Rabu, 17 September 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Bekerja berdasarkan kualitas, bukan kuantitas, karya Cal Newport.

Oleh Dimas Yusuf
16 September 2025
di Resensi
A A

Di dunia yang serba cepat, dalam gulungan arus teknologi digital yang terus berkembang pesat, membuat kita seperti tak punya pilihan kecuali ikut terus berlari, berkejaran dalam pekerjaan demi produktivitas yang tinggi. Akan tetapi, maukah Anda mengintip sebuah gagasan yang membuat situasi akan berbeda. Gagasan itu dituliskan dalam sebuah buku karya Cal Newport. Judulnya Slow Productivity: Seni yang Terlupakan untuk Tetap Produktif Tanpa Burnout.

Slow productivity atau produktivitas lambat memang gagasan menarik di tengah dunia yang serba cepat dan dipenuhi tekanan setiap hari. Banyak orang merasa terjebak dalam pola kerja yang melelahkan, seperti tiada henti. Slow Productivity nenawarkan pendekatan baru dalam bekerja. Ia memberi tahu bagaimana caranya untuk mencapai hasil maksimal tanpa harus mengalami burnout, lelah fisik dan mental.

Cal Newport rupanya konsisten menawarkan gagasan-gagasan menghadapi era teknologi digital yang menjadikan semua aspek kehidupan dipaksa bergerak cepat, membuahkan hasil sebanyak mungkin, sehingga terkesan cenderung lebih melihat aspek kuantitas dibanding kualitas. Sebelum ini, Cal Newport menulis buku “Deep Work“ , “Digital Minimalism” , dan “A World Without Email”. Nah, di buku Slow Productivity ini ia memadukan tema-tema tersebut ke dalam sebuah gagasan filosofis yang ia sebut produktivitas lambat.

Apa itu produktivitas lambat?

Produktivitas lambat. Rasanya ini memang tidak bisa disamakan untuk semua jenis pekerjaan. Untuk mereka yang bekerja dengan jenis pekerjaan yang sifatnya fisik dengan jam kerja yang ketat, boleh jadi memang bukan sasaran dari buku ini. Apa ukuran produktivitas dalam hidup Anda? Berapa banyak email atau notifikasi di Whatsapp Group yang harus segera direspon? Apakah itu ukuran produktivitas? Ternyata belum tentu.

Para pekerja pengetahuan atau orang-orang yang bekerja dengan ide kadang kurang memiliki pandangan yang jelas mengenai produktivitas mereka yang sesungguhnya. Nah, bila Anda seorang yang bekerja dengan ide dan pengetahuan, seperti guru, content creator, penulis, dosen, desainer grafis atau kerja kreatif lainnya, yang mungkin merasa kewalahan dengan terlalu banyaknya pekerjaan, atau frustrasi dengan beban kerja yang tiada habisnya, barangkali buku “Slow Productivity” ini perlu untuk Anda.

BACA JUGA:

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

Belajar Merawat Diri, dari Buku “Self-Gardening Project”

Dalam banyak referensi buku-buku tentang produktivitas atau mengenai bagaimana menemukan keseimbangan antara kerja dengan kehidupan seringkali berhenti hanya menjadi inspirasi, tanpa bisa membuahkan hasil yang praktis. Membacanya dengan harapan akan ada perubahan, tetapi kenyataannya hidup kembali lagi ke pola-pola kebiasaan sebelumnya. Pola-pola seperti stres akibat tumpukan pekerjaan, perasaan yang tidak karuan karena desakan deadline, dan rasanya terlalu sedikit waktu yang dihabiskan untuk menyelesaikan pekerjaan yang bermakna bagi kita. Buku “Slow Productivity” ini tidak begitu.

Kritik dari Penulis

Cal Newport mengkritik budaya kerja modern yang lebih menekankan kesibukan daripada hasil yang konkrit. Buku “Slow Productivity” ini menyajikan perpaduan antara konten yang menggugah pikiran dan riset, serta cerita yang relevan. Sehingga, mestinya ada beberapa hal yang mungkin terkait dengan pengalaman pribadi masing-masing kita, lalu lebih mudah untuk mulai dipraktikkan.

