Di dunia yang serba cepat, dalam gulungan arus teknologi digital yang terus berkembang pesat, membuat kita seperti tak punya pilihan kecuali ikut terus berlari, berkejaran dalam pekerjaan demi produktivitas yang tinggi. Akan tetapi, maukah Anda mengintip sebuah gagasan yang membuat situasi akan berbeda. Gagasan itu dituliskan dalam sebuah buku karya Cal Newport. Judulnya Slow Productivity: Seni yang Terlupakan untuk Tetap Produktif Tanpa Burnout.
Slow productivity atau produktivitas lambat memang gagasan menarik di tengah dunia yang serba cepat dan dipenuhi tekanan setiap hari. Banyak orang merasa terjebak dalam pola kerja yang melelahkan, seperti tiada henti. Slow Productivity nenawarkan pendekatan baru dalam bekerja. Ia memberi tahu bagaimana caranya untuk mencapai hasil maksimal tanpa harus mengalami burnout, lelah fisik dan mental.
Cal Newport rupanya konsisten menawarkan gagasan-gagasan menghadapi era teknologi digital yang menjadikan semua aspek kehidupan dipaksa bergerak cepat, membuahkan hasil sebanyak mungkin, sehingga terkesan cenderung lebih melihat aspek kuantitas dibanding kualitas. Sebelum ini, Cal Newport menulis buku “Deep Work“ , “Digital Minimalism” , dan “A World Without Email”. Nah, di buku Slow Productivity ini ia memadukan tema-tema tersebut ke dalam sebuah gagasan filosofis yang ia sebut produktivitas lambat.
Apa itu produktivitas lambat?
Produktivitas lambat. Rasanya ini memang tidak bisa disamakan untuk semua jenis pekerjaan. Untuk mereka yang bekerja dengan jenis pekerjaan yang sifatnya fisik dengan jam kerja yang ketat, boleh jadi memang bukan sasaran dari buku ini. Apa ukuran produktivitas dalam hidup Anda? Berapa banyak email atau notifikasi di Whatsapp Group yang harus segera direspon? Apakah itu ukuran produktivitas? Ternyata belum tentu.
Para pekerja pengetahuan atau orang-orang yang bekerja dengan ide kadang kurang memiliki pandangan yang jelas mengenai produktivitas mereka yang sesungguhnya. Nah, bila Anda seorang yang bekerja dengan ide dan pengetahuan, seperti guru, content creator, penulis, dosen, desainer grafis atau kerja kreatif lainnya, yang mungkin merasa kewalahan dengan terlalu banyaknya pekerjaan, atau frustrasi dengan beban kerja yang tiada habisnya, barangkali buku “Slow Productivity” ini perlu untuk Anda.
Dalam banyak referensi buku-buku tentang produktivitas atau mengenai bagaimana menemukan keseimbangan antara kerja dengan kehidupan seringkali berhenti hanya menjadi inspirasi, tanpa bisa membuahkan hasil yang praktis. Membacanya dengan harapan akan ada perubahan, tetapi kenyataannya hidup kembali lagi ke pola-pola kebiasaan sebelumnya. Pola-pola seperti stres akibat tumpukan pekerjaan, perasaan yang tidak karuan karena desakan deadline, dan rasanya terlalu sedikit waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang bermakna bagi kita. Buku “Slow Productivity” ini tidak begitu.
Kritik dari Penulis
Cal Newport mengkritik budaya kerja modern yang lebih menekankan kesibukan daripada hasil yang konkrit. Buku “Slow Productivity” ini menyajikan perpaduan antara konten yang menggugah pikiran dan riset, serta cerita yang relevan. Sehingga, mestinya ada beberapa hal yang mungkin terkait dengan pengalaman pribadi masing-masing kita, lalu lebih mudah untuk mulai dipraktikkan.
Slow productivity atau produktivitas lambat yang ditawarkan Cal Newport didasarkan pada tiga ide sederhana yang praktis. Pertama, lakukan lebih sedikit hal. Prioritaskan tugas yang benar-benar penting dan menghapus beban kerja yang tidak esensial. Kedua, bekerjalah dengan ritme yang alami. Sesuaikan ritme kerja Anda dengan kapasitas tubuh dan pikiran Anda guna menghindarkan dari tekanan yang berlebihan. Ketiga, utamakan kualitas. Membuahkan hasil kerja yang bernilai dan bermakna daripada sekadar menyelesaikan banyak tugas dengan cepat.
Cobalah mempraktikkan hal-hal tersebut. Uniknya, dengan memperlambat langkah, kita bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Barangkali bukan lebih banyak tugas, melainkan lebih banyak pekerjaan yang bermakna. Cal Newport memang mengajak pembaca untuk mencapai produktivitas, meski lambat, tetapi memperoleh hasil kerja yang lebih bermakna tanpa mengorbankan keseimbangan hidup. Newport juga menawarkan saran praktis untuk membangun setiap konsep ke dalam suasana kerja Anda. Bahkan bila Anda tidak memiliki kendali penuh atas jadwal Anda.
Meski demikian, ada yang perlu dicatat dari saran praktis dari Newport, mengenai terobsesi pada kualitas atau mengutamakan kualitas. Terkadang seorang kreatif yang bekerja dengan ide, seperti penulis atau desainer grafis, yang terobsesi dengan kualitas terjebak pada sikap mental perfeksionisme yang tidak sehat. Akibatnya, bisa saja menjadi tidak taat pada tenggat. Jadi, meski Anda menerapkan produktivitas lambat, bukan berarti terlambat. Melainkan tetap bisa menghasilkan karya alias tetap produktif. Ungkapan singkat ini barangkali bisa Anda pertimbangkan, “Hargai karya Anda sendiri. Berikan setiap proyek Anda waktu dan perhatian yang layak, karena karya yang baik adalah karya yang selesai”.
Identitas Buku
Judul : Slow Productivity
Penulis : Cal Newport
Penerbit : Renebook
Penerjemah : Nadya Andwiani
Cetakan : Februari 2025
Halaman : 272
ISBN : 978-623-89459-9-3
BACA JUGA: “Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia“