Saya tidak kenal dengan perawat yang meninggal, tapi mengetahui itu membuat saya menangis.
Jakarta – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Rieke Diah Pitaloka merilis buku kumpulan puisi yang berjudul Cara Menikmati Kenangan Dengan Baik, Senin (22/11/2021) malam.
Buku yang digarap bersama dengan sastrawan Agus Noor ini merupakan hasil perenungannya selama terkena Covid-19. Pemain sitkom Bajaj Bajuri ini sempat dua kali terpapar Covid-19, dan yang paling membuatnya menderita saat terpapar yang kedua pada Juni 2021. Hal ini membuat proses pemulihannya memakan waktu sangat lama.
Rieke mengungkapkan, setelah membaca ulang rangkuman puisi yang dibuatnya, ia sempat merasa takjub, pasalnya sudah sepuluh tahun dirinya tidak mengasah kemampuannya dalam karya sastra indah. Terakhir kali ia menulis buku pada tahun 2011 dengan judul Sumpah Saripah.
Menulis buku kali ini bukan sekedar iseng atau memanfaatkan waktu luang selama karantina, ia menilai pandemi yang terjadi sekrang merupakan peristiwa besar dalam peradaban manusia.
“Pandemi Covid-19 adalah moment yang luar biasa, sebuah peristiwa besar dalam peradaban manusia, dan saya merasa harus ada sesuatu yang dibuat. Bukan scientis atau teknologi, tapi sesuatu yang bisa dirasakan orang. Lewat puisi ini kita bisa menyimpan arsip tentang pandemik Covid-19 yang melanda umat manusia,” bebernya.
Secara ringkas, Rieke mengungkapkan buku puisi ini berisi kisah tentang cinta, Covid-19, suster yang meninggal di Wisma Atlet, dan beberapa perasaan tentang pandemi Covid-19.
“Saya tidak kenal dengan perawat yang meninggal, tapi mengetahui itu membuat saya menangis. Dia memiliki anak dan keluarga, tapi harus bekerja merawat orang sakit sampai dirinya sendiri meninggal. Dia meninggal karena mengurus orang yang terkena Covid-19,” ujarnya.
Ia berharap dengan hadirnya buku ini dapat menjadi pengingat bahwa dalam setiap musibah pasti ada cara untuk mengatasi traumanya. “Semoga buku ini mengingatkan banyak orang, bahwa kita memiliki cara yang baik untuk menghilangkan trauma, baik itu trauma bagi mereka yang kehilangan orang terkasih, atau bagi mereka yang masih diberi kesempatan hidup,” pungkasnya. (Zak/JBR)