Bertekad menjadi ujung tombak budaya literasi masyarakat secara konsisten
Bogor – Melalui Direktorat Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus (PMPK), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemdikbud RI) meresmikan Kampung Literasi Sukaluyu, Bogor, Minggu (14/11/2021).
Peresmian yang digelar di Taman Baca Masyarakat (TBM) Lentera Pustaka di Kaki Gunung Salak ini, merupakan suatu upaya untuk mewujudkan kawasan giat membaca berbasis inklusi sosial.
Di hadapan 250 peserta, Dr. Cecep Suryana, selaku koordinator Fungsi Keaksaraan dan Budaya Baca, Direktorat PMPK, menegaskan pentingnya meningkatkan kegemaran membaca berbasis kawasan, baik desa maupun kecamatan dengan melibatkan semua elemen masyarakat.
“Saya sangat mengapresiasi Kampung Literasi Sukaluyu oleh TBM Lentera Pustaka, karena melibatkan relawan, warga, dan anak-anak usia sekolah yang jumlahnya banyak,” ujarnya.
Harapnnya, Kampung Literasi Sukaluyu dapat menjadi inkubator gerakan literasi, khususnya di Bogor. Sehingga tradisi membaca di kalangan anak-anak maupun masyarakat tetap eksis meskipun di gempur era digital.
Dalam kesempatan yang sama, Syarifudin Yunus selaku pendiri TBM Lentera Pustaka, mengungkapkan rasa syukurnya atas apresiasi positif dari pemerintah.
“Saya sangat bersyukur, TBM Lentera Pustaka terpilih menjadi bagian dari 30 taman bacaan di Indonesia yang menggelar program Kampung Literasi dari Direktorat PMPK dan Forum TBM. Hal ini jadi energi baru gerakan literasi berbasis kawasan terhadap 12 program literasi yang sedang berjalan,” ungkapnya.
Sebagai informasi, pendiri TBM Lentera Pustaka ini pernah meraih penghargaan “31 Wonderful People tahun 2021” kategori pegiat literasi dan pendiri taman bacaan dari Guardian Indonesia.
Selain itu ia juga terpilih menjadi sosok inspiratif dalam “Spiritual Journey” oleh salah satu BUMN di Indonesia pada Oktober 2021 lalu.
TBM Lentera Pustaka bertekad menjadi ujung tombak dalam menegakkan giat membaca dan budaya literasi masyarakat secara konsisten dengan melakukan aktivitas literasi yang kreatif dan menyenangkan di taman bacaan. Melalui model “TBM Edutainment”.
“Tujuannya, agar taman bacaan bukan hanya sebagai tempat membaca dan gudang buku. Tapi mampu menjadi sentra pemberdayaan masyarakat yang efektif dan berdaya guna,” pungkas Syarifudin. (Zak/JBR)