’ Manqul, di mana siswa mengamati sebuah tulisan, lalu menyalinnya. Yang kedua Imla’ Mandhur, yaitu menulis berdasarkan teks yang sudah diamati sebelumnya tetapi sudah tidak ada saat ditulis kembali. Yang ketiga adalah menulis dengan basis kosakata, di mana siswa dibacakan kata-kata, lalu menuliskan dan menyambungkannya sendiri. Disebut Imla’ Ikhtibari.
Buku setebal 185 halaman ini memulai dengan identifikasi simbol-simbol arbitrer berupa 28 huruf hija’iyah dan cara meletakkannya dalam formasi kata. Huruf-huruf itu dibaca dengan cara ditambahkan harakat, tanwin, dan huruf pelengkap seperti ta’ muannas.
Panjang atau pendeknya bacaan, dalam bahasa Arab sangat diperhatikan. Maka dari itu ada “mad”, yaitu efek bacaan panjang yang dihasilkan dari tiga huruf mad, yaitu alif, waw, dan ya’. Terkadang sebuah huruf bisa mengalami sublimasi sehingga dia tidak ikut terbaca walaupun fisiknya masih ada. Misalnya lam syamsiyah dalam kata “Al-Syamsu”. Di situ ada alif, lam, dan syin, tetapi huruf “lam” dilewatkan tanpa terbaca, menjadi “Asy-syamsu”. Huruf-huruf yang dibuang biasanya alif, alif-lam, waw, ya, dan nun.
Buku ini cukup sistematis membahas penulisan Arab dengan segala efeknya, disertai contoh-contoh, perbandingan, dan lembar latihan. Prof. Dr. Aiman Amin Abdul Ghani membuat soal-soal yang tingkat kesulitannya berjenjang sehingga kemampuan siswa terkerek naik. Buku ini memberi perhatian khusus pada common problems yang mungkin dialami siswa. Misalnya cara penulisan hamzah dan cara membedakan antara huruf-huruf yang hampir sama.
Buku ini cocok untuk para pemula pembelajar tulisan Arab otodidak dan guru-guru yang mengampu ilmu imla’ di sekolah-sekolah. Meski setiap halamannya sesak oleh aksara Arab, namun pengantar dan narasi di dalamnya tetap menggunakan bahasa Indonesia, sehingga dengan mudah dapat dipahami oleh pengguna.
Aksara Peribadatan
Bacaan salat, doa-doa, dan bacaan al-Qur’an menggunakan aksara Arab. Mempelajari tulisan Arab tentu saja memberikan manfaat yang besar bagi muslim. Bahasa Arab menjadi bahasa peribadatan dalam agama Islam, maka dari itu urgen bagi generasi muslim, baik anak-anak ataupun orang dewasa yang belum mengenal tulisan Arab, untuk mengenal buku ini.
Selain itu Bahasa Arab juga memiliki penutur yang banyak dalam interaksi Internasional. Bahasa Arab dipakai lebih dari 280 juta orang sebagai bahasa pertama, dan menjadi bahasa resmi 25 negara.
Sebagai salah satu aksara tertua di dunia, huruf Arab telah mengalami evolusi dan penyempurnaan dari versi-versi terdahulunya. Sebutan Alfabet, yang menjadi istilah umum untuk susunan huruf-huruf, diambil dari kata Alif-Ba-Ta. Sedangkan kata Abjad diambil dari kata A-Ba-Ja-Dun (alif, ba, jim, dal), formasi lain dari susunan huruf hijaiyah, yang juga sering dipakai hingga kini.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa Semitik yang berkerabat dengan bahasa Ibrani dan bahasa-bahasa Neo Arami. Pada masa silam, huruf Arab tidak bisa dirangkai. Model hurufnya simpel, tetapi masih berbentuk logo-logo dan masih terpisah-pisah layaknya hierogliph. Suku Anbar dan Hirah mulai membuat penyempurnaan dengan cara menyambung antar huruf, dan melengkapi huruf-huruf yang kurang dan tidak presisi.
Lama-lama aksara tersebut berubah menjadi aksara Arab seperti sekarang ini. Nabi Muhammad saw. membuat baca tulis Arab dikuasai secara masif dengan cara melakukan transformasi masal. Para tawanan non Muslim yang tidak membahayakan dapat dibebaskan degan syarat, satu orang tawanan harus mengajari baca tulis kepada 10 orang muslim. Maka pada abad 6 M mayoritas muslim sudah menguasai baca tulis.
Prof. Dr. Aiman Amin Abdul Ghani adalah dosen Fakultas Bahasa Arab Universitas Islam Internasional Islamabad Pakistan yang kini tinggal di tanah kelahirannya, yaitu Mesir. Selama ini ia telah menulis tak kurang dari 9 buku, di antaranya Al- fi Syarhi Al-Ajurrumiyyah, nahwu kafi, sharaf kafi, dan kafi fi al-balaghah. Kitab karangannya banyak dipakai silabus sekolah-sekolah maupun para siswa yang belajar menulis Arab otodidak.
Judul: Panduan Lengkap Belajar Imla’: Menulis Arab Otodidak
Judul Asli: Al-kafi fi qawaid al-imla’ wa alkitabah
Penulis: Prof. Dr. Aiman Amin Abdul Ghani
Penerbit: Turos Pustaka
Genre: Pendidikan
Edisi: Cet 3, Juli 2022
Tebal: 185 halaman
ISBN: 9786237327356