Sabtu, 17 Mei 2025
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
Jakarta Book Review (JBR)

Jalan Pulang, Peziarahan Batin Menemukan Diri

Review Buku "Jalan Pulang" Karya Maria Hartiningsih, Kepustakaan Populer Gramedia

Oleh Yeti Kartikasari
8 Agustus 2023
di Resensi
A A
buku jalan pulang maria hartiningsih

Jalan Pulang – Perjalanan selalu menarik dibicarakan. Ini bukan hanya tentang pergi ke mana dan bersama siapa? Tapi lebih dari itu. Yakni apa tujuan perjalanan dan hal menarik apa yang diperoleh saat bertualang.

Perjalanan  bukan melulu soal jarak dan waktu. Ia juga berkaitan dengan pengalaman fisik dan batin yang melibatkan beragam emosi; kebahagiaan, kesedihan, marah dan sebagainya. Itu semua menjadi warna dalam perjalanan dan menambah kaya pengalaman hidup. Sesuatu yang tidak semua orang bisa melakukannya. Perjalanan menjadi privelege. Sangat personal.

Jalan Pulang, merupakan tulisan panjang pengalaman perjalanan spiritual jurnalis kawakan harian Kompas, Maria Hartiningsih saat menempuh peziarahan menuju Katedral Santiago de Compostela. Lokasi itu berada di ibu kota bagian barat laut Spanyol, tepatnya di wilayah Galicia. Untuk menuju ke sana, penulis menempuhnya dengan berjalan kaki selama delapan hari. Mulai dari Sarria, yang berada di Provinsi Logo, barat laut Spanyol.

Petualangan yang panjang, jauh dan melelahkan bagi penulis. Tapi justru dalam kesulitan-kesulitan yang ia jalani itu, penulis menemukan banyak insight yang membuatnya semakin kaya secara rohani.

Novel Paulo Coelho, “The Pilgrimage” yang menginspirasi Maria Hartiningsih untuk melakukan peziarahan menuju Santiago de Compostela. Bagi penulis, ziarah itu sebagai jalinan petualangan menakjubkan dan penjelajahan spiritual seseorang untuk menemukan jalannya: suatu parabel untuk pencari.

BACA JUGA:

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

Buku ini terdiri dari empat bab yang lezat yakni Santiago de Compostela, Lourdes, Plum Village dan Oran-Mostaganem.

Ibarat menikmati sepotong cake sembari ngopi, tidak buru-buru menghabiskannya. Pun membaca buku ini, saya sengaja melambatkan ritme untuk ikut merasakan denyar pengalaman peziarahan penulis.

Gaya bercerita penulis sangat asyik, detil, kaya warna dan kontemplatif. Latar belakang penulis yang jurnalis membuat tulisannya terasa hidup dan mengajak pembaca untuk ikut merasakan apa pun yang penulis temui selama perjalanan sampai hal-hal paling kecil.

The Camino Santiago de Compostela

The Camino atau “Jalan”, begitu The Camino Santiago de Compostela lazim disebut. Merupakan jalur budaya Eropa pertama oleh Konsil Eropa pada tahun 1987 dan sebagai Warisan Kebudayaan Umay Manusia (Cultural Heritage of Mankind) oleh PBB untuk Pendidikan, Sains dan Budaya (UNESCO) pada 1993.  Sedangkan kota tuanya dinyatakan sebagai Situs Warisan Dunia UNESCO pada 1998..

Santiago de Compostela merupakan situs suci dalam tradisi Kristiani setelah Jerusalem dan Roma. Bedanya, dengan Roma dan Jerusalem, Santiago de Compostela lebih familiar oleh peziarah di Eropa.

Di jalur menuju tempat yang diyakini sebagai makam San Tiago di dalam Katedral Santiago itu terdapat 1800 karya cipta Seno dan arsitektur, mewakili kelahiran seni Romawi. Ada pula katedral-katedral berarsitektur gotik, Renaisans, dan barok, serta rangkaian biara dan gereja.

Rute paling populer menuju Katedral Santiago adalah jalur Prancis. Rute itu terbentang dari Saint-Jean-Pied-de-Port, wilayah Prancis dari Pyrenees menuju Roncesvalles di wilayah Spanyol. Lalu, Camino de Santiago dilanjutkan melalui empat kota utama, yaitu Pamplona, Logrono, Burgos dan Leon sejauh 800 kilometer.

Doa

Sebelum jauh mengembara menyusuri Jalan Camino, ada bagian paling menarik yang sangat menyentuh dari penulis. Yakni, saat Maria Hartiningsih mendedah pemahaman spiritualnya tentang doa pada jamaah bukunya.

Penulis dengan liris menyebut, bahwa baginya doa tak punya batas ruang dan aturan.

Doa tak hanya didaras di tempat sunyi atau rumah-rumah ibadah. Baginya, doa adalah saat dia bernafas dengan sadar penuh; mendengarkan orang, menemani yang berduka, menyimak, menyiangi rumput liar dan menyapu daun kering, mengamati lukisan awan di langit sebelum dibuai angin, berjalan, memasak, makan, minum, mandi, buang air dan menulis.

Dalam tutur yang indah, penulis juga menguraikan doa sebagai aksi saat dirinya memberi, menerima, dan memaafkan dengan sadar penuh, mengakui kesalahan dan meminta maaf, mengungkapkan kebenaran yang tidak menyenangkan, mengatakan tidak tahu dan berbela rasa. Doa juga berwujud saat ia menolak menyakiti orang lain, menolak menimbun kotoran yang menyumbat cahaya kejernihan di ruang batin.

