Jakarta – Pernahkah Anda mendengar sampul buku dari kulit manusia? Meskipun terdengar horror, tapi kenyataannya sampul buku ini cukup popular terutama pada abad ke-17.
Di kalangan ilmuwan, menggunakan kulit manusia sebagai sampul buku dikenal dengan istilah “anthropodermic bibliopegy”. Tak jarang cara ini kerap mengundang cerita-cerita miring hingga ‘berbau’ mistis.
Berikut ini empat buku yang sampulnya terbuat dari kulit manusia.
1. A True and Perfect Relation of the Whole Proceedings Against the Late Most Barbarous Traitors (1606)
Buku ini berisi kisah mengenai gagalnya Plot Mesiu di Inggris dan apa yang terjadi sesudahnya. Plot Mesiu adalah suatu rencana yang dirancang oleh orang-orang Katolik Inggris di tahun 1605 untuk membunuh James (raja Inggris yang beragama Protestan), putra sulungnya, serta sebagian besar anggota parlemen Inggris.
Salah satu peserta Plot Mesiu adalah Henry Garnet, kepala gerakan Jesuit Kristen di Inggris. Kulit Garnetlah yang dijadikan bahan pembuat sampul buku ini. Masyarakat saat itu percaya tindakan ini akan membuat Garnet mengalami penderitaan abadi akibat pembangkangannya.
2. Dictionary (1818)
Samuel Johnson adalah seorang penulis merangkap pakar bahasa Inggris yang amat disegani pada masanya. Salah satu hasil karyanya adalah sebuah kamus (dictionary) yang pertama kali diterbitkan pada tahun 1755 dan memuat lebih dari 40 ribu kata. Tahun 1818, seorang penjahat bernama James Johnson dihukum mati di Norwich dan kulitnya digunakan untuk menyampuli sebuah buku kopian kamus buatan Samuel.
3. Narrative of the Life of James Allen (1837)
James Allen adalah seorang penjahat yang dijebloskan ke dalam penjara Turnpike, Massachussets, AS. Ia ditangkap karena melakukan perampokan kepada John A. Fenno. Menjelang kematiannya, Allen meminta supaya kopian memonya dijilid memakai kulitnya sendiri dan disumbangkan kepada Fenno. Permintaan Allen tersebut dituruti dan keluarga Fenno lalu dikirimi buku yang disampul memakai kulit Allen.
4. The Poetical Works of John Milton (1852)
Pada tahun 1830, George Cudmore membunuh istrinya dengan cara mencampurkan racun ke dalam apel dan susu yang hendak diminumnya. Cudmore kemudian ditangkap polisi Inggris dan dihukum mati. Sesudah ia wafat, mayatnya dipindahkan ke rumah sakit Exeter untuk diambil kulitnya.
Seorang pengelola toko buku setempat yang bernama W. Clifford kemudian menggunakan kulit Cudmore untuk menyampuli buku kumpulan puisi John Milton. Di bagian depan buku, terdapat tulisan yang menjelaskan kenapa Cudmore dijatuhi hukuman mati. Saat ini buku tersebut disimpan di Perpustakaan Studi Westcountry, Exeter. (Zak/JBR)