Salah satu perusahaan penerbit buku asal Inggris Raya (UK), yaitu HarperCollins mencantumkan buku “Butter” karya Asako Yuzuki sebagai Most Popular book di website resminya. Buku yang terinspirasi dari kasus pembunuh berantai ini mendapatkan banyak penghargaan dan nominasi dari berbagai ajang. Versi orisinil dari buku ini sebelumnya terbit pada tahun 2017 di Jepang dan menjadi nominasi Naoki Prize. Polly Barton menerjemahkan buku ini dalam bahasa inggris, lalu diterbitkan pada tahun 2024.

Beberapa penghargaan dan nominasi seperti: The Number One Sunday Times Bestselling Sensation, Winner of Waterstones Book of The Year 2024, Shortlisted for The British Book Awards Debut Novel of The Year 2025, Shortlisted for The CWA Crime Fiction in Translation Dagger Award 2025, dan BBC Between the Covers Book Club Pick. Diraih oleh buku ini dan terjual lebih dari 280 ribu kopi sehingga menjadi “Book of The Year” di beberapa tempat penjualan buku.
Tentang Buku “Butter” Karya Asako Yuzuki
Buku ini terinspirasi dari seorang pembunuh berantai di kota Chiba, Tokyo dan Saitama yang bernama Kanae Kijima atau dikenal dengan sebutan “The Konkatsu Killer”. Kijima melakukan pembunuhan berantai, diduga dimulai dari tahun 2007 dan pada tahun 2009 polisi setempat menangkap Kijima karena telah melakukan pembunuhan dengan cara menyekap seseorang di mobil. Dari hasil investigasi, kematian tersebut disebabkan oleh asap karbon briket yang memenuhi isi mobil.
Tokoh utama yang bernama “Rika” di dalam buku ini adalah seorang jurnalis berita harian. Rika tertarik kepada “Kajii Manako” si pembunuh bayaran itu untuk mewawancarai secara ekslusif. Dengan syarat Rika harus menjalankan beberapa kegiatan, agar Kajii dapat diwawancara. 1 hal yang menyatukan mereka adalah sama-sama penyuka makanan. Topik makanan, diambil Rika untuk mendekati Kajii dan masuk lebih dalam ke lika-liku kehidupannya.
Kiprah Asako Yuzuki
Asako Yuzuki mulai disorot namanya ketika menulis buku “Butter” versi orisinil yang terbit pada tahun 2017. Buku tersebut sukses diterima para pembaca, sehingga mengantarkan Asako Yuzuki ke nominasi Naoki Prize. Sebuah penghargaan bagi para pegiat buku/literasi bergengsi di Jepang. Akan tetapi, ia tak pernah menang setelah enam kali masuk nominasi.
Setelah buku “Butter” diterjemahkan dalam bahasa inggris oleh Polly Burton. Buku ini langsung mencuat dan mendapatkan perhatian pembaca di Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia Utara. Topik dan karatkter yang ditampilkan di buku ini juga menarik perhatian pembaca. Perpaduan antara makanan dan pembunuh menjadi plot yang pas untuk genre misteri. Selain itu, buku-buku yang ditulis oleh Asako Yuzuki kebanyakan adalah kritik feminis terhadap hal-hal yang dibebankan kepada kaum perempuan.
BACA JUGA: Atomic Habits, Karya James Clear yang Masih “Nangkring” di New York Times Bestseller











