Membaca buku satu ini memunculkan kesan tersendiri. Tampilannya beda banget. Tak seperti kebanyakan buku pada umumnya. Gaya bahasanya lebih rileks. Lebih seperti anak muda zaman now bertutur. Kemudian tata letak dan desainnya dibuat berbeda. Kutipan ditampilkan sedikit miring. Ada pula kutipan yang ditulis dengan jenis huruf yang mirip banget sama tulisan tangan. Kemudian ada pemberian warna highlight biru pirus (toska) kalimat berbobot, yang membuat kita tak repot menyetabilo atau memberi garis bawah.
Ada pula foto – foto penulis yang menggambarkan perjalanan ke berbagai negara, yang ditampilkan secara sederhana.
Soal kandungan, buku ini menceritakan perjalanan hidup si penulis, Dewi Nur Aisyah. Ini orang keren banget. Dia adalah seorang ahli epidemiologi dan pakar informatika penyakit menular. Sejak sekolah, wanita kelahiran Jakarta ini sudah biasa menjadi juara kelas karena menguasai materi pelajaran yang diajarkan dengan baik.
Kampus yang menjadi tempatnya menimba ilmu adalah Universitas Indonesia. Di sana dia belajar di Fakultas Kesehatan Masyarakat dan tamat dengan predikat cum laude. Pada 2011 dia mendapatkan beasiswa unggulan Dikti Kemendikbud untuk melanjutkan studi pascasarjana bidang Modern Epidemiology di Imperial College London (ICL). Di sana dia mempelajari infectious disease modelling dan spatial epidemiology, kemudian berhasil menyabet gelar master hanya dalam waktu satu tahun.
Masih di kampus yang sama, dia kemudian melanjutkan jenjang studi S3 dengan mengambil studi Infectious Disease Epidemiology and Informatics. Ia berhasil mendapatkan beasiswa prestisius BPRI (Beasiswa Presiden Republik Indonesia) yang dikelola oleh LPDP dan secara resmi dilantik oleh Bapak Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bulan Oktober 2014.
Dia juga menjadi perwakilan mahasiswa pascasarjana di Institute of Health Informatics ICL. Profilnya dimuat pada brosur edukasi ICL di Faculty of Population and Health Science. Pada masa S3, Dewi semakin mendalami epidemiologi penyakit menular, data science, health economic modelling, phylogenetic dan metagenomic analysis. Dewi berhasil menyabet gelar doktor pada usia yang cukup muda, yakni sebelum berusia 30 tahun. Luar biasa bukan?
Prestasi yang berhasil digapainya tidak terjadi tiba-tiba. Di balik itu ada cita-cita, kesungguhan, dan kepasrahan kepada Allah, yang dijalaninya dengan sepenuh hati.
Buku Awe-Inspiring Us menjelaskan bagaimana perjalanan hidup yang awesome itu berlangsung: bagaimana awalnya, apa yang dikerjakan untuk membuka gerbang prestasi, terus gimana sih cara mencari jodoh atau si belahan jiwa: dimana dia? Kayak apa orangnya? Bagaimana caranya bisa tahu kalua dia itu benar jodoh yang ditakdirkan? Nah ini kena banget ni buat kaum jomblo. Pada bagian ini, si penulis punya trik untuk menyingkap tabir misteri ilahi dan menanamkan benih cinta dalam diri si pangeran hati.
Terus kalau sudah nikah, harus berbuat apa lagi? Apakah kemudian menghentikan karir dan menyetop proses menggapai prestasi yang lain? Nah dalam hal ini, Dewi lagi lagi membagi pengalaman hidupnya. Justru keadaan hidup yang tak lagi sendiri semakin memotivasi dirinya untuk…aduh enaknya baca sendiri deh.
Saya suka bagian awal buku ini yang menceritakan bagaimana Dewi menjalani masa muda penuh dengan kegiatan bermanfaat. Dia asyik mengikuti kegiatan menimba ilmu, seperti kursus Bahasa asing, keterampilan, kajian keislaman, dan lainnya. Orang ini cinta ilmu banget. Kalau boleh dibilang, dia mengamalkan betul hadis Rasulullah tentang menimba ilmu dari lahir sampai mati.
Kecintaannya sama ilmu itu dia jelaskan pada bagian awal buku. Di sana dia menunjukkan kekagumannya kepada ulama dahulu yang saleh (salafus salih). Mereka itu menguasai beberapa cabang ilmu, bukan hanya satu! Ini sepertinya yang menjadi pendorong Dewi Nur Aisyah untuk getol belajar sehingga mengantarkannya menjadi insan berlimpah prestasi sekarang ini.
Hal lain yang membuat saya kagum adalah, meski dia ini sarjana sains, tapi banyak mengutip pendapat ulama yang memotivasi pembaca. Dia mengutip pendapat murid Ibnu taimiyah (1263-1328) Ibnu Qayyim Jauzi (1292-1350), perjalanan hidup sahabat Rasulullah, dan tokoh Muslim terkemuka. Plus dia menggunakan beberapa istilah Arab seperti muhandis (insinyur/engineer), kafaah, nazhor (penglihatan), mitsaqan ghalizha, khitbah, qadarullah, dan banyak lagi.
Dan dia mengutip referensi kelas berat Bahasa Arab, seperti Lisanul Arab Ibnu Manzhur, Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah, dan sejumlah kitab sahih hadis. Tapi bukan berarti buku ini penuh dengan ceramah keagamaan ya…no…
Buku ini juga berlimpah dengan kutipan motivasi berbahasa inggris. Ini buku self motivation yang berangkat dari pengalaman pribadi si penulis yang keren banget. Kalau boleh disimpulkan, buku ini berbicara tentang pemuda, motivasi, ilmu, ulama, prestasi, syukur, ibadah, jodoh, dan rumah tangga. Selain menceritakan proses, buku ini juga memuat akhlak menghadapi konflik, akhlak berumah tangga, dll.
Awalnya saya menduga buku ini sekadar ekspresi narsistik, eh ternyata…sejuta inspirasi. Melalui buku ini, Dewi Nur Aisyah menjadi teladan pemuda. Dan kalau ada seribu pemuda menjalani hidup seperti Dewi Nur Aisyah, maka mereka akan mengukir prestasi luar biasa dan mengharumkan nama bangsa di dunia.
Untuk mendapatkan buku ini dengan harga terbaik, Klik di Sini
Judul: Awe Inspiring Us
Penulis: Dewi Nur Aisyah
Penerbit: Ikon
Genre: Religion & Spirituality
Edisi: Cet 2, Jan 2019
ISBN: 978-602-51563-3-5