Mataram – Komunitas Akar Pohon merilis buku kumpulan cerita pendek (cerpen) bertajuk “Bedil Penebusan”, Rabu (26/1/2022) di halaman belakang kantor biro LKBN Antara Biro Nusa Tenggara Barat (NTB), Mataram. Buku ini merupakan karya seorang sastrawan asal Pulau Lombok, Kiki Sulistyo.
Kiki menjelaskan dalam bukunya ini terdapat dua belas kisah beserta kutipan-kutipan yang sedikit banyak menggambarkan kisah-kisah yang ia dapatkan atau alami selama ini.
“Kemiskinan, hantu, orang sakti, dan ketidakamanan adalah hal yang muncul kadang kebersamaan, kadang yang satu menyebabkan lain,” katanya.
Judul dari dua belas kisah tersebut, yaitu Kebun Pisang di Belakang Rumah, Bedil Penebusan, Mata Hijau Anjing Danau, Pedang Hijau dari Laut, Teo Berubah jadi Bebek, Anjing Mati, Kurma Karma, Marbut Kembar, Suatu Kejadian di Kota Ampenan, Bulan Merah di Kota Ampenan, Sisifus Dusun Kami, Ibu Tidur di Beranda, dan Riwayat Pemuatan.
Ia mengatakan dua belas kisah tersebut merupakan pengalaman yang pernah ia alami beberapa tahun yang lalu dan sampai sekarang masih membekas. “Kisah-kisah tersebut bahkan sampai mengubah persepsi saya,” ucapnya.
Salah satunya adalah kisah yang bertajuk “Bedil Penebusan”. Itu merupakan kisah nyata dari rekannya yang benar-benar ada, bahwa adik dan kakak tidak akur. Mendengar kisah tersebut, ia pun berinisiatif menuangkannya ke dalam karya sastra.
Kiki Sulistyo merupakan sosok sastrawan yang sangat mengagumi karya-karya dari sastrawan nasional, AA Navis. Dan salah satu karya yang ia kagumi adalah “Robohnya Surau Kami”.
“Saya mengagumi karya AA Navis yang bisa terlihat dalam cerpen saya yang berjudul Marbut Kembar,” katanya.
Sebagai informasi, Kiki Sulistyo adalah seorang penulis asal Nusa Tenggara Barat yang pernah meraih penghargaan Kusala Sastra Khatulistiwa 2017 dan Buku Puisi Terbaik Tempo 2018. (ST/JBR)