Slow productivity atau produktivitas lambat yang ditawarkan Cal Newport didasarkan pada tiga ide sederhana yang praktis. Pertama, lakukan lebih sedikit hal. Prioritaskan tugas yang benar-benar penting dan menghapus beban kerja yang tidak esensial. Kedua, bekerjalah dengan ritme yang alami. Sesuaikan ritme kerja Anda dengan kapasitas tubuh dan pikiran Anda guna menghindarkan dari tekanan yang berlebihan. Ketiga, utamakan kualitas. Membuahkan hasil kerja yang bernilai dan bermakna daripada sekadar menyelesaikan banyak tugas dengan cepat.

Cobalah mempraktikkan hal-hal tersebut. Uniknya, dengan memperlambat langkah, kita bisa menyelesaikan lebih banyak pekerjaan. Barangkali bukan lebih banyak tugas, melainkan lebih banyak pekerjaan yang bermakna. Cal Newport memang mengajak pembaca untuk mencapai produktivitas, meski lambat, tetapi memperoleh hasil kerja yang lebih bermakna tanpa mengorbankan keseimbangan hidup. Newport juga menawarkan saran praktis untuk membangun setiap konsep ke dalam suasana kerja Anda. Bahkan bila Anda tidak memiliki kendali penuh atas jadwal Anda.

Meski demikian, ada yang perlu dicatat dari saran praktis dari Newport, mengenai terobsesi pada kualitas atau mengutamakan kualitas. Terkadang seorang kreatif yang bekerja dengan ide, seperti penulis atau desainer grafis, yang terobsesi dengan kualitas terjebak pada sikap mental perfeksionisme yang tidak sehat. Akibatnya, bisa saja menjadi tidak taat pada tenggat. Jadi, meski Anda menerapkan produktivitas lambat, bukan berarti terlambat. Melainkan tetap bisa menghasilkan karya alias tetap produktif. Ungkapan singkat ini barangkali bisa Anda pertimbangkan, “Hargai karya Anda sendiri. Berikan setiap proyek Anda waktu dan perhatian yang layak, karena karya yang baik adalah karya yang selesai”.

Identitas Buku

Judul                : Slow Productivity

Penulis             : Cal Newport

Penerbit           : Renebook

Penerjemah      : Nadya Andwiani

Cetakan           : Februari 2025

Halaman          : 272

ISBN               : 978-623-89459-9-3

BACA JUGA: “Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia“

Topik: bukuresensislow productivity
SendShareTweetShare
Sebelumnya

Buku “La tresse” Karya Laetitia Colombani akan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

Dimas Yusuf

Dimas Yusuf

Redaktur Jakarta Book Review (JBR)

TULISAN TERKAIT

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

Autocracy Inc: Buku yang Menggambarkan Rusaknya Demokrasi

1 September 2025
Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

Bullshit Jobs: Sebuah Buku untuk Mengenal Pekerjaan yang Sia-Sia

27 Agustus 2025
Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

Menemukan Alasan Hidup dari Buku “Semoga Kamu Bisa Tersenyum Hari ini”

22 Agustus 2025
Belajar Merawat Diri, dari Buku “Self-Gardening Project”

Belajar Merawat Diri, dari Buku “Self-Gardening Project”

20 Agustus 2025
Selanjutnya

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

Slow Productivity, Cara Baru Menikmati Pekerjaan

16 September 2025
Cover buku dan film La tresse

Buku “La tresse” Karya Laetitia Colombani akan Diterjemahkan ke Bahasa Indonesia

15 September 2025
Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

Buku “The Anxious Generation” Sudah 75 Minggu Menempati New York Times Bestseller

11 September 2025
Ringkasan Habit is Power: Jika Ingin Sukses Hindari 14 Kebiasaan Buruk Ini

Ringkasan Habit is Power: Jika Ingin Sukses Hindari 14 Kebiasaan Buruk Ini

10 September 2025
Ciri Publik Melek Politik, Peminat Buku Politik Makin Tinggi

Ciri Publik Melek Politik, Peminat Buku Politik Makin Tinggi

4 September 2025
AJI Jakarta Buka Konseling Jurnalis Peliput Aksi Massa

AJI Jakarta Buka Konseling Jurnalis Peliput Aksi Massa

2 September 2025

© 2025 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
  • Pegiat
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In