TRANSISI: Buku Terlupakan yang Bisa Jadi Titik Balik Hidupmu
Hidup tidak pernah statis. Seperti kata Heraklitus, filsuf Yunani, satu-satunya hal yang pasti adalah perubahan.
Masalahnya, perubahan jarang datang dengan peringatan. Kadang ia hadir pelan, tapi lebih sering seperti badai yang datang mendadak. Namun yang penting bukanlah bagaimana ia datang, melainkan bagaimana kita melewatinya.
Dalam setiap fase perubahan, banyak dari kita justru kehilangan arah. Tapi di balik kekacauan itu, diri kita sedang dibentuk. William Bridges dalam bukunya “Transisi”, membedakan dua hal penting: change sebagai perubahan eksternal, dan transition sebagai perjalanan batin. Dan justru proses batin inilah yang lebih menentukan hidup kita ke depan.
Mungkin Anda baru pindah kerja, kehilangan pasangan, berpindah kota, atau baru saja merasa tak punya arah. Situasi-situasi ini sering membuat kita diam di tempat, berubah di luar tapi tidak di dalam. Tak heran jika banyak orang gagal move on, karena masih terikat pada masa lalu: pekerjaan lama, cinta lama, hidup yang lama.
Di sinilah kekuatan buku Transisi. Bridges menyusun petanya dengan tenang namun dalam, menjelaskan bahwa perubahan sejati dimulai dengan ending — mengakhiri apa yang harus dilepaskan. Entah itu rutinitas, identitas, atau ekspektasi. Banyak orang merasa kuat, padahal belum benar-benar menyelesaikan yang lama.
Inilah sebabnya banyak luka emosional tak kunjung sembuh. Bukan karena kita tak bisa berubah, tapi karena belum benar-benar berpisah. Sekilas, ini mirip dengan makna hijrah Nabi Muhammad SAW: bukan sekadar pindah tempat, tapi meninggalkan kehidupan lama yang sudah tidak sejalan dengan tujuan hidup.
Bridges menyebut bahwa setelah mengakhiri masa lalu, kita masuk ke fase Neutral Zone — ruang kosong antara yang lama dan yang baru. Di sinilah kita sering merasa limbo: bingung, ragu, bahkan kehilangan arah. Tapi justru di ruang sunyi ini identitas baru sedang tumbuh. Kekosongan itu bukan kehampaan, melainkan ruang lahirnya sesuatu yang segar.
Kemudian, akan datang awalan baru. Bukan dengan gegap gempita, tapi seperti napas pertama setelah badai: tenang dan perlahan. Inilah fase membangun ulang hidup, lebih jernih, lebih tulus, lebih tahu siapa kita dan apa yang sebenarnya penting.
Tiga tahap transisi menurut Bridges:
-
Ending (mengakhiri & melepaskan)
-
Neutral Zone (zona kosong & reflektif)
-
New Beginning (memulai lembaran baru)
Buku Transisi bukan bacaan motivasi instan. Ini adalah peta emosional — pendamping hening yang jujur dan relevan. Sebagai salah satu tim penerbitan di ReneBook, saya bangga bisa ikut menyertai kelahiran buku ini.
Jika kamu sedang merasa kosong pasca resign, kehilangan semangat hidup, krisis identitas, atau hanya merasa asing dengan dirimu sendiri, buku ini bisa menjadi penuntun. Kadang, satu buku yang tepat mampu mengubah jalan hidup seseorang — tanpa perlu suara yang keras.
Buku ini mungkin tak populer, tapi justru dalam diamnya, ia menyentuh. Dan seperti kata pepatah: bukan kita yang menemukan buku, melainkan buku yang menemui kita. Jika kamu membaca hingga paragraf ini, mungkin Transisi memang sedang mencarimu.
Selamat membaca. Dan semoga perjalanan transisimu menemukan maknanya.
—
📘 Dapatkan bukunya di sini:
👉 reneturos.com/product/transisi