Kuil ibadahku berdiam di dalam hati dan kunyawai dalam kehidupan, kubawa ke mana pun pergi.

Ziarah

Maria Hartiningsih memaparkan makna ziarah yang luas. Dimensi itu, kata penulis ada pada hampir semua kepercayaan, agama dan non-agama, dalam berbagai periode bersejarah. Ia juga memaparkan tulisan Simon Coleman dan John Eisner yang menjelaskan sangat baik peran historis ziarah dalam tradisi Hindu, Islam dan Kristen.

Penulis menukil, ziarah merupakan bagian penting dari kehidupan kultural dan spiritual masyarakat Eropa Barat sejak berabad-abad lalu. Hingga sekarang, sebagian orang masih berharap bisa melakukan ziarah dengan jalan kaki, setidaknya sekali seumur hidupnya, apa pun resikonya, menuju Santiago de Compostela.

Dalam bahasa puitik, penulis menyebut ziarah adalah perjalanan menuju entah. Perjalanan itu tak memiliki definisi baku. Setiap orang melakukan peziarahan dengan cara masing-masing.

Renungan

Sebagai catatan perjalanan, tulisan penerima penghargaan Yap Thiam Hien untuk Hak Asasi Manusia kategori Pendidik (2003) melebihi ekspektasi. Tidak hanya bicara tujuan, transportasi, akomodasi dan hal-hal duniawi lainnya yang menyertai perjalanan pada umumnya.

Tapi justru membeberkan dinamika-dinamika yang terjadi selama di jalan, antisipasi pada segala kemungkinan tidak menyenangkan, dan pergulatan batin selama di jalan yang justru menjadi inti dari peziarahan itu sendiri.

Detil-detil yang Maria Hartiningsih tulis, seperti keindahan panorama pedalaman Spanyol, keindahan fasad-fasad arsitektur peninggalan Romawi dan kuliner yang ia cecap selama perjalanan, memancing rasa ingin tahu pembaca dan bisa menginspirasi untuk melakukan peziarahan yang sama dengan penulis.

Jalan Pulang

Sebagai jurnalis yang puluhan tahun menekuni profesinya, kekayaan pengalaman hidup Maria Hartiningsih tak perlu kita ragukan lagi. Pertemanannya dengan banyak orang dengan beragam latar belakang sosial berbeda juga terungkap dalam buku ini.

Pemahamannya pada iman yang ia yakini membuatnya menjadi sosok yang luas hati, penuh toleransi dan terbuka pada siapa pun.

Jalan Pulang, bukan sekedar catatan perjalanan jurnalistik, tapi juga renungan hidup serta literatur hidup berkesadaran dan penuh rasa syukur pada sekecil apa pun berkat Tuhan.

Identitas Buku

Judul Buku Jalan Pulang
Penulis Maria Hartiningsih
Dimensi 14 x 21 cm
Cetakan Kelima, Januari 2023
Halaman xix + 497
Cover Soft Cover
Penerbit Kepustakaan Populer Gramedia
ISBN 977-602-424-222-0

 

Topik: gramediaHeadlinejalan pulangmaria hartiningsihsantiago de compostela
SendShareTweetShare
Sebelumnya

#RenebookClub Gelar Bedah Buku Bestseller “The Visual MBA”

Selanjutnya

#MusyawarahBuku Ulas Tafsir al-Quran, Hadapi Problem Zaman Akhir

Yeti Kartikasari

Yeti Kartikasari

Saya seorang part time traveler, penulis lepas dan guru jurnalistik. Hobi menulis, membaca dan fotografi.     

TULISAN TERKAIT

Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025
CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

CINTAI DIRI KITA SENDIRI: UBAH TITIK NADIR MENJADI TITIK BANGKIT

15 April 2025
Selanjutnya
Selanjutnya
Bedah Tafsir al-Quran Imam Qusyairi

#MusyawarahBuku Ulas Tafsir al-Quran, Hadapi Problem Zaman Akhir

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Terbaru

Mengupayakan Keadilan di Bumi  [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

Mengupayakan Keadilan di Bumi [Timbangan atas Buku “Just Earth” Tony Juniper ]

23 April 2025
Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

Paus Fransiskus: Antara Keberanian, Kasih, dan Visi Masa Depan

22 April 2025
Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

Perginya Pengusung Agama yang Ekologis Penuh Kasih [Obituari Paus Fransiskus]

22 April 2025
PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

PELAN TAPI SUKSES; FILOSOFI KUNGKANG MIRIP “OJO KESUSU”

21 April 2025
menemukan cinta

PELUKAN HANGAT BAGI YANG “TERSESAT”, PENAT, DAN INGIN MENEMUKAN CINTA

21 April 2025
Ksatria JEDI Bernama Farhan Helmy dan Sepenggal Kisah tentang Pembiayaan Inovatif untuk Disabilitas dan Lansia

JEDI Knight Farhan Helmy and a Story of Innovative Financing for the Disability and Elderly

21 April 2025

© 2024 Jakarta Book Review (JBR) | Kurator Buku Bermutu

  • Tentang
  • Redaksi
  • Iklan
  • Kebijakan Privasi
  • Kontak
Tidak ada hasil
Lihat semua hasil
  • Masuk
  • Beranda
  • Resensi
  • Berita
    • Berita Utama
    • Berita Buku
  • Kolom
  • Pegiat Buku
  • Ringkasan
  • Kirim Resensi

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In