JBR, Jakarta (20/9/2025) – Penerbit buku dan khazanah islam, Pustaka Al-Kautsar memperingati hari ulang tahunnya yang ke-36 tahun di Ruang HB Jassin, Taman Ismail Marzuki, Jakarta Pusat (20/9). Peringatan tersebut sekaligus menjadi acara peluncuran buku “Menerbitkan Kebenaran” sebuah buku otobiografi Tohir Bawazir pendiri penerbit Pustaka Al-Kautsar.
Selain memperingati 36 tahun berdirinya penerbit buku Pustaka Al-Kautsar, acara tersebut juga meghadirkan beberapa narasumber. Diantaranya adalah Hikmat Kurnia (Ketua IKAPI DKI Jakarta), Hadi Nur Ramadhan (Founder Pusdok Tamaddun), dan Ahmad Faris BQ (CEO Imam Path).
Selama 36 tahun berdiri sebagai penerbit buku kisah nabi, pemikiran, dan nilai-nilai islam. Pustaka Al-kautsar melaraskan antara ide bisnis sebagai penerbit buku dan ideliasmenya terhadap konten-konten yang dipublikasikan.
Tohir Bawazir sebagai pendiri, sekaligus Direktur Utama Pustaka Al-Kautsar mengatakan bahwa selama ini Pustaka Al-Kautsar menyeimbangkan antara idealisme dan industri dalam menerbitkan bukunya.
“Kita menyeimbangkan antara idealisme dengan komersil, itu kita jaga dua-duanya. Kalau kita mengembangkan idealisme tanpa melihat perkembangan pasar, bisa menyebabkan idelisme itu tidak berkembang” ujar Tohir kepada Jakarta Book Review ketika diwawancara (20/9).
Menurutnya hal ini perlu dibangun secara seimbang antara idealisme dan kebutuhan industri. Pustaka Al-Kautsar, selain menerbitkan buku-buku yang membahas sejarah dan nilai-nilai peradaban islam, ia juga menerbitkan buku-buku pembelajaran bagi anak-anak hingga remaja dalam bentuk komik.
“Kami mengeluarkan buku-buku komik yang berisikan nilai-nilai islam. Dan itu sangat laris di pasaran” tambah Tohir.
Penerbitan buku-buku yang lebih umum dapat menjangkau pasar yang lebih luas bagi para pembaca buku. Rubrik komik islami, cerita bergambar, jagoan komik cilik, dan parenting adalah buku-buku dari Pustaka Al-Kautsar dalam menyeimbangkan industri penerbitannya.

Kisah perjuangan dan hidup tokoh islam, yaitu Shalahuddin Al-Ayyubi, Muhammad Al-Fatih, dan Mush’ab bin Umair termasuk buku yang sering dicetak ulang dan terbit dalam beberapa versi.
“Kita punya banyak buku komik dan buku anak-anak, alhamdulillah sangat diterima oleh pasar dan kita publish terus. Selain itu, kita juga harus mengambil momentumnya. Sebelum orang-orang menerbitkan komik islami, kita sudah memulainya duluan” jawab Tohir.
Sudah sepatutnya para pelaku percetakan dan penerbit buku di Indonesia menyelaraskan ide dan gagasannya selaras dengan kebutuhan yang ada di pasar. Pembaca di zaman modern memiliki pilihan yang begitu banyak dengan adanya akses internet dan media sosial. Namun, tidak satupun bacaan lengkap dan terorganisir dengan baik selain buku. Dengan begitulah, penulis dan pembaca dapat menerima manfaat dan kebutuhannya sebagai pelaku atau pegiat literasi.
Reporter: Dimas Yusuf
Editor: Abdul Rahman Ma’mun
Foto: JBR