Kalau ada satu buku keluaran terbaru yang dapat menggambarkan kondisi masyarakat di Indonesia saat ini. Mungkin keluaran buku dengan judul “Dikira Guyon, Ternyata Sindiran” karya Indra Armanda ini dapat menggambarkan kondisi sekarang. Di tengah-tengah berita yang membuat masyarakat tak habis pikir. Indra Armanda sebagai penulis buku ini, menghadirkan tokoh sebagai orang yang memantik obrolan-obrolan politik yang biasa terjadi di warung-warung kopi.
Kadang kala, obrolan politik di ruang-ruang formal sangat sulit dimengerti oleh masyarakat umum, apalagi kalangan bawah. Dari membicarakan berbagai isu seperti agama yang menjadi “alat” politik, membenarkan bahwa keyakinannya lebih tinggi dibandingkan yang lain, dan penolakan atas ide baru. Kita sebagai pembaca akan melihat kondisi sebenarnya dari obrolan jenaka di tengah-tengah masyarakat.
Terdapat Tokoh Yang Menjadi Pemantik Obrolan
Kalau di tongkrongan zaman SMA atau di kuliah ada teman yang bisa ngobrolin apa aja jadi bahan obrolan yang asik. Tokoh yang diberikan nama “Kang Pardi” di dalam buku “Dikira Guyon, Ternyata Sindiran” ini menjadi pembuka obrolan. Kadang kala, tokoh Kang Pardi ini memberikan pernyataan yang oposisi dari obrolan yang tengah berlangsung.
Di dalam buku “Dikira Guyon, Ternyata Sindiran”, pembaca akan melihat cara berpikir dari Kang Pardi yang sangat realistis dan jauh dari kata “kepentingan pribadi” dalam argumen-argumennya. Di dalam BAB pertama saja terkait obrolan toleransi dan pancasila, perseteruan antara Kang Pardi dan Cak Mbulet dalam memandang tokoh agama-pun dibahas sampai larut malam.
Kalau bisa dibilang, tokoh Kang Pardi ini menjadi penerjemah buat warga-warga sekitar untuk mengetahui konteks pembicaraan, cara berpikir yang lebih sistematis, dan menggunakan bahasa-bahasa yang mudah dimengerti. Sehingga, penghuni warung-warung kopi dan pos jaga komplek menjadikan Kang Pardi sebagai orang yang diminta pendapatnya.
Antar BAB di dalam buku “Dikira Guyon, Ternyata Sindiran” pembaca akan mengikuti Kang Pardi bertemu dengan orang-orang yang berbeda pandangan. Menghadirkan diskusi yang menarik dengan topik yang berbeda-beda. Sembari membaca, pembaca buku ini akan berpikir “kira-kira mana yang argumennya bisa saya terima”.
Cocok Buat Kamu Yang…
Kalau kamu orang yang ekstrovert, suka update soal kondisi politik dan berita hangat saat ini. Buku ini cocok karena menampilkan karakter yang serba ngomenin isu yang sebagian orang dianggap sensitif. Cara penulis menggambarkan obrolan yang penuh perdebatan akan terlihat di buku ini.
Terlebih lagi, buku “Dikira Guyon, Ternyata Sindiran” banyak menggunakan kalimat langsung dalam menceritakan suatu isu dan argumen di setiap tokohnya. Ceritanya singkat-singkat dan mendalam, cocok buat kamu yang tidak suka basa-basi. Dipublikasikan dalam 92 halaman, menceritakan isu yang berbeda di setiap BAB-nya dengan sudut pandang masyarakat kecil.
Mungkin dulunya tokoh Kang Pardi sering baca buku “Attitude is Everything” karya Jeff Keller. Jadi bisa gabung sama komunitas atau paguyuban-paguyuban yang ada di sekitar rumahnya.
Jadi, sudah siap melihat obrolan Kang Pardi bersama orang-orang di warung kopi dan poskamling?
Judul: Dikira Guyon, Ternyata Sindiran
Penulis: Indra Armanda
Genre: Novel
Edisi: Cetakan Pertama, Mei 2025
ISBN: 978-634-7224-45-3