Sinopsis:
Ammar Ihsan Rodhiyyan
Aku bukanlah orang yang pandai beribadah, banyak hal yang aku umpat, bahkan syukurku hanya sedikit. Namun, semuanya berubah saat aku menemukan sebuah buku.
Zaritsa Puteri Cahaya
Namaku Zaritsa, mereka memanggilku si bisu. Tapi, yang bisu adalah mulutku, bukan hidupku. Tiap waktuku adalah tentang bagaimana caranya menebarkan manfaat.
Dengan niat mengembalikan buku itu pada pemiliknya, Ihsan bertemu dengan banyak orang yang mengenal Zaritsa. Dari merekalah Ihsan semakin mengenal Zaritsa. Perjalanan itu mengajarkannya tentang 5 Titik 1 Koma kehidupan.
Namun, saat Ihsan hampir menemukan Zaritsa, ada sesuatu yang memaksa Ihsan berhenti mencarinya. Haruskah perjalanan ini berakhir sia-sia tanpa pertemuan?
“Hangka menyulam kata demi kata hingga buku ini tersusun indah. Ada kalanya hidup terasa hampa, buku ini membuat kita cerdas bersyukur. Membuat kita memaknai hidup.” -Ustadz Abdul Somad, Lc., MA., Dai dan Ulama Indonesia.
“Rugi jika tak memiliki dan menyimaknya buku karya Hangka ini. Bravo!” —Pipiet Senja, Novelis dan Penulis Senior Indonesia.
Kata Mereka tentang Novel 5 Titik 1 Koma
“Hangka menyulam kata demi kata hingga buku ini tersusun indah. Ada kalanya hidup terasa hampa, buku ini membuat kita cerdas bersyukur. Membuat kita memaknai hidup.” —Ustadz Abdul Somad, Lc., MA., Dai dan Ulama Indonesia.
“Sebuah novel menarik! Penuh muatan filosofis, namun tetap renyah dibaca. Tentang perjuangan seorang perempuan bisu yang mencari hakikat diri dan kebermanfaatannya bagi sekitar. 5 Titik 1 Koma adalah novel yang ‘kaya’ juga filmis, dan sayang bila dilewatkan.” —Helvy Tiana Rosa, Sastrawan, Dosen, dan Produser Film.
“Buku ini layak untuk dibaca dan direnungkan dengan saksama karena mengandung nilai-nilai kehidupan yang sempurna sesuai tuntunan Allah swt. Kisah seorang yang mengalami indahnya hidup bersama tuntunan Allah dalam kesabaran dan kesyukuran serta upaya yang tidak ada hentinya menuju ridha-Nya. Mudah-mudahan menambah bekal bagi yang membaca buku ini dalam mengarungi warna warni serta suka duka hidup dan kehidupan.” —KH. Hasan Abdullah Sahal, Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.




Reviews
There are no reviews yet.