Jakarta – Selama 32 tahun eksis, Orde Baru ternyata memiliki banyak borok, meski juga memiliki banyak poin plus. Dalam acara bedah buku “Tonggak-Tonggak Orde Baru,” terungkap, rezim yang dipimpin Soeharto ini mencatat rapor merah.
Tak bisa dimungkiri, Orde Baru terlalu lama menempatkan Soeharto sebagai presiden. Dalam masa itu ada ego sektoral yang kuat serta hilangnya kerja sama multi pihak antara pemerintah, komunitas, akademisi, media, hingga pelaku ekonomi.
Dalam acara bedah buku yang digelar pada pekan lalu ini, hadir penulis Bambang Wiwoho, mantan wartawan harian Kompas. Bedah buku ini bertepatan dengan 14 tahun meninggalnya HM. Soeharto.
Dalam bedah buku yang dilakukan secara daring dan luring ini, hadir pula Prof. Dr. Ir Arissetyanto Nugroho dari Universitas Trilogi, Prof. Dr. Cecep Darmawan.Spd dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Acara ini dimoderatori, Sekretaris Jendral Keluarga Mahasiswa dan Alumni Penerimaan Beasiswa Supersemar (KMA-PBS) Pusat, Agus Riyanto. (MD/JBR)