Wakil Ketua DPRD Surabaya Reni Astuti meluncurkan buku berjudul Sampai Pagi. Isinya mengenai cerita, kisah dan pengalamannya dalam penanganan pandemi COVID-19 selama dua tahun terakhir.
“Ini catatan saya sebagai anggota DPRD Surabaya, sejak awal pandemi. Hingga tepat pada Hari Pahlawan, ketika pandemi mulai menurun. Sementara itukondisi kota ini semakin membaik. Saya luncurkan buku ini dengan maksud banyak hal yang bisa kita kenang,” kata Reni Astuti dalam acara peluncuran bukunya di DPRD Surabaya Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
Banyak hal yang tidak terlupakan terkait penanganan pandemi. Dua tahun bangsa ini dihajar Covid-19. Tentu ada banyak hal yang bisa diambil sebagai pelajaran di dalamnya. Di Kota Surabaya, banyak hal yang dilakukan oleh pemerintah kota dan DPRD yang berjuang bersama dalam penanganan COVID-19.
Persoalan dan solusi
Reni mengatakan banyak persoalan, tapi juga ada banyak solusi. Juga ada banyak kebersamaan, perjuangan, pahlawan. Mereka adalah tenaga medis, petugas pemerintah kota, dan jurnalis. Semuanya terlibat dalam penanganan COVID-19.
“Yang menarik dari buku Sampai Pagi ini adalah banyak aktivitas dari tenaga medis. Juga petugas di lapangan dan anggota DPRD Kota Surabaya. Semuanya melakukan pelayanan tak kenal waktu, ya sampai pagi,” katanya.
Reni menyebutkan contoh layanan puskesmas harus buka 24 jam. Yaitu pemulasaraan. Juga penguburan yang juga tak kenal waktu. Aktivitas tersebut selalu ada sepanjang hari dan malam.
“Ada 54 media yang kami masukkan dalam buku ini sebagai contoh betapa teman-teman jurnalis juga tidak berpangku tangan dalam menghadapi pandemi COVID-19,” ujarnya.
Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengapresiasi produktivitas politisi perempuan itu. Dia menjelaskan, semua orang yang terlibat dalam penanganan pandemi adalah pejuang COVID-19.
“Pemkot Surabaya bersama DPRD Surabaya guyub, bergotong royong bersama masyarakat dan para jurnalis. Seluruhnya fokus untuk melawan pandemi COVID-19,” kata Eri melalui sambutan peluncuran buku itu.
Senada dengan itu, Ketua DPRD Kota Surabaya Adi Sutarwijono juga menyatakan perjuangan masyarakat Kota Pahlawan dalam menghadapi pandemi COVID-19 patut diapresiasi setinggi-tingginya.
“Selain melakukan pendataan, terbayang kembali bagaimana harus menyediakan lokasi isolasi, penanganan yang tak ada kata henti, menyiapkan pemulasaraan dari korban meninggal yang masih harus menunggu 1×24 jam. Hal ini menunjukkan semangat kebersamaan dalam menghadapi persoalan-persoalan yang ada di Kota Surabaya ini,” kata Adi.