Karya yang berdasarkan fakta
Jakarta – Secara singkat, nonfiksi merupakan klasifikasi karya informatif yang didasarkan pada peristiwa yang benar-benar terjadi dalam dunia nyata.
Dikutip dari Buku Ajar Bahasa Indonesia oleh Fitri Itut Rahayu, pengarang karya non-fiksi wajib bertanggung jawab atas kebenaran atau akurasi dari peristiwa, orang, atau informasi yang disajikan. Jika terbukti tidak benar, maka hal tersebut dianggap sebagai penipuan sastra.
Beberapa contoh karya non-fiksi, yaitu biografi, karya ilmiah, reportase, berita, makalah, dan jurnal penelitian.
Karya nonfiksi juga dapat disajikan dalam bentuk buku. Namun, sebuah buku harus memenuhi unsur-unsur tertentu jika ingin dikategorikan sebagai karya nonfiksi.
Menurut dari buku Explore Bahasa Indonesia karya Erwan Rachmat Unsur-unsur tersebut diantaranya,
Ide/Topik/Tema
Menentukan ide, topik, dan tema merupakan langkah awal dalam menyusun sebuah buku nonfiksi. Tema bisa ditentukan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penulis. Sebagai contoh kenalakan anak.
Data
Langkah selanjutnya yakni mengumpulkan data. Data dapat diperoleh dengan wawancara narasumber yang terpercaya, studi literasi seperti buku, koran, internet, atau ertikel, pengalaman pribadi, dan masih banyak lagi.
Contohnya, jika ingin menulis buku tentang kenalakan anak, penulis dapat mewawancarai guru, kepala sekolah, atau murid-murid. Sebagai pelengkap, penulis dapat menyimak berita tentang kenakalan anak atau membaca buku yang bertema sama.
Penyusunan teks
Setelah semua data terkumpul, penulis dapat menyusun laporan seputar tema yang dipilih berdasarkan data-data tersebut. Penulis juga dapat membuat urutan bab sesuai kerangka teks yang telah disusun.
Sebagai contoh:
Bagian awal buku diisi kata pengantar, tujuan penulisan, daftar isi, daftar tabel, dan daftar gambar. Pada bab pertama berisi pembukaan, abstraksi mengenai kenakalan anak. Bab kedua, Isi, pembahasan mengenai kenakalan anak, sebab akibat dan dampak yang ditimbulkan dari kenakalan anak terhadap dirinya sendiri dan orang-orang sekitar. Sedangkan bab ketiga berisi penutup yang diisi dengan kesimpulan atau saran penulis terkait kenakalan anak.
Halaman sampul
Untuk bagian sampul depan, umunya berisi judul, nama penulis, dan logo penerbit. Sedangkan untuk sampul belakang diisi dengan judul buku, synopsis, informasi penerbit, nomor ISBN, serta informasi penting lainnya, seperti biografi penulis atau testimoni pembaca. (Zak/JBR)